delapan belas

13.8K 725 9
                                    

Beberapa orang bodyguard yang tidak lagi di ragukan kemampuan nya tengah berlalu lalang di seputaran rumah Nazhifa. Ada beberapa yang mengecek kamera pengintai, namun rupanya kameran tersebut sudah di hack sebelum nya.
Zayn mengacak rambut frustasi, dia tidak bisa berpikir jernih sekarang. Melihat keadaan Zhi yang tidak sadar dan terus meracau memanggil nama Kayra.

"Kau mau kemana Zayn?" Tanya Zafira, yang setelah mendapat kabar. Wanita itu langsubg datang ke rumah Nazhifa.

"Aku harus menemui Kriss!" Ujar Zayn penuh penekanan. "Titip Nazhifa, kalau ada apa apa segera hubungi aku, Zaf!"

Zafira mengangguk paham. Semua orang terlihat panik. Termasuk Armand yang baru mengetahui ada hal yang mengkhawatirkan sebab ia baru saja kembali dari luar kota.

Zayn mengajak Pete salah satu bodyguard kepercayaan nya untuk ikut bersama nya menemui Kriss. Sebelum itu Zayn juga meminta bantuan Adit untuk ikut bersama nya, dan Sara di minta untuk menjaga Nazhifa bersama Zafira di rumah.

..
"Kriss benar benar keterlaluan!" Zayn mengepalkan tangan nya menahan amarah. Hari sudah mulai petang, namun tidak ada tanda tanda dimana keberadaan Kay sekarang.

"Kau dimana sayang?" Zayn mendesah sembari menatap foto wallpaper di ponsel nya yang menunjukkan ia tengah tertawa bersama Kayra dan juga Nazhifa. Setitik airmata muncul di sudut pria tampan itu.

"Tenangkan dirimu Zayn. Kita akan menemukan keberadaan Kayra secepatnya!" Adit yang duduk di bangku belakang mencoba menenangkan sahabat nya itu.

"Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri, jika sesuatu terjadi pada Kay, Dit!"
Akhirnya mereka sampai di sebuah apartmen mewah, dimana Kriss tinggal.

Zayn berjalan tergesa gesa diikuti Adit dan Pete di belakang nya. Wajah Zayn terlihat serius, dan itu berarti Zayn sedang tidak ingin bercanda untuk saat ini.

"Buka pintu nya!" Triak Zayn dengan tidak sabaran. Pria itu menggedor pintu kokoh itu dengan keras.
Tak lama sebuah pintu terbuka, bukan Kriss melainkan Romi si asisten yang berdiri di depan nya.

"Dimana boss mu?" Bentak Zayn.
Zayn berlari mencari dimana Kriss berada, sebuah ruang keluarga dengan stik playstation di tangan nya. Kriss terlihat santai, seakan akan tidak terjadi apa apa.

"Dasar bajingan!" Tanpa basa basi Zayn menarim kerah kaus Kriss lalu memukuli pria itu tanpa ampun.

"Hei hentikan. Lepaskan dia Pak Romano. Kau bisa menghabisi nya!" Lerai Romi.

"Zayn lepaskan dia. Biar Kriss menjelaskan sesuatu!" Adit dan Pete menarik Zayn yang sudah membabi buta dengan amarah nya.

Akhirnya kedua nya kini duduk di sebuah sofa yang sama. Kriss tak kalah terkejut nya akan apa yang sudah menimpa putri kandung nya. Bahkan pria itu juga sama sekali tidak tau menau tentang hilang nya Kayra.

Krriingggg...
Sebuah panggilan menggema dari ponsel milik Kriss. Zakia memanggil..
Tanpa menunggu lama, Kriss segera menggeser tombol hijau untuk menjawab telepon tersebut.

"Halo Kriss suamiku! Apa kau akan tetap menceraikanku, kalau hakim memutuskan gugatan mu, pada wanita simpanan itu?"

"Apa maksud mu?" Desis Kriss seakan akan pernyataan Zakia membuat kepala nya berputar.

"Jika kau akan terus menceraikan ku, maka detik ini juga ku pastikan kau tidak dapat melihat putri mu yang cantik ini lagi!"

"Kau! Kau yang menculik Kayra!" Bentak Kriss, membuat semua orang yang duduk di samping Kriss terperangah.

"Menurutmu? Apa yang akan aku lakukan hah?" Suara di seberang sana tak kalah meninggi.
"Ambil map warna coklat di dalam laci meja rias ku. Tanda tangani surat itu, maka aku akan melepaskan Kayra!"
Kriss berlari menuju kamar nya, mencari sesuatu yang Zakia sebutkan, di ikuti oleh orang orang yang sejak tadi bersama nya.

Akhirnya Kriss menemukan nya. Sebuah surat permohonan agar Kriss tidak akan pernah menceraikan nya.

"Apa kau bercanda Za?" Kriss terkekeh membaca isi surat tersebut.

"Cepat tanda tangani Kriss!" Bentak Zayn terlihat tidak sabaran.

"Cepat tanda tangani, atau kau akan kehilangan Kayra dalam dua jam kedepan!"

Tut.. tut.. tut...
Sambungan terputus.

Pete segera merebut ponsel dari tangan Kriss untuk meretas dimana keberadaan Zakia saat ini.

"Tanda tangan sekarang Kriss!" Bentak romi kali ini.
Dengan terpaksa pria itu mencoretkan tanda tangan nya di atas materai yang sudah Zakia siapkan. Sesaat kemudian Pete berhasil menemukan keberadaan Zakia saat ini.

"Kita pergi sekarang!" Ajak Zayn dengan langkah tergesa.

Zayn mengendarai mobil bersama Pete dan Adit, sedangkan Kriss bersama Romi. Kriss tidak habis pikir, jika Zakia diam diam akan melakukan hal sefatal ini. Kriss terlalu fokus dengan urusan gugatan terhadap Nazhifa. Sehingga ia lupa dengan wanita ular yang selama ini telah diam diam menyimak masalah nya.

"Aku masih tidak habis pikir!" Gumam Romi.

Setelah mengendarai mobil selama empat puluh lima menit, akhir nya mereka tiba di sebuah vila di pinggiran hutan. Entah orang gila mana yang membangun vila di tempat sepi yang jauh dari keramaian apapun seperti ini.

Kedua mobil itu masuk ke pelataran vila yang dijaga oleh beberapa orang yang berbadan kekar. Zayn berjalan santai, ilmu beladiri nya di atas rata rata sehingga dengan mudah dirinya akan menghadapi para penjaga itu. Begitu juga Pete, tapi tidak dengan Adit. Melihat tampang seram mereka saja membuatnya bergidik.

"Katakan dimana putri ku!" Geram Zayn.

"Serahkan berkas itu, baru akan aku katakan dimana dia!" Ujar salah seorang penjaga yang berkulit gelap.

Tiba tiba Kriss memukul pria itu, tanpa memberikan berkas itu terlebih dahulu. Perkelahian pun tak bisa di hindari, Zayn melawan dua orang pria yang bertubuh lebih besar dari Pete. Sedangkan Pete dan Kriss mengurus lima sisa nya.

Adit dan Romi hanya diam, sembari menatap ngeri perkelahian para pria tersebut. Darah dan luka sudah menguar dimana mana, sudut bibir Zayn juga berdarah, Kriss yang sudah terlebih dahulu terluka sebab pukulan Zayn tadi kini keadaan nya sedikit parah. Pete juga pelipis nya mengucur darah sebab hantamana benda tumpul.

"Zakia membawa nya pergi Zayn!" Teriak Adit, saat di sudut mata nya ia melihat siluet seorang wanita yang menggendong anak perempuan memasuki mobil dengan salah seorang boduguard nya.

Zayn mendorong pria pria itu hingga jatuh terjengkang, lantas mereka semua berlari dan masuk dalam satu mobil yang sama untuk membuntuti mobil yang di tumpangi Zakia.

Mobil itu berjalan menuju perbukitan yang entah itu dimana tempatnya. "Serahkan berkas itu! Atau kalian tidak dapat melihat setan kecil ini lagi!" Sebuah pesan dari Zakia membuat darah Zayn mendidih.

"Di saat seperti ini, kau masih memikirkan kebaikan nu sendiri Kriss? Kau ini manusia macam apa?" Sindir Zayn.

"Kau tidak tau seperti apa wanita itu!" Desis Kriss.

"Zakia tidak akan nekat, jika kau menuruti keinginan nya!" Timpal Adit.

Semua penghuni mobil terdiam, saat melihat mobil di depan nya bergerak menyusuri sebuah tikungan tajam dengan kecepatan tinggi.

"Astaga mobil nya!" Triak Pete saat melihat mobil yang di tumpangi Zakia dan Kayra bergerak oleng lalu di detik berikutnya mobil tersebut terbalik.

"Kayra! Berhenti Pete!" Triak Zayn saat melihat sebuah tubuh kecil terpental keluar dari mobil yang terguling di depan nya.

Pete mendadak menginjak pedal rem nya, semua orang berhambur keluar. Mencari tubuh kecil yang tadi terhempas.

"Kay kau dimana sayang?" Zayn sudah tak mampu lagi membendung airmata nya. Kilat mata berkabut itu terus berusaha mencari putri nya yang tadi terlempar.
Hingga sedetik kemudian sebuah ledakan terdengar. Mobil yang berisikan Zakia dan salah satu bodyguardnya meledak dan terbakar.

"Zakia!"

Semua orang menatap nanar mobil yang sudah di selimuti api yang membara.

~TBC..

Father for My Daughter (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang