My Vanesha

21.6K 1.4K 24
                                    

Haii haiii
Welcome backkk!!!

Cuss team Arinda Alif merapat...

Happy reading all

"Pyarr!!"

Vanesha yang sudah pulas tertidur seketika membuka matanya saat suara pecahan gelas memekakan telinganya.

Dengan hati-hati gadis itu menuruni tangga menuju dapur.

Vanesha sedikit berlari saat ia melihat Mommy-nya nampak sempoyongan di meja dapur.

Mabuk lagi..
Batin Vanesha.

"Mom ngapain?"

Arinda mendongak, ia tersenyum dan sedikit cekikikan, "My Vanesha.. Anak cantik mommy..", racaunya.

Vanesha tak menanggapi, ia diam saja sambil beranjak membuatkan susu hangat untuk mommy-nya.

Pandangan gadis itu mengabur, sendok ditangannya digenggam dengan kuat, hingga otot tangan lentik nan lembut itu nampak terlihat. ia benci melihat mommy-nya selalu pulang larut dalam keadaan yang seperti ini. Dulu ia tak tau kalau mommy-nya mabuk, karena setiap pulang malam, selalu ada pembantu mereka yang membantu sang mommy, atau mungkin teman mommy-nya, Namun dua tahun belakangan Vanes mulai mengerti dan tau, apa, dimana dan bagaimana mommy-nya bekerja selama ini.

Ditambah lagi, beberapa lelaki kerap kali menginap di apartemen mereka, walau lelaki itu selalu datang tengah malam dan pulang pagi dini hari, namun Vanes tau, gadis itu melihatnya.

Belum lagi laporan-laporan dari teman lelakinya yang sering memergoki mommy-nya sedang menari erotis bersama para lelaki di salah satu kelab.

Vanesha hanya diam, menutup mata dan telinga, seolah-olah ia tak tau apapun.

Vanesha diam, ia tak cukup berani untuk mengeluarkan semua hal tentang mommy-nya yang menganggunya selama ini.

"Minum dulu mom.", titah Vanes

Arinda menurut, ia meneguk susu itu hingga tandas, "Vanes punya mommy.. Vanes harus selalu sama mommy..", racau Arinda menangis dengan kepala yang direbahkan di meja makan, tangannya menggenggam tangan Vanesha erat, seolah takut kehilangan.

Vanesha diam, remaja cantik itu membiarkan sang mommy hingga tertidur dulu.

Dengan telaten Vanesha menuntun Arinda ke kamar, gadis itu mengganti pakaian sang mommy dengan baju tidur lalu menyelimuti tubuh mommy-nya.

Gadis itu keluar dari kamar sang mommy dengan tangis tak tertahankan. Ia benci dengan semua ini. Namun disisi lain ia sangat mencintai mommy-nya.

****

"Good morning anak cantik mommy.", sapa Arinda yang nampak cantik dengan kaos putih big size dengan hot pants yang nampak mengintip malu-malu di balik kaos kedodoran itu.

Mommy-nya benar-benar seperti abg.

"Morning mom.", Vanesha mencium pipi sang mommy.

"Liat, mom udah masak spageti kesukaan kamu, kita sarapan abis itu kita jalan yuk, kayanya udah lama kita nggak jalan bareng.", ucap Arinda antusias, sementara Vanes hanya mengangguk acuh tak acuh.

Mommy-nya selalu seperti ini, seolah-olah semalam tidak terjadi apapun.

"Kamu libur dua minggu kan?", tanya Arinda, Vanesha mengangguk.

"Pas banget, mom sudah reservasi penerbangan dan penginapan, mom juga udah ambil cuti, besok kita berangkat ke Bali."

Kali ini Vanesha berbinar, "mommy serius?"

Arinda tersenyum, "serius"

"Kita beneran liburan mom? Berdua?", tanya Vanes kembali memastikan, ia terlalu excited, karena selama ini Arinda selalu menitipkan Vanes untuk liburan bersama Damian dan keluarganya. Dan ini pertama kalinya Arinda mengajaknya berlibur berdua.

"Iya sayang."

"Thank you mom..", ucap Vanesha sambil memeluk Arinda dari belakang.

'Ting tong...'

"Biar Vanes yang bukain pintu mom.", ujar Vanesha saat bell apartemen mereka berdering.

Arinda mengangguk, wanita cantik itu kembali menyuapkan spageti ke mulutnya.

"Daddy!", pekik Vanesha sukses membuat Arinda tersedak.

'Daddy! Beraninya dia dateng kesini tanpa izin dulu!' batin Arinda sambil beranjak menuju ruang tamu.

Arinda menatap datar Alif yang sedang duduk bersebelahan dengan Vanesha yang tengah sibuk membuka beberapa paper bag, yang ia yakini adalah sogokan untuk putri mereka agar mau ikut liburan dengannya.

"Ada perlu apa datang kesini?", tanya Arinda sengit.

Al mendongak menatap Arinda, seolah meneliti penampilan mantan kekasihnya yang masih tetap seperti gadis belia, sangat cantik dan menggoda.

"Te-tentu saja mengunjungi putriku.", Jawab Alif sekenanya, ah tidak! Bukankah memang itu tujuannya, kenapa ia jadi sangat gugup melihat Arinda yang nampak begitu menggoda?!

Vanesha tak ikut campur, ia menyibukan diri dengan kado-kadonya, ia tau betul bagaimana ketidak harmonisan kedua orang tuanya.

Yang Vanesha tau, kedua orang tuanya bercerai saat ia masih dalam kandungan mommy-nya, entah apa alasannya, Mommy-nya tak memberi tau. Dan itu cukup bagi Vanesha, setidaknya ia bukan anak haram seperti apa yang ia dengar dari sepupu mommy-nya dulu.

"Vanesha liburan kali ini ikut sama Daddy ya? Kita akan ke swiss bersama Aaron, Andrea dan Arjuna.", bujuk Alif, hubungan Vanesha dengan ketiga sepupu kembarnya memang cukup dekat, meski selisih usia mereka hampir 5 tahun.

Vanesha menatap sang mommy yang juga sedang menatapnya dengan senyuman, "nggak bisa, Vanes sama aku mau liburan, kita sudah merencanakannya jauh-jauh hari.", ucap Arinda santai.

Al menatap Arinda tak suka, "kamu sengaja.", desisnya.

Arinda nampak acuh tak acuh.

Vanesha tersenyum sambil mengacungkan jarinya, gadis manis itu menatap sang daddy yang nampak menahan emosi dan kecewa.

"Daddy ikut saja liburan sama Vanes dan Mom, kita bisa liburan bertiga! Pasti seru!", girang Vanesha.

Arinda tegas menggeleng, kebalikan dengan Alif yang memasang senyum penuh kemenangan.

"Baiklah, kalau begitu. Kita liburan bertiga, kapan kita berangkat?" Tanya Alif

Arinda bangkit dari sofa dengan kasar, "nggak akan ada liburan bertiga! Aku dan Vanes hanya akan pergi berdua!", final Arinda dan berlalu begitu saja, meninggalkan Vanes yang nampak menunduk takut.

Sementara Alif tak habis pikir kenapa Arinda bisa bertindak demikian di depan putri mereka? Itu tak akan baik untuk mental Vanesha!

Alif memeluk putrinya erat, hingga tumpahlah tangis Vanesha, entah mengapa tangisnya begitu pilu, seperti banyak luka dan derita yang ia alami, hal itu membuat Alif meragukan Arinda dalam menjaga Vanes selama ini.

Apa Vanes tertekan?
Apa Arinda melukai Vanes?

Pertanyaan itu berkeliaran di kepala Alif.

"Sudah sayang.. Biar dad yang bicara dengan mommy mu nanti..."

Jengg jengg!!
Cutt dulu ya...

Imperfect Mommy [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang