18

270 34 0
                                    

Namjoon yang kelewat pintar, atau hanya Yerin yang terlampau bodoh. Sepuluh menit dari ia memberikan pesan kepada Namjoon, lelaki itu dengan mudah menemukan dirinya. Katanya, ia menyadap ponsel milik Yerin untuk berjaga-jaga. Yerin tentu marah, dan mimik wajahnya jelas terlihat nyata.

"Ceritakan padaku, kenapa?" Tanya Namjoon lembut, seraya berjongkok mendekati diri Yerin yang menyudut di ujung tembok. Gadis itu hanya menangkupkan wajah, tidak ingin melihat Namjoon. Ia tidak ingin orang melihat dirinya yang hancur ini.

"Kenapa kakak kesini, seharusnya kakak tidak menemukanku." Bisik Yerin sendu, kemudian menatap Namjoon takut-takut. Lelaki itu menyampirkan surai yang menutupi wajah Yerin. "Untuk menyelamatkanmu apa lagi. Bukankah Yerin pernah janji sama kakak untuk cerita di kala rasa sedih, kenapa Yerin ingkar."

Yerin menggeleng, Namjoon menarik lengan gadis itu yang telah penuh dengan luka sayatan. "Ini lama loh nyembuhinya, sayang sekali, Kulit Yerin itu bagus kenapa di lukain gini." Yerin masih saja diam, sementara luka itu tak henti-hentinya mengeluarkan cairan.

"Kita obatin ya." Bujuk Namjoon, Yerin menggeleng lagi. Namjoon menghembus nafas kasar, nampak Yerin semakin menunduk takut. Tidak tahu kenapa, rasanya ia ingin sekali di rengkuh. Dan di tenangkan dirinya yang rasanya terengah seperti di cekik angin.

"Kak, boleh tidak aku meluk kakak, rasanya aku seperti di cekik oleh jiwaku sendiri dan itu sakit banget." Kata Yerin akhirnya, Namjoon tersenyum dan lebih dulu merengkuh gadis itu kedalam pelukkanya. Sesekali mengelus bahu gadis itu searah, membuat Yerin merasa nyaman entah kenapa.

/Apa ini rasanya di butuhkan, setelah diriku di hiraukan/

[ ]

Manipulative ; Moon and Sun [ Taerin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang