4

33.3K 1.7K 9
                                    

Revisi
31.05.2020

"Mom, kapan kita akan berangkat sekolah?" Kayra kecil menginterupsi sang Ibu yang duduk melamun di hadapan nya.

Nazhifa terperanjat, seketika bayangan masalalu yang menyakiti nya sirna, berganti senyuman bahagia menyaksikan kepolosan dan kecantikan putri nya.

"Apa sarapan mu sudah habis?"

"Tentu saja!" Gadis kecil itu segera menyelempangkan Tas nya ke Bahu, lantas segera pamit ke Opa dan Oma nya.

"Anak pintar!" Armand bergumam sembari mengecup kening cucu semata wayang nya bergantian dengan Anggie istri nya.

"Kami pamit dulu ya Yahh, Bun!" Pamit Nazhifa seraya masuk ke dalam mobil hitam metalik bersama putri nya.

Ada getaran aneh di dalam hati Arman saat melihat kebahagiaan yang terpampang di wajah putri nya. Ia mengingat betul bagaimana perjuangan Nazhifa saat hamil dan juga melahirkan sendirian. Ia sama sekali tidak ingin menyusahkan Arman dan juga Anggie, bagaimana saat Nazhifa ngidam tengah malam. Mau tidak mau ia berangkat sendirian untuk mencari apa yang tengah ia inginkan tanpa meminta sang Ayah untuk mengantarkan nya.
Bagaimana ia memulai kembali kuliah nya sampai akhirnya ia lulus dengan nilai terbaik dan mampu membangun bisnis Butik nya sampai seperti ini.

"Ayah Bangga padamu, Nak!" Batin Armand seraya merangkul sang istri memasuki rumah mereka.

..

"Mom ingat Uncle Zayn nggak?" Oceh Kayra sembari memainkan ponsel Ibu nya.

"Uncle Zayn yang mana?" Tanya Zhi tanpa menoleh ke putri nya.

"Uncle Zayn Mom! Yang ganteng itu, yang sering ke rumah!" Kesal Kayra mengerucutkan bibir nya.

"Mom nggak ingat sayang! Kan Mom di rumah kalau jam jemput Kay pulang sekolah, sama malam. Jadi Mom nggak tau siapa yang sering kerumah!" Terang Zhi panjang lebar.

"Orang dewasa kenapa selalu lupa sih?" Kay mencebikkan bibir nya karena sang Ibu tak juga ingat dengan Uncle Zayn yang ia maksud kan.

"Ya sudah, nanti Mom ingat ingat deh.. Kay masuk dulu ya! Nanti terlambat loh!" Bujuk Zhi lantas mencium gemas pipi chubby putri nya.

"Kay masuk dulu ya Mom! Ingat siapa Uncle Zayn!" Interupsi nya sebelum keluar dari mobil.

Zhi hanya bisa mendesah lelah sembari menatap kepergian sang Putri memasuki kelas nya. Zhi harus berpikir keras, mengingat tentang Uncle Zayn yang di sebut sebut putri nya sejak tadi. Kalau sampai dia tidak ingat, pasti Kayra akan memberondongi nya dengan berbagai pertanyaan.

"Astaga!" Seru Zhi saat dirinya mulai mengingat siapa Zayn yang Kayra bicarakan sejak tadi.

Zayn adalah anak teman Ayah nya, yang pernah ke rumah dan tidak sengaja menabrak Molly sampai akhirnya Molly harus mendapat perawatan serius karena kaki kiri nya patah.
Sampai sampai Kayra harus menangis berhari hari dan tidak mau masuk sekolah, karena mau merawat Molly.

Zhi tersenyum mengingat pria tampan yang begitu lembut dan begitu sayang pada Kayra, dengan senang hati dia mau membujuk Kayra supaya mau kembali ke sekolah.

Setelah mengingat siapa Zayn, Zhi bergegas berangkat ke butik nya. Karena kebetulan malam nanti akan ada event yang memakai beberapa gaun dari butik nya.

"Bagaiman Vin?" Sapa Zhi saat masuk kedalam ruang kerja nya.

"Tuan Romano juga mengundang Mba Zhi supaya datang ke acara nya, Mba!" Timpal Vina yang tak lain adalah asisten pribadi Nazhifa.

"Jam berapa acara nya?"

"Jam delapan! Dan aku harap Mba Zhi bisa hadir!" Tukas Vina seraya menyerahkan sebuah gaun cantik untuk Nazhifa.

"Jam delapan waktu nya Kay tidur, Vin. Lebih baik kamu saja yang datang ya!" Zhi mengembalikan gaun itu ke tangan Vina.

"Mba, ini demi butik kita! Tuan Romano yang sudah mengontrak butik kita untuk semua acara nya. Untuk film film nya juga! Kalau Mba Zhi sampai tidak datang, apa yang akan aku katakan pada Tuan Romano? Sudah cukup Mba Zhi tidak datang waktu meeting dengan Production house milik nya kala itu. Dan sekarang Mba Zhi ku harus kan datang!" Omel Vina, lantas menaruh gaun itu di atas meja kerja Nazhifa.

"Oke oke baiklah, akan aku usahakan!" Desah Nazhifa pasrah.

"Gitu dong Mba, bay the way Tuan Romano orang nya ganteng lho Mba!" Goda Vina seraya kabur dari ruangan kerja Nazhifa.

"Dasar Vina!" Zhi hanya menggeleng kepala nya, lantas
Duduk di kursi kebesaran nya.

Memang benar, saat meeting bersama Tuan Romano kala itu, Zhi tidak bisa datang karena tiba tiba Kayra yang tidak enak badan dan tidak mau di tinggal.

Jadi Nazhifa sama sekali belum pernah bertemu dengan Tuan Romano sang pemilik Production House itu.
Kalau di pikir pikir ini saat nya untuk mengucapkan terimakasih pada nya. Tapi apa Kay mau di tinggal malam nanti? Mengingat anak semata wayang nya itu suka merajuk kadang kadang.

Ahh entahlah..
Lihat situasi nanti saja bagaimana!
..
Jam makan siang waktu nya Zhi untuk menjemput Kayra ke sekolah nya.
"Vin, aku jemput Kay dulu. Nanti aku nggak kembali lagi ya!" Pamit Nazhifa.

"Ingat jam delapan ya Mba!"

"Astaga... Iya Vin, Iya!" Dengus Nazhifa di sambut kikikan geli Vina yang melihat Boss nya itu menahan rasa kesal nya.

"Hati hati ya Mba!" Vina memeluk Nazhifa sembari mengecup pipi nya. Karena bagi Vina, sosok Zhi selain menjadi Boss, Zhi juga di anggap sebagai kakak nya. Dan itu juga sudah mendapat persetujuan dari Zhi tentu nya.

~TBC...

Father for My Daughter (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang