57 - Cinta untuk Lukman

4.4K 210 16
                                    

Assalamualaikum, happy Reading
Dont forget to Voment = Vote + Komen

"Seorang ayah yang tak banyak bicara, sejatinya dia bukan tidak peduli. Hanya saja dia lebih memilih bertindak daripada banyak bicara, karena dengan bertindak dia bisa memperjuangkan kebahagiaan dirimu."

"Kita mau kemana, Mas?" Tanya Naysila.
Zulfikar hanya tersenyum, hari ini dia akan mengajak Naysila untuk bertemu dengan seseorang. Tapi dia masih merahasiakannya, dan akan memberikan surprise untuk istrinya tersebut.

Mereka sudah sampai di sebuah restauran, keduanya bahkan sudah memesan makanan tak terkecuali Naysila. Dia yang awalnya masih ngambek kini mulai mereda karena melihat banyak sekali seafood di depan matanya, Naysila sangat menyukai menu-menu di restauran ini, sampai dia memesan beberapa menu yang tak mungkin mereka habiskan berdua.

Zulfikar sengaja mengajaknya makan di restoran seafood, karena dia tahu dari Aisyah jika Naysila sangat menyukainya. Mungkin ini adalah salah satu cara untuk menebus kesalahannya semalam.

"Awww," Tangan Naysila terkena capit rajungan karena tak sabar membukanya.

"Pelan-pelan donk sayang," Zulfikar mengambil kepiting itu dari tangan istrinya dan membantunya untuk membuka, "aku gak bakalan ambil jatah kamu kok."

Naysila terkekeh geli, kemudian melanjutkan makannya yang lahap, sementara Zulfikar tak bisa konsentrasi makan melihat istrinya begitu semangat makan. Dia tak pernah melihat Naysila se lahap ini.

"Selamat siang, Pak Zulfikar."

Seorang laki-laki berkacamata tiba-tiba datang dan mengejutkan Naysila.

"Ko Arnold," cicit Naysila

"Halo apa kabar, Nay? Makin cantik aja sekarang kamu."

Naysila buru-buru mencuci tangannya dan ikut nimbrung dengan kedua laki-laki yang sudah mulai ngobrol-ngobrol santai.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Naysila heran, bagaimana Zulfikar bisa terlihat begitu akrab dengan Bos toko baju di tempat Naysila dulu bekerja.

"Iya, kita sudah kenalan beberapa bulan yang lalu. Zulfikar datang ke rumah Kokoh waktu itu." Jawab Arnold. "Kenapa kamu nikah gak ngundang-ngundang sih, Nay. Kokoh kan juga pengen tau rumah kamu. Lagian Kokoh juga kangen banget sama Bapak kamu." Lanjutnya

"Bapak? Kenapa tiba-tiba Koh Arnold menyebutkan Bapak?" Batin Naysila. Dia melirik suaminya kemudian.

"Sini sayang, duduk!" Zulfikar menarik lengan Naysila untuk duduk di sampingnya. "Sebenarnya ada sesuatu yang pengen Koh Arnold sampaikan sama kamu."

Naysila merasa jadi orang yang paling aneh disini. Ada apa sebenarnya?

Arnold menceritakan semua yang perlu Naysila ketahui. Mulai dari Lukman yang bekerja sampingan sebagai pelukis jalanan sampai Lukman yang harus menjual barang-barang miliknya demi membiayai biaya kuliah Naysila setiap bulannya.

"Jangan bohong sama saya, Koh!" Pekik Naysila. Dia tidak percaya dengan apa yang sudah diceritakan Arnold mengenai Ayahnya.

"Saya tidak berbohong, Naysila. Justru selama ini saya minta maaf karena sudah membohongi kamu. Perihal gaji yang saya berikan sama kamu, itu memang bukan murni gaji mu bekerja. 50% dari gaji yang kamu terima adalah kiriman dari Pak Lukman, ayahmu." Jelas Arnold. Gaji yang diterima Naysila setiap bulannya memang terbilang cukup besar untuk sekedar pegawai toko baju.

Tak terasa air mata Naysila tiba-tiba menetes, "jadi selama ini Bapak yang sudah membantu biaya kuliah ku," ucap Naysila. "Selama ini Bapak tidak pernah benar-benar membiarkan aku membiayai hidupku sendiri." Lanjutnya dalam hati.

Amanah & Cinta 💓 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang