d u a p u l u h t u j u h

926 30 0
                                    

Jangan lupa vote nya kalian...

Putra melangkah masuk kedalam rumah nya dengan santai. Dia menatap sekitar nya yang terlihat sepi tak berpenghuni.

Dia semakin mendekat kearah kamar adik adik nya untuk mengecek mereka satu persatu. Sesampai nya Putra di depan kamar Amar dan Fina dia hanya terdiam tak mengetuk pintu nya atau membuka nya.

Perlahan dia mengangkat tangan nya bersiap untuk membuka pintu itu. Dengan pelan dia memasukan kepalanya sedikit melalui celah pintu yang sedikit terbuka itu.

"kosong"

Putra kini sudah membuka pintu itu lebar lebar. Dia suudah ada di dalam kamar Fina yang sudah terlihat rapih. Dia mencoba mencari nya di kamar mandi siapa tau Fina sedang ada di sana.

Tapi sama saja Putra tak menemukan adik nya itu di dalam sana. Dengan langkah cepat dia langsung berlari kembali ke ruang keluarga. Dia terduduk dengan lemas di sofa. Pandangan nya lurus kedepan seperti sedang memikirkan kedua adik nya.

"AAAAAAAAAAA"

PLAK

Suara teriakan diiringi dengan tamparan membuat Putra langsung terlonjak dari duduk nya. Dia melangkah dengan pelan menuju suara yang berasal dari halaman belakang.

Putra mengendap endap melihat lewat jendela didekat pintu. Dia terlonjak kaget saat melihat kedua adik nya yang sedang berada di pinggir kolam berenang dengan kedua tangan dan kaki yang terikat.

Di belakang mereka terdapat dua laki laki berbadan besar dengan pistol di tangan nya. Tidak hanya dua laki laki itu yang ada di sana. Tapi masih ada satu orang lagi yang ada di sana. Putra tidak bisa melihat wajah nya karna posisi nya yang sedang membelakangi Putra.

Perlahan Putra kembali kedalam untuk mencari sesuatu. Dia kembali lagi dengan pisau di tangan nya. Perlahan dia membuka pintu dan mulai mengendap endap supaya tak ketahuan.

Namun langkah nya ketahuan saat salah satu dari laki laki di belakang Amar melihat nya.

"KAK TOLONGIN KITA" teriak Fina histeris. Dia terlihat sangat ketakutan. Putra mencoba tersenyum untuk menenangkan kedua adik nya.

"apa mau kalian?!" tanya Putra dengan suara lantang. Laki laki yang tadi memunggui Putra kini sudah berbalik menghadap Putra. Dia tersenyum miring saat melihat Putra yang ada di hadapan nya dengan pisau yang tadi di bawa nya

"mau saya cuma satu, yaitu membunuh kalian bertiga" ucap laki laki tadi dengan senyum jahat nya.

"Siapa kamu sebenar nya?!"

"saya Bram pemilik perusahaan yang udah papa kamu buat hancur berkeping keping. Dan ini saat nya saya yang menghancurkan nya dengan membunuh ketiga anak nya sekaligus" ucap laki laki tadi yang bernama Bram. Dia mulai melangkah mendekat kearah Putra dengan smirk nya.

"heh" cibir Putra dengan kedua tangan yang di lipat didepan dada. Pandangan meremehan yang dia berikan kepada Bram mampu membuat nya diam dari langkah nya.

"cara om kuno banget. Cara kaya gini udah terlalu sering muncul di tv tv. Kenapa gak pake cara yang beda dari penjahat pada umum nya" ucap Putra santai. Bram terlihat marah mendengar ucapan Putra

"berani nya kamu" Bram langsung mengarahkan pistol kekepala Putra. Fina dan Amar yang melihat nya sudah tegang. Mereka takut terjadi apa apa dengan kakak nya itu.

"JANGANNN"

Teriakan Fina membuat Bram membatalkan tembakan nya. Dia masih terus menatap Putra dengan tajam.

"jangan apa apain kak Putra. Aku mohon" ucap Fina lirih. Putra menatap adik perempuan nya itu lalu menggeleng lemah. Fina tak menghiraukan larangan Putra tadi.

Sepi Dipenghujung Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang