Strive

2.8K 336 23
                                    

Namjoon terus mengenggam jemari Jungkook. Ia terus berada disamping adiknya yang tetap stagnan seperti itu. Namjoon memang mengenggam jemarinya namun sedari tadi kedua kelopak matanya menutup. Namjoon sangat ingin berada didekat Jungkook tapi ia tidak bisa melihat keadaan Jungkook yang masih koma.

Saat ini bukan hanya Yoongi dan Namjoon yang berada diantara Jungkook. Ada Hopie dan Taehyung yang menjenguk Jungkook.

"Padahal aku baru saja bertemu Jungkook sebelum ia mengalami kecelakaan itu, Kak Yoongi. Dia masih tertawa bersamaku saat di kampus"

Siapa yang menginginkan ini? Kuasa Tuhan tidak pernah bisa dibaca oleh manusia.

Namjoon menumpukan kepalanya pada lengannya. Kepalanya terasa berat dan ia sangat lelah teramat lelah. Yoongi yang menyadari itu langsung menghampiri Namjoon dan mengusap kedua bahunya, "Pulanglah dan mengambil waktu tidur, Namjoon"

Namjoon menggeleng lemas menjawabnya. "Kak Yoongi bahkan belum tidur dengan benar setelah sampai London. Kak Yoongi saja" tambah Namjoon tanpa merubah posisinya.

"Yoongi, ada aku dan Taehyung disini yang bisa menjaga Jungkook untuk sementara. Kalian tidak perlu khawatir", Hopie merasa sangat cemas pada kondisi kedua temannya ini. Mereka terlihat sangat terguncang. Tapi ada dua sisi yang sangat berbeda.

Yoongi hancur tapi ia mencoba untuk tetap tegar demi kedua adiknya. Berbeda dengan Namjoon, dia juga hancur tapi Namjoon tidak kuat menahannya.

Kembali pada momen masa lalu, Namjoon adalah seorang Dokter yang juga menangani proses penyembuhan Jungkook. Proses penyembuhan.

Jadi dia tidak perlu melihat anak itu saat masih berdarah-darah dengan kondisi yang teramat buruk.

Namjoon juga selalu penuh dengan pemikiran negatif saat operasi itu disetujui mengingat resiko dan juga keadaan Jungkook yang menurun.

Dia seorang Dokter, dia bisa mengetahui resiko dan memperkirakan kematian seseorang. Tempat dia bekerja selama ini adalah tempat penuh keputusasaan dan semua orang yang ada disana hanya bisa meminta tolong.

Maka inilah posisi yang dirasakan oleh Namjoon. Sebelum Jungkook seperti ini, ia adalah Dokter yang teramat pandai dan cerdas tapi setelah dipukul telak dengan Jungkook kecelakaan, Namjoon berubah menjadi seorang kakak, hanya seorang kakak.

Ada hati yang berteriak menyesal mengambil pendidikan seperti yang ia lakukan sebelumnya, ada ruang tempatnya berdoa ditengah keputusasaan.

Orang tua, Yoongi, atau teman-temannya tidak akan mengerti perasaan apa yang ia rasakan sekarang.

Dia tau prosentase kematian Jungkook sebagai seorang Doktet tapi dia juga menyangkal sebagai seorang kakak.

Yoongi melangkah mendekat pada Namjoon dan menepuk salah satu bahu yang dulunya tegap dan penuh semangat miliknya.

"Tidak ada yang menginginkan semua ini. Jungkook akan semakin terluka jika kau selalu menyalahkan dirimu. Kau sudah berusaha menyelamatkannya. Berhenti berfikir bahwa dia akan meninggalkan kita semua" suara Yoongi bergetar diakhir.

Hopie bergegas untuk meminta perawat menjaga Jungkook. Dia sungguh tidak bisa menahannya lagi. Dua temannya butuh udara segar setidaknya untuk meminum segelas air atau beberapa makanan kecil.

***

Sampai pada tempat makan yang ada di rumah sakit. Namjoon tidak melakukan apa-apa selain mengaduk makanannya. Yoongi juga hanya meminum minumannya saja. Hopie dan Taehyung tidak memesan makanan karena keduanya. Tidak akan mungkin Hopie dan Taehyung bisa makan ketika dua orang didepannya kehilangan semangat hidup.

"Jujur pada kami seburuk apa kondisi Jungkook?" pertanyaan Yoongi menghancurkan kesunyian. "Jika kau tidak bisa jujur pada mama dan papa atau ibu Kim setidaknya kau tidak memendamnya sendiri. Jujur pada kami dan jelaskan semuanya!" lanjutnya.

Namjoon berfikir sejenak. Kemudian tanpa berniat menutupinya lagi Namjoon menjelaskan, "Cedera kepala dan tulang belakangnya belum bisa dipastikan akan berakibat apa nantinya. Tapi itu cukup mengganggu jalan nafas dan sistem kardiorespiratorinya. Jungkook bahkan sangat kecil kemungkinan dia akan sembuh. Semua organ pentingnya sudah rusak. Paru-paru, jantungnya juga mengalami kebocoran pada arteri koronernya. Mungkin Jungkook-- akan mengalami kelainan jantung setelah ini"

Yoongi tersenyum tapi air matanya mengalir. Taehyung sudah menangis dengan isakan yang tertahan pada bahu kakaknya Hopie. Namjoon semakin menundukan kepalanya setelah berucap jujur.

"Aku bangga pada kedua adikku" semua mata fokus pada Yoongi setelah ia melemparkan pujian. "Kemampuan analisismu sebagai seorang Dokter dan Jungkook yang tidak pernah berhenti menggapai mimpinya. Kalian sangat luar biasa"

"Namjoon, Jungkook tidak pernah menginginkan kedua kakaknya menyerah. Ia tidak pernah ingin kakaknya bersedih. Kita mengalami semua itu. Dia saat ini tengah berjuang melawan sakitnya. Mungkin dari sisimu sebagai seorang Dokter dia hanya pasien terbaring koma yang kemungkinan hidupnya tidak ada lagi tapi bagimu sebagai seorang kakak, dia adalah adik yang kau sayangi dan kau tidak ingin kehilangannya, kan?"

Namjoon dan Yoongi sudah sama sembabnya. Wajah mereka sudah dibasahi dengan air mata. Isakan mereka sama-sama terdengar menyakitkan.

"Maka kau pasti bisa menyelamatkannya. Sebagai seorang Dokter sekaligus kakak yang menyayanginya. Teramat menyayanginya"

Kedua tangan Yoongi ia daratkan pada kedua bahu Namjoon yang gemetar kuat.

"Maka kita bisa menjadi kakak yang terbaik. Jungkook sedang berjuang, Namjoon. Dia sedang berusaha untuk kembali pada kita. Tolong dia. Yakinkan padanya bahwa ada seorang kakak yang luar biasa yang akan menyembuhkannya dari semua rasa sakit. Itu adalag janjimu padanya, kan?"

Namjoon memeluk Yoongi seerat-eratnya. Ia remat kemeja milik Yoongi sampai kusut dan membuat bahu kakaknya lembab sebab air mata yang tidak kunjung berhenti keluar dari kedua jendela dunianya. Sepenuhnya, ia membenarkan perkataan Yoongi.

Yoongi dan Namjoon berusaha saling berbagi luka sementara Hopie dan Taehyung hanya bisa berucap syukur karena kini mereka berdua sudah sama-sama memilili keinginan untuk tidak bersedih terlalu lama dan memilih kembali berjuang untuk adik mereka. 

"Maafkan aku Kak Yoongi.."

Lirihan Namjoon hanya bisa didengar oleh Yoongi sendiri dan yang dilakukan oleh Yoongi setelahnya adalah mengusap kepala belakang Namjoon dengan lembut.

Sebuah dering pada ponsel Namjoon menginterupsi suasana yang ada disana. Namjoon langsung mengangkatnya begitu melihat nama yang terlihat pada layar panggilan.

"Yes, Doctor Kim Namjoon specializes in trauma and physiology"

Namjoon membolakan kedua bola matanya. Dia sampai harus berdiri karena saking terkejutnya.

"I got it, thank you"

Namjoon menoleh pada Yoongi dan menganggukan kepalanya. Mereka bertiga tidak percaya dan sekali lagi meminta kepastian pada Namjoon.

"Jungkook sadar, Kak"

Moonchild || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang