Lost Control

17.8K 1.3K 42
                                    

Vote& Coment yang buanyak

Happy reading all😍😍

Alif mendekati ranjang dimana Arinda sedang duduk merenung disana.

Lelaki itu duduk disamping mantan kekasihnya itu sambil menghela nafas panjang.

"Kamu terlalu kasar sama Vanes, Rin.", Arinda tak bergeming.

"Dia keliatan tertekan banget, dia tadi nangis, tapi aku tau, aku bisa ngerasain kalau tangisan dia tadi nggak semata-mata cuma karena bentakan kamu... Apa selama ini Vanes Baik-baik saja?", tanya Alif menatap intens Arinda.

"Maksud kamu apa?! Kamu mau bilang  kalau aku ibu yang nggak baik buat Vanesha? Kamu pikir aku bakal nganiaya anak kandungku sendiri?!", sengit Arinda, ia merasa tersentil dengan ucapan Alif, ia merasa kalau Alif tengah meragukan dirinya dalam mengurus dan membesarkan Vanes selama ini.

Alif terdiam.

Dan untuk beberapa saat mereka masih terdiam.

"Kamu ibunya Rin, harusnya kamu tau dan peka tentang apa yang dirasakan Vanes. Aku nggak tau dan aku nggak berhak tau apapun tentang kamu, tapi kalau itu menyangkut kehidupan Vanes. Maaf aku nggak bisa tinggal diam, aku bisa saja mengurus pengalihan hak asuh Vanesha padaku.", ujar Alif panjang lebar.

Seketika Arinda terbelalak, "GILA KAMU?!"

"Pikirkan baik-baik soal Vanes, atau kamu akan kehilangan dia selama hidupmu." peringat Alif.

Arinda bangkit, ia berkacak pinggang di depan Alif dengan wajah memerah menahan emosi.

"Kamu pikir kamu siapa?! Ada hak apa kamu sama anakku?!",teriak Arinda.

Alif bangkit, "aku ayahnya! Ayah kandungnya! Aku berhak atas Vanesha!"

Wanita cantik yang nampak geram itu berdecih meremehkan.

"Ayah?! Vanesha nggak akan pernah pantas memiliki ayah seorang bajingan seperti kamu! Pria hidung belang! Keparat!Menji---ehmmm!!!leps--ass!"

Arinda memberontak saat Alif tiba-tiba menciumnya dengan brutal, menggigit, dan mengabsen rongga mulut Arinda tanpa ampun.

Wanita itu bergerak gelisah karena Alif mengunci pergerakannya.

Lekali itu kalap, emosinya tersulut mendengar semua perkataan buruk Arinda, ia benci dianggap sedemikan brengseknya oleh Arinda, amarahnya meledak setelah sekian lama ia selalu diam saat Arinda menginjak-injak harga dirinya.

Dengan kasar, dan penuh nafsu, Alif menggiring Arinda ke tempat tidur, seperti ada yang harus ia selesaikan, jiwa lelakinya meraung ingin mendapat kepuasan dari mantan kekasihnya ini.

Namun seketika, Alif berhenti. Ia terperanjat saat ia melihat wajah Arinda yang nampak berantakan dengan air mata yang menganak sungai, dan bibir bawah yang nampak mengeluarkan darah segar.

"Please.. Don't do...hikss..", Arinda mengiba, wanita itu menyilangkan kedua tangannya di dada, seolah melindungi tubuhnya.

Mata wanita itu tertutup erat, seperti sangat ketakutan.

'Kenapa reaksi Rinda separah ini? Bukankah ini pekerjaannya selama ini?'-batin Alif bertanya.

Baru saja Alif ingin mendekat pada Arinda sebuah teriakan menginterupsinya.

"JANGAN SENTUH MOMMY!"

Tubuh Alif tegang seketika, ia seolah membatu saat melihat putrinya kini sedang memeluk sang mommy dengan tatapan tajam menghunus pada Alif, sementara Arinda nampak menangis lega di pelukan Vanesha.

"Daddy jahat!", teriak Vanesha dengan air mata menetes begitu saja.

Alif menggeleng, "buk--

"Daddy pergi! Jangan datang kesini lagi! Vanes benci sama Daddy!", tangis gadis itu pecah, ia melihat dengan mata dan kepalanya sendiri bagaimana tadi Daddy-nya mencoba memperkosa mommy-nya.

Ia benci siapapun yang melukai Mommy-nya. Termasuk jika itu daddy-nya sekalipun.

Tangis Vanesha pecah, gadis itu mengeratkan pelukannya pada sang ibu.

"Keluar kamu Al!", desis Arinda.

Alif merasa seolah dunianya runtuh, putrinya membencinya sekarang. Ini salahnya, ia lepas kontrol.

"Vanes..Dad lepas kontrol sayang... Maafkan Dad...",lirih Alif menyesal.

Vanes menggeleng.. "Pergi Dad.. pergi...."

Alif melangkahkan kakinya keluar dari sana dengan berat hati.

cuutt yaa😂😂

Imperfect Mommy [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang