Big Mistakes

3.2K 369 23
                                    

Delapan jam pernerbangan Korea menuju London...

Yoongi tinggalkan semua kesibukan dan semua pekerjaan demi terbang menuju London. Kabar yang cukup membuatnya terguncang tidak dapat ia toleransi lagi. Yoongi bahkan tidak membawa barang apapun kecuali yang penting-penting saja. Ia langsung bertolak begitu mendapatkan tiket yang bisa ia dapat dengan mudah menuju London.

Rasa lelahnya menghilang saking keakutannya membayangkan kondisi Jungkook. Yoongi melupakan untuk memakai masker atau topi untuk menyamarkan identitasnya. Persetan dengan semua itu!

Namjoon terduduk lemah dilantai rumah sakit. Sebuah pemandangan yang membuat Yoongi makin berfikir tidak karuan. Seakan didalam kepalanya terdapat benang kusut yang tidak bisa diurai lagi.

Yoongi berjalan cepat dan menegakkan tubuh Namjoon yang melemas saat mereka sudah dekat. Kedua kakak ini sedang dalam ketidakkaruan dalam jurang kecemasan dan ketakutan.

"Apa yang terjadi? Kenapa Jungkook bisa begini!!"

Namjoon sudah tau bahwa pertanyaan itulah yang akan Yoongi tanyakan. Dengan suara keras dengan nada dingin namun penuh kecemasan. Namjoon yang menundukkan dalam perlahan mengangkat wajah dan menatap Yoongi teramat sayu.

"Aku tidak tau, Kak"

Yoongi dibuat geram. Ia dengan tega menarik kerah jas putih Namjoon dan mendekatkan wajahnya. "Apa kau tidak bisa memberikan penjelasan? Uh!!"

"Jungkook koma"

Yoongi makin memperkuat rematannya. "AKU BISA MELIHATNYA SENDIRI. AKU MENANYAKAN APA YANG TERJADI PADANYA!!".

Namjoon menunduk lagi. Ia tidak bisa menjelaskan tentang apapun. Namjoon juga dibuat kalut karena kejadian ini. Namjoon tidak pernah ingin melakukan kompresi dan memberikan defibrilator pada adiknya sendiri. Teramat mengerikan.

Yoongi memejamkan kedua matanya perlahan dan menarik nafas panjang. Situasi akan semakin rumit jika ia dikendalikan oleh emosi. Kedua orang tuanya kini juga tengah berdoa di Korea, di rumahnya. Mereka tak diijinkan Yoongi untuk ikut ke London terlalu beresiko dan Yoongi tidak ingin ada hal lain yang lebih buruk dari pada ini.

"Kondisinya?"

Namjoon sudah tidak tau, helaan nafas keberapa yang sudah ia lakukan seperti barusan.

"Cedera berat pada kepala, dada dan tulang belakang, Kak. Jungkook--kemungkinan tipis untuk dia bangun lagi"

Yoongi menutup wajahnya. Sesak menjalar pada semua sisi tubuhnya. Yoongi berteriak sambil memukul tembok yang sedang Namjoon jadikan tumpuan untuk tetap berdiri dengan bogeman tangannya.

"Aku tidak akan membiarkannya, Kak"

Yoongi mengangkat pandangannya untuk ia arahkan pada Namjoon tepat satu detik setelah adik tidak sedarahnya berucap.

"Aku kakaknya dan aku seorang Dokter"

Yoongi paham bahwa sesakit apapun dia, Namjoon juga merasakan hal yang sama. Namjoon pastilah termasuk dalam petugas medis yang ikut menolong Jungkook saat anak itu masih dalam penanganan di UGD.
Jika itu Yoongi, maka ia tidak akan sanggup berdiri berbeda dengan Namjoon yang masih sanggup berjanji meski hatinya sedang remuk.

"Akan aku pastikan, Jungkook tidak akan meninggalkan kita semua. Jungkook akan membuka mata dan merasakan pelukan dari kita kakak-kakaknya"

Suara Namjoon yang sudah mulai habis masih ia paksa untuk berkata.

"Jungkook akan bangun. Dia akan bangun, Kak. Jungkook-ah.."

Yoongi memeluk Namjoon yang mulai melemas lagi. Ia tumpukan kepala Namjoon pada bahunya. Padahal sebenarnya mereka ada diposisi yang sama.

Yoongi juga tengah memaksakan hatinya untuk kuat. Untuk tetap menjadi kakak terbaik yang Jungkook miliki.

Saat suara tangis Namjoon begitu menyakitkan terdengar ditelinganya, saat itu pula Yoongi tidak bisa menahan duka. Yoongi ikut meneteskan air mata akibat rasa takut yang terus memuncak tanpa ampun.

Yoongi mengangkat kepalanya perlaham untuk menatap kaca besar yang menjadi pembatas antara dirinya dan sosok yang terbaring rapuh diatas ranjang pesakitan.

"Kakak ingin memelukmu, Jungkook" lirihan Yoongi yang teramat pelan itu hanya dia sendiri yang bisa mendengarnya. Ia yakin itu. Saat ini Namjoon sedang menangis teramat keras dalam pelukannya sampai harus meremat jaket jeans yang Yoongi kenakan.

Mereka hanya bisa berbagi kesedihan yang tidak akan ada habisnya. Kejadian mendadak yang tidak mereka inginkan bukanlah mimpi atau halusinasi yang bisa mereka buat menghilang dalam sekejap.

Moonchild || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang