♡18

1.1K 121 14
                                    

"Kim Namjoon!!" teriak Jimin kaget. Namjoon menutup pintu kamar Jimin dan menguncinya lalu duduk didepan Jimin tepat diatas kasurnya, menyilangkan kedua tangannya didepan Jimin lalu berdecak sebal, "Dasar bodoh" katanya disusul dengan jitakan keras diatas kepala Jimin.

Jimin mengiris kesakitan sambil memegang kepalanya dan segera membalas Namjoon dengan menendang lengannya. "Apaan si lo, dateng dateng ngatain, melakukan kekerasan pula. Gue aduin komnasham ditembak mati lo" teriak Jimin. Namjoon berbaring dikasur Jimin sambil merentangkan kedua tangannya, "Jim, kenapa lo ga jujur aja sih sama perasaan lo ke Yoongi? Kenapa harus melakukan aksi seperti itu dan menyakiti hati sendiri kaya gitu?" tanya Namjoon.

Jimin berbaring disamping Namjoon, lengannya terlentang sampai ke atas dada Namjoon, matanya tertuju pada langit-langit kamarnya dan sesekali ia menghela nafas panjang. "Gue gamau dia mandang gue suka sama dia karena suatu pelampiasan joon, gue pengen dia menyadari perasaan gue karena emang gue suka sama dia" jawab Jimin.

"pelampiasan?" tanya Namjoon balik, Jimin mengangguk lalu duduk di kasur, disebelah tubuh Namjoon, menyilangkan kedua kakinya dan menjambak halus rambutnya frustasi. "Listen to me joon" titah Jimin. Namjoon menengok kearah Jimin lalu mengangkat kedua alisnya.

"Gue suka sama lo, udah lama. Dari SMA, dari kita yang suka sama-sama sampai lo jadian sama Kim Seokjin, Park Jimin suka sama Kim Namjoon sampai jadi gila" jelasnya. Namjoon merubah posisi tidurnya menjadi duduk didepan Jimin lalu ia mengangguk-anggukan kepalanya seakan dia menerima semua perkataan Jimin.

"Kemudian Park Jimin ketemu Min yoongi dan seiring berjalannya waktu dia melupakan perasaanny kepada Kim Namjoon dan mulai membuka hati pada Min Yoongi, kan?" lanjut Namjoon tersenyum. Jimin membalasnya dengan senyuman dan anggukan, "tapi Min Yoongi menganggap perasaanku hnya sebagai pelampiasan karena aku tak bisa menggapai hatimu, pelampiasan karena tak ada sosok yang bisa menyayangiku seperti Kim Namjoon yang dulu. Aku tak seperti itu joon-ah, aku menyukai Min Yoongi lebih dari aku menyukai Kim Namjoon" balasnya sambil menangis.

Namjoon menepuk pundak Jimin dan sesekali mengusap rambut Jimin untuk menenangkan hatinya, ia sangat prihatin dengan kondisi Jimin yang sangat kacau hari ini. "Jim, gue gabisa lepasin Seokjin. Gue cinta mati sama dia" katanya. Jimin mengangguk, "gue tau joon, seberapa besarnya rasa cinta lo buat Seokjin. Gue ngerti, Seokjin itu hiduplo" katanya.

"Gue udah melakukan hal 'itu' sama Seokjin,jim" katanya lagi. Jimin menatap Namjoon mematung dan tak sadar air matanya mengalir lagi didepan Namjoon sambil mengigit bibir bawahnya, "Tak ada celah lagi bagiku ya?" katanya sambil tersenyum walau air matanya terus mengalir, "Ini pilihanku, Jimin-ah. Aku memilih Seokjin sejak pertama kali aku bertemu dengannya"

"Bahkan ketika aku sudah memantapkan hati untuk memilih Min Yoongi, hatiku tetap sakit ketika kau memberitahuku tentang itu. Kau selalu mendapat tempat spesial, disini" kata Jimin sambil menunjuk hatinya. Namjoon tersenyum, "Jimin-ah, ada hal yang lebih baik daripada menyimpan namaku disitu" Namjoon menggenggam telunjuk Jimin lalu membawanya ke depan wajah Jimin, "Min Yoongi, kau harus memperjuangkannya. Jangan lepaskan dia lagi, jangan membuatnya pergi seperti aku meninggalkanmu dalam keadaan pedih. Min Yoongi menyukaimu begitupun kau menyukainya, jangan sia-siakan. Bawa dia ke tempat spesial yang ada disitu" Namjoon membawa telunjuk jimin kembali ke depan hatinya dan membuat Jimin tersenyum akan perkataan Namjoon.

"Apa aku masih punya kesempatan dihatinya setelah kejadian ini?" tanya Jimin. Namjoon terbahak tertawa, "hey bahkan dia hampir menangis karena dianiaya Seokjin di apartemen dan menyesal atas semua perbuatannya didepan Seokjin, dia menginginkanmu Jimin-ah" Jimin meringis ngeri mendengar perkataan Namjoon, "Seokjin itu menakutkan sekali ya?" tanya Jimin memicingkan sebelah matanya.

BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang