11: Namun Bisa Saja Terulang

467 31 15
                                    

Halo Readers!. Ketemu lagi sama Author Jianca. Yey double update, ada yg senang? Moga moga ada😅.


Ya, semoga chapter kali ini gak garing kayak episode sebelumnya.

Masih lanjutan episode kemarin👌.

Happy Reading manteman!.

__

Nyaris saja, memang. Ku berusaha hindari, tapi seakan menyuruhku. Kejadian silam yang kembali. Mungkin jadi awal konflik cerita Ku.

(Hayo siapa yang tau maksud kata-kata ini?)

.

Mereka pun memasuki ruangan, dan melihat keadaan Solar. "Hiks...anak kita Pa..."ucap Mama yang matanya masih sedikit berkaca-kaca. "Tenang Martha...tenang. Berdoa untuk anak kita,"ucap Papa menenangkan seraya memeluk istrinya itu. Shaly yang melihat berusaha menahan tangisnya.

"Kamu dah masuk rumah sakit lagi aja, apa kata Aku? Apa kata Taufan? Jaga kesehatan..mau makan.." Shaly menghampiri Solar yang belum sadarkan diri.

Tak terasa air mata yang sedari tadi ia tahan tumpah begitu saja, walaupun Ia sudah memasang tameng yang kuat untuk dirinya agak tidak menangis.

"Shaly, Mama sama Papa ada urusan bentar ya, Shaly tolong tungguin Solar dulu ya, kalau sudah sadar nanti kasih tau Mama atau Papa, oke?."tanya Mama yang menatap Shaly, mata Mama kelihatan masih berkaca-kaca. Shaly tahu, pasti Mama sangat khawatir pada Solar. Shaly pun mencoba tersenyum dan menjawabnya.

"Siap Ma! Mama kayak gak biasa aja sama Shaly, Shaly bakal tungguin Solar, nanti kalau sudah sadar, Shaly kasih tau kok."ucap Shaly tersenyum dengan cerianya. Mama pun seketika menarik Shaly dalam pelukannya.

Shaly ini sangat baik menurutnya, ia selalu setia bersama Solar dan yang lain dari dulu. Mama tahu Shaly juga sedih, ia mencoba kuat agar semuanya jangan terus bersedih. Dan Shaly seperti moodboster keluarga Elemental Brothers, dengan keceriaannya ia berusaha menghibur semua orang terdekatnya.

Mama pun melepaskan pelukannya dan segera menghampiri Papa yang menunggu di pintu ruangan Solar. Mama terlihat lebih baik dari sebelumnya, Shaly lega.

"Yaudah Mama tinggal bentar dulu ya, Shaly juga istirahat, jangan kecapean,"ucap Mama. Dan Shaly menganggukkan kepalanya mengiayakan. Papa dan Mama pun pergi setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih pada Shaly.

Shaly pun duduk di bangku yang ada di sampingnya. Ditatapnya Solar yang masih memejamkan matanya. Wajahnya damai, tidak ada raut wajah seperti menahan sakit seperti sebelum tadi ke rumah sakit. Shaly pun mengusap kening Solar yang tidak tertutupi topi.

Shaly masih menatapnya, saking seriusnya menatap Solar, sampai sampai Ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikannya dari tadi. Orang tersebut pun masuk ke ruangan Solar dan menutup pintu.

Cklek!

Suara tutupan pintu itu pun sukses membuyarkan Shaly dari menatap Solar. Shaly beralih menatap orang yang memasuki ruangan Solar. Shaly terkejut melihat orang itu. Raut wajahnya menandakan bingung, bagaimana bisa orang itu disini? Bukannya Ia sedang sekolah?.

"Iya hehe, tadi katanya guru kami yang ngajar hari ini gak masuk, jadi kan free class. Ya kami kesini aja mau jenguk Solar duluan."jelas Gempa, iya, itu Gempa. Shaly mengangguk. Dan Ia merasa ada yang janggal dengan ucapan Gempa tadi pun segera menanyakannya.

Sinaran Sendu (Boboiboy Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang