33 - Siapa pelakunya?

4.5K 215 10
                                    

"Umi, Nurul pamit dulu ya." Nurul mencium tangan ibunya yang sedang sibuk memasukkan beberapa makanan ke dalam rantang.

"Loh, anak umi sore-sore begini mau kemana?"

"Nurul ada janji sama temen, cuma sebentar kok Umi. Oiya Umi, Nanti malem Nurul langsung ke rumah sakit aja buat gantian jagain Abah. Biar Umi bisa istirahat di rumah."

"Gak usah. Kamu pulang ke rumah aja, biar Umi yang jagain Abah kamu. Lagian besok juga Abah udah boleh pulang kok."

Mendengar orang tuanya sudah boleh pulang dari rumah sakit hati Nurul sedikit lega. Setelah 2 hari yang lalu Pak Kyai terkena cidera akibat insiden tabrak lari di depan pesantren yang mengakibatkan cedera pada kakinya. Untung lukanya tidak begitu parah, sehingga tidak butuh waktu lama untuk di rawat.

"Yasudah kalo gitu Nurul pamit dulu ya. Assalamualaikum,"

"Wa'alaikum salam. Hati-hati Nak!"

Hati Zahroh sedikit lega karena melihat anak gadisnya sudah mau keluar rumah. Setelah ber minggu-minggu Nurul mengurung dirinya di kamar dan hanya melakukan aktivitas di lingkungan pesantren saja.

---

"Nin, ayo pulang!"

Naysila berdiri di belakang Nina sambil membantunya membereskan beberapa file yang masih berantakan.

"Lu di jemput?" Tanya Nina.

Naysila menggelengkan kepalanya, "Zul lagi sakit,"

"Sakit? Sakit apa?" Nina langsung membalikkan kursinya menghadap Naysila.

"Cuma kecapean aja, udah yu pulang! Lanjut besok lagi kerjanya." Naysila merengek pada sahabatnya itu.

"Yaudah, tapi gue nebeng lu ya. Soalnya gue bawa duit pas-pasan."

"Iyah, ya ampun kayak sama siapa aja,"

"Eh Nay, gue ko dari pagi gak liat Cahya. Dia gak masuk?" Nina mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Naysila yang terlalu bahagia dengan kehadiran Nina sampai lupa dengan teman barunya itu. Semenjak pulang dari rumah sakit waktu itu, Naysila dan Cahya sudah tidak berkomunikasi lagi.

"Astaghfirullah, iya juga ya. Coba aku telpon deh." Naysila mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi Cahya.

Setelah 3x percobaan ternyata tidak ada respon juga, Naysila menggelengkan kepalanya. "Gak diangkat Nin."

"Yaudah, mungkin Cahya lagi sibuk. Semoga gak terjadi apa-apa sama dia. Yaudah yu balik." Nina menggandeng tangan Naysila.

Naysila dan Nina berjalan beriringan melewati penyebrangan sambil melemparkan tawa masing-masing yang membuat orang yang melihatnya ikut bahagia.

"Loh, itu bukannya Zulfikar, Nay."

Nina menunjuk seorang laki-laki mengenakan kaos oblong berwarna hitam dengan celana training berwarna selaras yang menyender di pintu mobil sambil sesekali melirik jam tangannya.

"kenapa dia malah jemput aku ya, bukannya dia masih sakit," Batin Naysila

Bukannya jawaban yang diterima Nina, Naysila malah bengong memperhatikan laki-laki yang sekarang sudah menyadari kedatangannya.

"Nay, ko lu malah bengong sih?" Nina menepuk pundak Naysila, "lu bilang dia masih sakit, ko dia jemput lu?"

"Gue juga gak tahu Nin kalo dia mau jemput gue."

Nina memasang muka malas. " Yaudah deh kalo gitu gue balik naik ojek online aja."

"Loh, kenapa gak bareng aja?"

Amanah & Cinta 💓 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang