Bismillaah

1.2K 143 30
                                    

Serial BIMA – Bismillaah

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2019, 17 Oktober

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Hujan di luar sana masih turun dengan derasnya ketika tangan kanan Bima meraih kenop pintu utama ruang masjid kampus yang bagian dalamnya hanya diisi oleh dirinya dan juga Ben. Ini hari Ahad, kegiatan kampus libur, jadi tidak banyak warga kampus yang datang seperti hari lainnya. Meski ada beberapa yang datang untuk mengunjungi perpustakaan atau spot-spot kampus yang menyediakan layanan WiFi dengan kecepatan mumpuni, dan kantin tentu saja.

Tapi masjid kampus? Hanya Bima dan Ben yang mengisi. Mereka biasa bertemu di hari Ahad pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan untuk Ben belajar tentang Islam melalui sedikit ilmu yang dimiliki Bima. Keduanya juga terbiasa hadir kajian jika sedang tidak melakukan pertemuan.

"Bismillaah..." ucap Bima begitu duduk kembali di hadapan Ben yang masih sibuk mencatat ulang surat pendek yang sekiranya akan ia jadikan hafalan berikutnya.

Ben adalah teman kampus Bima yang baru dikenalnya beberapa pekan belakangan. Mereka berbeda jurusan, tapi kerap menghabiskan waktu bersama. Ben yang haus ilmu agama, disambut oleh Bima yang berkenan membagi apa yang sekiranya ia punya. Selain berdua, ada beberapa teman mereka yang tergabung dalam perkumpulan Shalih Squad, yang biasanya juga akan bahas agama jika mereka tengah duduk bersama.

"Bismillaahirrahmaanirrahiim..." ucap Ben setelah berta'awudz. Hari ini ia akan mencoba untuk menghafal surat Al Kafirun.

"Bis..." Bima melebarkan senyuman demi mengucap kata tersebut dengan benar. "Bis-mil-laahir-rah-maan..."

Ben nyengir, lantas mengangguk sebelum akhirnya mengulang kalimat tersebut.

Satu surat berhasil ia baca, sebelum kemudian mushaf tersebut menutup rapat, dan Ben mulai memusatkan konsentrasinya terhadap apa yang barusan ia baca. Dan Bima dengan telaten akan memperbaiki kesalahan hafalan dari Ben. Biasanya, Ben butuh waktu dua pekan untuk melancarkan hafalan. Dia akan menggunakan surat tersebut dalam shalat-shalat sunnah-nya sambil berharap hafalan yang telah lalu tidak lewat begitu saja.

"Bagian 'ain sama a-nya diperjelas aja, Ben. Overall udah oke sih, alhamdulillaah..."

Penjelasan Bima bikin Ben manggut-manggut.

"Nanti balik dari sini," kata Bima lebih lanjut, "sedekah lagi."

"InsyaaAllah, siap!" balas Ben dengan wajah cerah.

Acungan jempol kanan Bima terlihat dan berhasil menciptakan satu garis senyuman di wajah Ben. Bima merogoh ponsel dalam saku kemejanya, kemudian izin untuk membalas chat.

"Bentar, Ben, ini Fajar nanyain tugas," kata Bima yang lanjut melihat layar ponsel begitu Ben mengangguk. "Bismillaah..."

Kening Ben mengernyit mendengar Bima mengucapkan bismillaah lagi. Dalam sehari, entah berapa kali Ben mendengar Bima mengucap kata tersebut berulang-ulang.

Sesungguhnya, Ben paham bahwa dalam setiap melakukan sesuatu ya sebaiknya mengucap bismillaah. Tapi dia tidak menyangka bahwa harus sesering itu.

Bima masih asik dengan ponselnya, menjelaskan pada Fajar bahwa mereka insyaaAllah akan jadi berjanji temu di Blok M untuk menghadiri kajian selepas Asar.

"Bim, gue mau nanya sesuatu," kata Ben saat dilihatnya Bima sudah selesai dengan kegiatan chatting.

Mendongak, Bima mengernyit dan ber-hm pelan. Ponselnya kembali meluncur dan mendarat dengan selamat di saku kemeja kotak-kotak biru dongkernya.

"Nanya apa?"

"Itu, gue denger kok lo rajin banget ya, apa-apa ngucap bismillaah..."

Satu alis Bima naik, "Terus? Kenapa?"

"Ya ngga," ucap Ben, kikuk sendiri. Ya emang kenapa gitu? Kan bagus, baca bismillaah tiap mau ngapa-ngapain? "Penasaran aja. Emang ganjaran pahalanya gede banget ya?"

Tawa pelan Bima terdengar. "Tiap mau baca ayat aja kita ucap bismillaah kan, Ben?"

"Yaaa... itu kan mau baca Quran, ya emang bagusnya baca bismillah. Tapi duduk, mau buka kunci hape, mau nutup pintu, mau buka pintu... Gue perhatiin lo baca bismillah mulu."

Bima melirik ke jendela kaca tak jauh dari mereka duduk. Ini sudah nyaris jam sebelas siang, dan hujan tampaknya masih betah memesrai bumi.

"Baca bismillaah itu," kata Bima, "artinya kan dengan menyebut nama Allah..."

"Itu sih gue tahu."

"Nah, tahu ngga, Ben, kenapa Allah ngebuat kata Bismillaah kayak ngegantung?" Bima mendapati respons tak mengerti dari wajah Ben. "Artinya: Dengan menyebut nama Allah. Gitu, ngga ada lanjutannya?"

Ben terdiam sejenak. Pusing menyerangnya secara mendadak. Sampai kemudian terdengar Bima melepas tawa.

"Bismillaah bakalan lengkap penggunaannya kalau ditambah dengan amal atau kegiatan yang kita-kita lakuin. Misal, mau makan ucap: Bismillaah. Atau mau main hape, mau belajar, mau nyalain mesin kendaraan... Semua hal yang baik-baik, bakalan jadi baik luar biasa kalau kita ucap bismillaah dulu sebelum ngelakuin hal itu. Bahwa kita ngerjain itu ya karena Allah."

Ada jeda sejenak untuk Ben meresapi kalimat sahabatnya yang barusan.

Bahwa kita ngerjain itu ya karena Allah.

Sebelumnya memang Bima pernah membahas perihal melakukan segalanya karena Allah akan diganjar pahala. Ternyata dengan mengucap bismillah begitu, berarti ngerjain hal tersebut karena Allah, gitu?

"Kalau ngga ngucap bismillaah sebelum do something good, apa ngga dinilai pahala?" tanya Ben.

Bima mengangkat bahunya, "Tentang itu, gue kurang paham. Tapi yang gue pahami, kalau ngerjain apa-apa pake bismillaah ya sama dengan dapet pahala, nah itu aja yang gue kerjain. Untuk urusan lainnya, bukan urusan dan gue ngga mau ngurusin."

Ben tertawa canggung. "Kalau do something bad, baca bismillaah juga, apa bisa ngubah bad things into good things?"

Cengiran Bima terlihat. "Maksud lo, mau maksiat tapi baca bismillaah dulu gitu?" tanyanya pada Ben yang terlihat kian kikuk. "Ngga bisa, ya Akhi. Lagian, masa kita se-ngga tahu malu begitu?" Bima tertawa kecil. "Baca bismillaah sebelum nyium cewek yang ngga halal, ya tetep dosa besar."

Ben tertawa. "Ya jangan begitu contohnya. Seolah-olah gue nanya biar dapet permission buat nyium cewek. Hahaha!"

Bima tertawa juga sampai bahunya berguncang. "Di dalam Al Quran itu, ada banyak nama-nama Allah, dan itu semua penuh berkah. Jadi, ngelakuin suatu kegiatan dengan menyebut nama Allah, ya namanya kita cari berkahNya. Nah, kalau kita ngelakuin sesuatu tanpa bismillaah, artinya apa, yaa Akhi?"

"Artinya ngga ada berkahNya?" respons Ben cepat. Tumben nih loadingnya kenceng.

Bima menciptakan suara dengan menjentikkan dua jarinya. "A hundred points!" ucapnya.

Ben angguk-angguk mengerti. Satu tambahan ilmu dia dapatkan lagi hari ini.

Kemudian, tangan kanan Ben ikutan meraih botol air mineral yang sejak tadi berdiam berdampingan dengan botol air mineral milik Bima. Hari sudah jam sebelas. Sebentar lagi masjid pasti terisi oleh orang-orang lain yang datang ke kampus untuk berbagai urusan.

Pelan, Bima melepas tutup botol air mineralnya, lantas mengucap bismillaah sebelum menempelkan botol tersebut ke bibirnya. "Bismillaah..."

Dan Ben menarik napasnya, menghentikan keinginannya meneguk air dalam botol lekas-lekas, tanpa membaca bismillaah.

Memang suatu keadaan baik akan terlaksana jika sudah terbiasa.

"Bismillaah..." ucap Ben kemudian meneguk air tersebut perlahan. Entah kenapa, dia merasa air ini menjadi lebih menyegarkan daripada sebelumnya.

Dan duduk di hadapan Ben, Bima menyunggingkan senyum. Dalam hati terkesima pada sosok di dekatnya ini, yang giat mengamalkan apa-apa kebaikan yang ia dapatkan.

[]

[✓] BIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang