Jungkook berhasil mendapatkan beasiswa seperti yang dulu Taehyung tawarkan. Anak itu kini kuliah di London. Tepatnya di University College London. Bukan hanya itu saja keberuntungan yang datang pada Jungkook. Kakaknya, Kim Namjoon juga ikut senang karena dia tidak perlu bolak balik Korea London hanya untuk bertemu ayah dan saudara-saudaranya.
Bukan dia tidak mau. Namjoon hanya terkadang lelah dan kebingungan untuk mengatur waktu. Karena dia yang sebagai Dokter harus selalu ada saat pasiennya membutuhkan. Seorang Dokter yang bekerja di St. Thomas Hospital dengan jarak yang hanya 37 menit untuk berjalan kaki menuju University College London.
Dengan jarak sedekat itu Namjoon dan Jungkook lebih mudah untuk bertemu. Sekedar makan siang atau pulang bersama. Mungkin berangkatnya juga. Namjoon sering mendapat panggilan kerja dan pasien yang harus ditangani dengan kasus kegawatan sehingga tak jarang Namjoon harus pergi ke rumah sakit meski tengah malam saat Jungkook sudah bermimpi.
Kini mereka berdua tinggal di Queensgate Courte Apartment. Yang hanya berjarak satu jam dari universitas dan juga rumah sakit. Alasan Namjoon belum membeli rumah sampai sekarang adalah pertimbangan waktu untuk menuju rumah sakit dan tentunya agar Jungkook bisa lebih dekat menuju kampus.
Lagipula mereka berdua akan selalu pulang ke Korea saat memiliki waktu luang sehingga membeli rumah hanya akan membuat mereka kerepotan. Namun suatu saat Namjoon harus memiliki rumah.
Tapi masalah yang sebenarnya adalah....
Namjoon yang sedang bertugas sebagai Dokter Ahli Fisiologi yang juga ditugaskan di UGD harus meninggalkan semua pekerjaan untuk fokus pada salah satu pasien yang tidak pernah ia sangka dan ia duga...
Adiknya sendiri, Min Jungkook.
Entah bagaimana ceritanya, anak itu dibawa oleh ambulance dengan kondisi berdarah-darah dan juga berbagai luka yang teramat parah.
Saat ini Jungkook sedang mengalami syok hipovolemik. Keadaannya kritis dan masih memerlukan pemantauan yang ketat. Disaat semua orang belum dibuat lega dengan kondisi Jungkook yang membaik, anak itu sudah mengalami cardiac arrest.
"Jungkook, tidak. Jungkook-ah!!"
Namjoon dibuat frustasi. "Siapkan defribilator!!". Namjoon bisa pastikan adiknya mengalami cedera kepala berat disertai dengan cedera tulang punggung yang parah.
Namjoon melakukan kompresi. Meski hatinya berteriak bahwa ini hanyalah mimpi buruk. Namjoon yakin ini adalah mimpi menyeramkan karena ia tertidur di kantor dalam kondisi lelah.
"Jungkook-ah, kita masih akan pulang Korea bulan depan. Nanti malam Kak Yoongi pasti akan menelfonmu"
Namjoon menormalkan sejenak nafasnya.
"Kau tidak mau mendengarnya? Kau tidak rindu Kak Yoongi?. Jungkook ayolah!!"
Namjoon merasa dadanya juga tengah dihantam oleh batu besar yang berkali-kali dilemparkan padanya. Ia seorang dokter dan ia harus bisa menyelamatkan keluarganya. Terutama adiknya ini.
"Kak Namjoon mohon Jungkook.."
Namjoon berjanji pada Yoongi kakaknya, orang tua mereka, pada dirinya sendiri. Sebagai seorang Dokter ia tidak akan membiarkan keluarganya dalam bahaya. Tapi ini apa?
Defribilator sudah disiapkan. Tubuh Jungkook tersentak dan detak jantungnya belum normal juga. Namjoon tidak ingin diganti, ia tidak ingin berhenti. Namjoon ingin memastikan sendiri keselamatan Jungkook. Ia ingin menjaga nyawa adiknya.
Meski tubuh Namjoon makin melemas dan setiap sisi tubuhnya terguncang. Meski Namjoon kini sudah menangis deras. Ia tidak berhenti berupaya menyelamatkan adiknya.
Jungkook tidak boleh pergi. Jungkook harus tetap disini bersamanya!
***
Namjoon melemas.
Kedua kakinya sudah tidak kokoh lagi. Ia terpaksa bertumpu pada tangan kanan yang ia letakan begitu saja ditembok pada sisi tubuhnya. Keringat masih menetes di pelepis dan lehernya, kedua bola mata kosong yang tidak terarah menggambarkan segalanya. Nafas sesak membuatnya ingin mati.
Namjoon sebenarnya sudah merasakan jiwanya hilang saat mengingat keadaan Jungkook saat ini.
Jungkook dipindahkan ke ICU. Entah untuk berapa lama. Bagi Namjoon, sehari saja Jungkook terbaring disana, rasanya seperti satu tahun ia harus menerima segala rasa sakit dalam bentuk apapun.
Cedera Jungkook yang paling parah adalah dikepala, dada dan tulang belakangnya. Jika ia tersadar mungkin ia tidak akan bisa seperti semula. Ini baru kemungkinan, Namjoon. Jangan berkecil hati dan terus berdoa demi keselamatannya.
Namjoon memukul sejenak kepala pening yang isinya rusak. Namjoon tidak berani membayangkan masa depan. Ia adalah tenaga kesehatan yang sejak ia sekolah, ia mempelajari tentang hal buruk suatu penyakit.
Komplikasi atau kematian.
Namjoon selalu mendengar itu semua melalui teori.
Setelah ini, bentuk pertanggungjawaban seperti apa yang akan Namjoon lakukan untuk menebus kesalahannya?
Ia sangat yakin, Yoongi tidak akan pernah memaafkannya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonchild || End
FanfictionRe-make from Siblings II -------- Ada beberapa hal yang tidak bisa Namjoon jelaskan sebagai seorang kakak. @2019