Chapter 6

26 2 0
                                    

"Maksud Lo apa di kantin tadi?!!?!Ha?!?!" Bentak Nadine sambil menggebrak meja Sakti. "Gue ga tau apa apa, Din. Gue gak nyuruh Abi buat ngelakuin itu ke Dista" jawab Sakti dengan nada sedikit gugup karena bentakan Nadine. "Sampai gue liat kalian jailin Dista lagi, lo tau kan apa akibatnya?" Ancam Nadine kepada Sakti. "Iya Din iya. Gue atas nama Abi minta maaf sebesar-besarnya ya" kata Sakti sambil memohon. "Loh, kok ke gue minta maaf nya?! Harus banget di jelasin minta maaf ke siapa?" Sindir Nadine sambil melirik uluran tangan Sakti. Sakti yang merasa pun langsung membelokkan uluran tangannya kepada Dista. Dista membalas uluran tangan Sakti dan tersenyum kecil. Sakti pun merasa lega.

Tak terasa bel pelajaran pertama pun akan di mulai, Dista pamit kepada Nadine untuk kembali ke kelas. "Din, gue balik dulu ya, udah bel nih. Terimakasih tumpangan kelas dan semuanya" kata Dista dengan senyuman lalu berjalan keluar kelas Nadine. "Iya, Dis. Kalau ada apa apa bilang gue ya!!!" balas Nadine setengah berteriak.  Dista hanya mengacungkan jempolnya.

Sesampainya di kelas, Dista tidak langsung duduk di bangkunya. Ia menghampiri Naila, teman sekelasnya. "Eh Nai, gue denger lo suka sama si anak baru itu ya???" tanya Dista sambil melirik ke arah Abi yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Naila yang mendengar pertanyaan tersebut langsung mendongakkan kepala menatap Dista dengan tatapan tak biasa. "Hah...t...tau dari mana kamu Dis?" tanya Naila gugup. "Ada pokoknya. Gue gak bakal bilang siapa siapa, justru ini gue mau bantuin lo buat deket sama Abi. Gimana?" tawaran Dista membuat tingkah Naila semakin gugup. "Serius, Dis?" tanya Naila meyakinkan pertanyaan Dista. Dista mengangguk cepat sambil tersenyum. "Sekarang lo ke bangku gue dan duduk di sampingnya Abi. Biar gue duduk disini" . Naila yang mendengar perintah Dista menjadi kaku. "S...sek..sekarang, Dis?" . "Heeeemmmm" jawab Dista gemas. Naila bergegas membereskan buku dan alat tulisnya lalu pindah ke bangku Dista.

"Lo ngapain sih nyuruh Naila pindah tempat?" tanya Renald. Teman sebangku Naila. "Gapapa, males aja duduk situ terus" jawab Dista dengan mata memandang bangkunya yang kini sudah di duduki oleh Naila. Renald hanya mengangguk pelan.

Tak lama kemudian Bu Jaenab memasuki kelas."Selamat Pagi anak anak" sapa bu Jaenab. "Pagi Bu!!!!" Jawab murid murid serempak. "Baik anak-anak, hari ini Ibu akan membagi kalian menjadi lima kelompok. Berhitung dari satu sampai lima, dimulai dari Renald". Lanjut Bu Jaenab. "Baik, bu". "satu" lanjut Renald. "Dua" ucap Dista . "Tiga" ucap Renya. "Empat" ucap Caroline. "Lima" ucap Arinda. "Satu" ucap Deon. "Dua" Abi. "Tiga"ucap Naila. "Empattt" ucap Bastian. "Lima" ucap Naira. "Satu" ucap Rino. "Dua" Laurent. begitu seterusnya sampai bangku paling pojok. Siapa lagi kalau bukan bangkunya si Deren raja tidur. "DEREN!!!!!" teriakan para murid dan lemparan kertas yang sudah berbentuk bulat pun membangunkan Deren dari mimpi indahnya yaitu mendapat gratisan soto Pak Jamal. "Aishh...ganggu aja sih kalian. Lagi mimpi dapet gratisan soto Pak Jamal nihh" kata Deren sambil mengelap air liurnya yang membuat seluruh penghuni kelas bergidik geli. "Deren, cepat keluar!!!!cuci muka kamu yang bersih!!!!jangan ke kantin ya!!!!" perintah Bu Jaenab. "Eh ada Bu Jaenab, Baik bu. Permisi" kata Deren sambil menggaruk garuk kepala belakangnya yang tak gatal dan langsung meneylonong keluar kelas. "Baik anak anak, silahkan bergabung dengan kelompoknya masing masing" pinta Bu Jaenab. "Baik Bu" jawab para murid serempak.

Sementara Dista sibuk mencari anggota kelompoknya. "Lah, lo sekelompok sama gua kan?" tanya Dista. Lo urutan dua bukan tadi?" Laurent nanya balik. "Iya" jawab Dista. "yaudah, ayok. Gue juga. Duduk sini aja ya Dis" jawab Laurent. "Oh, oke Lau." jawab Dista. Tiba-tiba Abi datang bersama Chiko. "Napain lo disini?" tanya Abi dengan nada jutek. "Lah, emang gue di kelompok ini. Harusnya gue yang nanya sama lo kenapa lo disini. Jauh jauh deh lo dari gue. Anti banget gue sama cowok kayak lo" cibir Dista panjang lebar. "Udah udah, ribut aja sih kalian!!!!. Lo juga, Bi. Ngapain mancing mancing emosinya Dista. Duduk lo" lerai Natalie si bijak.


HAI GUYS!!!! COMEBACK AGAIN WITH AUTHOR...SEMOGA SUKA YA SAMA CEIRTANYAA.... TUNGGUIN KISAH DISTA DAN ABI SELANJUTNYA YAA....YANG SEMAKIN HARI SEMAKIN MENJENGKELKAN WKWKWK.


Salam Cinta, Author comel :)

NOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang