Happiness

2.6K 323 9
                                    

Yoongi duduk disamping bed Jungkook tanpa melepaskan tautan. Kedua netra sipit yang tadinya fokus pada adiknya ia arahkan menuju sang mama yang juga sedang tertidur disisi lain tempat tidur Jungkook. Mamanya juga mengenggam jemari Jungkook. Sudah berkali-kali Yoongi meminta kedua orang tuanya untuk pulang dan istirahat tapi mereka masih enggan.

Kecelakaan Jungkook adalah ketidaksengajaan dari seorang pengendara yang mabuk dan akhirnya memiliki keberanian untuk menemui kedua orang tuanya disaat yang sama Namjoon sedang mengikuti pertemuan untuk membahas pengobatan Jungkook.

Ketidaksengajaan. Iya, demikian.

Fatal memang. Tapi segalanya sudah terlanjur terjadi. Adiknya sudah seperti ini. Jungkook tersadar dari koma saja sudah merupakan kebahagiaan kecil yang luar biasa bagi mereka.

Selemah apapun kondisi adiknya sekarang, Yoongi tetap bersyukur.

Yoongi mendaratkan ciuman pada kening Jungkook untuk kesekian kalinya. Kali ini berhasil membuat Jungkook membuka kelopak mata dari tidur yang terlihat sakit dan kurang nyaman menurut Yoongi.

Untuk beberapa detik pertama Yoongi membiarkan Jungkook mengedarkan pandangan sayunya pada atap rumah sakit. Yoongi mengusap pipi tanpa rona adiknya yang tirus dengan lembut. Jungkook seketika melirikan pandangan untuknya.

Raut Jungkook berubah. Kedua alis Jungkook menekuk dengan nafas yang tidak teratur.

"Tidak apa-apa. Kakak bersamamu, Jungkook"

Yoongi tidak meninggalkan Jungkook. Ia tetap mempertahankan jarak saat Jungkook sedang mencoba menetralisir rasa sakitnya.

Yoongi tau Jungkook terkejut dengan keberadaannya. "Kakak akan selalu bersamamu. Jangan terkejut seperti itu, kau menyakiti dirimu sendiri"

Perlahan tapi pasti nafas Jungkook membaik. Saran Namjoon yang diberikan padanya cukup membantu disaat situasi seperti ini.

Seandainya saja semua alat rumah sakit itu tidak mempersulit Jungkook, dia sangat ingin memeluk Yoongi. Dia ingin mengatakan dia sangat merindukannya. Jungkook berencana untuk pulang ke rumah tiga bulan lagi tapi sepertinya itu pupus.

Untuk mengadu sakit saja Jungkook sangat kewalahan. Sejujurnya, dia sendiri tidak begitu paham mana bagian yang paling terasa sakit. Semua luka-lukanya teramat menyiksa dan memaksa Jungkook secara perlahan untuk tetap menutup mata.

Hanya dengan melihat ekspresi yang Jungkook perlihatkan. Yoongi mengerti bahwa anak itu sedang kesakitan. Yoongi mengangkat punggung tangan Jungkook perlahan lalu ia dekatkan pada wajahnya. Sesekali mengecupnya, sesekali juga memberikan kekuatan pada Jungkook dengan merapalkan doa terbaik untuk kesembuhan adik kesayangan.

Dalam posisi itu Yoongi menjatuhkan air matanya tanpa dia ingin. Jungkook juga sama, dia menangis sebab terlalu sakit merasakan tubuhnya yang remuk.

***

Mamanya sudah berhasil dia bujuk untuk pulang karena memang tidak akan ada interaksi ketika Jungkook sedang seperti ini. Sedari tadi Jungkook akan terbangun dan menangis sesaat, terkadang terdengar rintihan lalu dia akan kembali tertidur karena melemas akibat terlalu lama menahan sakit.

Para dokter akan datang setiap empat jam sekali dan perawat akan datang satu jam sekali untuk memantau kondisi Jungkook.

Yoongi...

Moonchild || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang