one step to a dream

20.9K 1.3K 49
                                    

Hiiiiu
Akhirnya terjamah juga inin lapak😂
Adakah yang kangen?

Oke.. Cuss lah

Happy reading All😍

I love myself

Eh..
I love you

Btw part yang sebelumnya itu aku unpub.. Jad setelah part 2 adik 3 adik itu langsung part ini yes.. Biar nggak bingung

"Mommy! Daddy!"

Pekik Vanesha girang kala melihat Arinda dan Alif bergadengan tangan memasuki ruang tamu.

"Hai honey.. Gimana hari ini sekolahnya? Happy?" Tanya Alif sambil menuntun Arinda duduk disamping Vanesha.

Vanesha mengangguk antusias "happy dong.. Mom tadi kemo-nya gimana?"

"Lancar kok, cuma tinggal lemes sama mualnya aja sekarang." Vanesha mengangguk, dalam hatinya bergerimis menyaksikan wanita yang telah melahirkannya itu nampak begitu lemah.

"Sayang, dad anter mom ke kamar dulu ya" Vanesha tersenyum mengiyakan.

Vanesha menatap punggung kedua orangtuanya yang kian menjauh, saat itu juga setetes bulir bening menetes dari mata indahnya, teringat ia tentang semua dosa-dosanya pada sang mommy, ia merasa seperti anak yang tak tau terimakasih, tak tau diuntung.

Ia hanya melihat semuanya dari sudut pandangnya sendiri, tenggelam dalam pemikirannya sendiri bahwa seolah-olah ia lah yang paling menderita disini tanpa menengok kepada orang lain.

Tangis Vanesha kian tercekat, dan hal itu tak luput dari pandangan Alif, lelaki brewokan cukup paham dan tau apa yang membuat putrinya menangis, sebagaimana umumnya orangtua yang peka terhadap perasaan anaknya.

"Sayang.."

Vanesha mendongak menatap Alif yang kini berdiri didepannya yang duduk meringkuk diatas sofa.

"Daddy.." rengek Vanesha seolah mengadu.

Alif menatap Vanesha lembut dan membawa gadis itu kedalam dekapannya, "mommy saja sudah memaafkan Va, kenapa Va justru belum memaafkan diri Va sendiri?"

Vanesha diam tak menjawab, ia justru merapatkan pelukannya pada Alif, seolah men-charge semangatnya yang kian meredup seiring dengan perasaan bersalah yang semakin menghantuinya.

"Nak, dengarkan daddy. Daddy tau kalau Va sangat menyesal atas tindakan Va pada mommy kemarin, dan dad bersyukur atas itu, karena itu artinya Va benar-benar telah sadar kalau tindakan Va kemarin itu sangat salah."

Alif menjeda

"Tapi Va juga harus move on, mommy saja sudah memaafkan Va, itu artinya mommy ingin Va kedepan akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi mom juga nggak pengen liat Va begini, yang terpenting sekarang Va fokus belajar, menjadi orang yang pemaaf, lebih sabar lagi, lebih dewasa lagi. Okey?" Vanesha mengangguk kecil, dan dengan penuh sayang Alif mendaratkan ciuman di kening putrinya.

"Anak daddy nggak boleh cengeng! Inget! Kita sedang ada missi besar!"

"86 kapten!" Vanesha menyilangkan telapak tangannya di samping dahi, bak seorang tentara yang sedang melapor, meski dengan wajah yang penuh dengab ingus dan air mata.

"Good girl, sekarang Kapten Alif memberi tugas kepada Letnan Vanes membuat mie instan untuk Kapten Alif." perintah Alif bak seorang jendral seketika bibir Vanesha mengerucut.

"Nggak mau! Vanes mau tidur siang, minta tolong aja sama sersan Inem." kekeh Vanesha sambil berlari menuju kamarnya dan itu sukses membuat Alif kesal sekaligus merasa terhirbur dengab tingkah konyol putrinya.

Imperfect Mommy [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang