I'm sorry Mommy

26.1K 1.7K 189
                                    

Mohon untuk kaum lemah.. Yang hatinya selembek permen yupi, please... SIAPIN  TISSUE😂

Vote 500 baru lanjut next😂
Cie kan.. Maksa😂

Happy reading all😂

"Mommy.."

Tubuh Vanesha kaku seketika, ada ribuan jarum tak kasat mata menghunus jantungnya.

Air mata gadis itu mengumpul dipelupuk matanya, seolah siap ditumpahkan, hal itu tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh lelaki dewasa yang berdiri tepat dibelakang Vanesha.

"Mommy..", lirih Vanesha, gadis itu membekap mulutnya kala melihat mommy-nya terbaring lemah, seolah tertidur damai dengan berbagai alat medis yang melekat ditubuhnya yang nampak sangat kurus.

Alif masih mencoba mengumpulkan kewarasannya yang mendadak hilang seketika kala melihat Arinda nampak begitu lemah tak berdaya dengan berbagai alat medis ditubuhnya, dalam batinnya bertanya-tanya, sebenarnya apa yany terjadi pada wanita itu?

Damian menatap kedua ayah dan anak di depannya ini, tatapan itu begitu tajam dan sarat akan emosi dan kekecewaan.

Vanesha berjalan mendekati Arinda yang tergeletak lemah di brankar rumah sakit dengan air mata yang mulai deras.

Namun, sebuah tangan besar dan berotot menahan lengan Vanesha untuk semakin mendekat.

"Uncle.. Vanes mau liat mommy..", lirih Vanesha menahan tangisnya.

Damian tak menanggapi, "mommy? Siapa ibumu? Dia adikku, bukan ibumu, kamu sendirikan yang bilang bahwa kamu tidak ingin lahir dari rahim adikku?", cemooh Damian, lelaki itu seolah lupa sedang berbicara dengan seorang remaja labil. Namun tentu Damian memiliki tujuan kuat untuk itu.

Vanesha membekap mulutnya menahan tangis yang semakin kencang.

"Please.. Uncle.. Vanesha mau lihat mommy..", mohon Vanesha.

Damian tetap pada pendiriannya.

"Damian...", lirih Alif mengiba, mata lelaki itu mulai memanas, ia tak sanggup membayangkan tentang apa yang diderita oleh sang pujaan hati.

"Ambil ini dan keluarlah! Aku harus bicara dengan ayahmu, berdua disini.", tegas Damian sambil menyerahkan sebuah box berwarna emas berukuran sedang pada Vanesha.

Gadis itu menggeleng kuat bahkan hampir berteriak memohon agar bisa lebih dekat dengan mommy-nya.

"Vanesha mau mommy.. Uncle..pleasee..", tangis Vanesha tergugu.

Alif memeluk lengan Vanesha dari belakang dan menariknya mundur.

"Turuti kata-kata uncle sayang.. Everything will be fine..",terang Alif lembut.

Vanesha semakin keras, "mommy.. Dad.. Mommy.. Va mau mommy..", tangis gadis itu tergugu.

"Va... Its okay honey.. Keluarlah sebentar, uncle hanya ingin bicara penting berdua bersama daddy.. Setelah itu Va bisa masuk lagi, ya?", bujuk Alif begitu lembut, ia paham betul kalau Vanesha akan semakin keras jika dikerasi, Vanesha adalah tipikal anak yang harus ditangani dengan kelembutan.

Vanesha akhirnya mengangguk kecil, "daddy janji ya..", lirihnya dengan sisa isakan tangis yang mulai mereda.

"Iya sayang.. Janji."

Vanesha pun keluar dengan perasaan begitu hancur, ia begitu khawatir dengan kondisi mommy-nya, gadis itu kembali menangis di kursi tunggu di depan kamar inap Arinda.

Hingga ia sadar akan keberadaan kotak berwarna emas berukuran sedang yang kini ada di pangkuannya.

Perlahan-lahan ia membuka kotak yang lebih cocok disebut sebagai kotak kado itu.

Imperfect Mommy [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang