Reason

2.4K 283 11
                                    

Namjoon belum menemui Yoongi atau keluarganya setelah mengikuti pertemuan yang cukup menegangkan untuknya. Dia tidak boleh bersuara seakan dia tidak ada disana saat mendengar kemungkinan buruk atau kondisi adiknya saat ini.

Namjoon masih menunduk sambil beberapa kali memejamkan pelan kedua netranya yang begitu panas sebab terlalu lama menangis.

Namjoon sungguh melemas. Tenggorokannya sebenarnya sudah sangat sakit untuk terisak.

Kita akan melakukan operasi pada paru-parunya. Setelah itu baru kepala dan juga tulang belakang.

Proses penyembuhan yang sangat lama akan dilalui adiknya.

Aku janji akan lulus tepat waktu, Kak!

Punggung Namjoon menurun dan kedua tangannya yang gemetar ia jadikan tumpuan pada kepalanya yang teramat pening.

Namjoon paham dengan kondisi seperti itu, Jungkook tidak akan bisa lulus tepat waktu, mungkin dia akan menjalanj semester pendek atau yang terburuk adalah mengulang. Mahasiswa dengan beasiswa tidak boleh seperti itu.

Kondisi fisiknya tidak akan seperti dulu. Jantungnya harus dipasang ring.

"Argh!" Namjoon sangat ingin pergi ke suatu tempat dimana hanya ada dia seorang. Sehingga dia bisa berteriak dan mengamuk demi melampiaskan kesesakan dalam hatinya.

Ada langkah halus perlahan dengan nada kesedihan dalam setiap tapakannya. Namjoon mengangkat kepala dan kini ibunya, ibu kandungnya sedang berdiri dihadapannya dengan tatapan sendu namun juga menunjukan senyuman teduh menenangkan.

Kedatangan sang ibu tidak memberikan pengaruh apapun. Namjoon justru tidak ingin melihatnya, Namjoon palingkan wajah. Ibu Kim menurunkan tubuhnya dan membelai kepala putranya yang sesekali naik turun karena menangis.

"Kita semua berusaha untuk menyelamatkannya, Namjoon"

Namjoon tidak merasa ada dia dalam kata kita yang diucapkan oleh ibunya.

"Aku tidak berguna, Ibu. Aku tidak bisa menyelamatkannya.. Awalnya memang aku membenci diriku sendiri tapi aku tidak tau mengapa sekarang aku sangat ingin menyelamatkannya dengan kedua tanganku sendiri... Aku ingin berjuang bersama Jungkook dalam ruang operasi itu"

Ibu Kim hanya bisa mengenggam kedua tangan Namjoon untuk menguatkannya. Dia sangat mengenal putranya ini. Sejak dulu dia sangat menyayangi Jungkook. Dilema yang Namjoon rasakan juga pastilah teramat berat. Namjoon bertahun-tahun dihadapkan dengan pasien trauma dan sekarang pasien itu menjelma menjadi adiknya sendiri.

Disatu sisi Namjoon ingin menyelamatkan Jungkook tapi disisi lain hatinya tersayat-sayat. Ada keinginan untuk menyembuhkan adiknya dan pasti sekaligus ada ketidakrelaan atas kenyataan yang sudah terjadi.

"Namjoon bukan Tuhan, Nak"

Kepala Namjoon yang sedari tadi menunduk kini ia angkat. Kedua pandangnya langsung lurus pada netra teduh dari wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya.

"Namjoon memang seorang dokter yang hebat bagi semua pasien yang Namjoon tangani. Tapi Namjoon tetap seorang kakak, Namjoon harus mengingat itu. Pisahkan dua identitas yang ada dalam diri Namjoon"

Namjoon justru menggeleng lemah menolak semua kalimat ibunya.

"Bagaimana jika aku tidak bisa ibu? Bagaimana jika Jungkook tidak selamat? Rasanya sia-sia saja dia memiliki seorang kakak sepertiku. Setiap hari, selama bertahun-tahun aku selalu memikirkan hal negatif pada semua pasienku agar aku selalu bisa memikirkan pengobatan terbaik untuk mereka. Sekarang...sekarang aku harus memikirkan hal yang sangat negatif dan teramat buruk itu pada adikku sendiri"

Moonchild || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang