♡21 (Rate M)

2K 138 8
                                    

Seokjin menghampiri Namjoon yang masih mengepak barang bawaannya di kamar apartemen mereka yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan untuk selamanya, ia duduk di pinggiran kasur sambil membantu Namjoon melipat baju-bajunya dan memasukannya kedalam koper. "Namu, diluar ada orang aneh. Badannya besar-besar dan pakaiannya serba hitam dan kacamata sempit di wajahnya membuat aku takut" kata Seokjin. Namjoon tersenyum dan melirik wajah Seokjin lalu kembali mengemasi barang-barangnya, "mereka bukan orang aneh sayang. Itu suruhan ayahku untuk mengawal kita mulai hari ini" Jawab Namjoon sedikit tertawa.

"Ayahmu mengirim hal seperti itu juga?" tanya Seokjin terbelalak yang dibalas dengan anggukan Namjoon. "Jinseok jadi ragu untuk bertemu dengan ayahnya namu, kalau nanti dia tak suka denganku bagaimana? Kalau nanti namu dipaksa untuk menjauh dariku bagaimana? Kalau---"

"Memangnya jinseok mau aku pergi meninggalkanmu?" tanya Namjoon yang tiba-tiba pergi ke arah Seokjin dan menangkup kedua pipinya. Seokjin berusaha menggeleng didalam tangkupan kedua tangan Namjoon dan ia pun memeluk tubuh Namjoon yang berdiri didepannya, "Maaf, aku hanya takut" katanya.

"Ayahku bukan tipikal orang yang protektif seperti itu sayang, dia mengizinkanku untuk hidup bersama orang yang aku pilih asalku bahagia, dan kamu orang yang aku pilih jinseok sayang" kata Namjoon sambil mengusap rambut Seokjin.

"berbeda dengan mendiang ibuku, beliau hanya ingin aku hidup bersama orang yang hidupnya royal dan juga mempunyai DNA yang baik, kurasa itu juga ada pada dirimu. Wajahmu tampan dan pipimu menggemaskan, aku yakin Soobin dan Beomgyu akan mirip sepertimu juga" lanjut Namjoon terkekeh disusul dengan pipi Seokjin yang memerah.

Seokjin menghempaskan tubuhnya di atas kasur dengan tangan yang terlentang, ia menatap ke arah langit-langit kamarnya bergumam sambil tersenyum, "Selamat tinggal apartemen bodohku" katanya cekikikan. Namjoon tersenyum lalu membungkuk dan mensejajarkan wajahnya pada wajah Seokjin lalu kedua tangannua mengunci bahu Seokjin tak bisa bergerak kemana-mana.

"Mau melakukan sesuatu untuk yang terakhir kalinya disini?" tanya Namjoon menyeringai. Seokjin mengembungkan pipinya lalu menangkup kedua pipi Namjoon yang berada tepat diatasnya, "Om-om berbadan besar itu sudah menunggu Namu, jangan mengada-ada" jawab Namjoon.

"Mereka dibayar untuk menunggu jinseok-ah" timpal Namjoon kembali. Seokjin menghela nafasnya lalu menusuk kecil pipi Namjoon, "kalau aku tidak mau?" tanyanya.

"Aku akan memaksa" jawab Namjoon dan tanpa aba-aba ia mencium bibir Seokjin dengan ganas tanpa henti sampai Seokjin meronta-ronta dan akhirnya ia sedikit mendorong bahu Namjoon, "Oke-oke baiklah, uuh! Menyebalkan" racau Seokjin kemudian ia melingkarkan tangannya di leher Namjoon dan Namjoon mulai menidih tubuh Seokjin dan menangkup punggungnya dengan satu tangannya. Mereka berpagutan lidah selagi satu tangan Namjoon menyusuri di dalam baju Seokjin dan menemukan titik lemah Seokjin.

"Namu, jangan buat bajuku jadi kusut--A-aahhnn!!" rintih Seokjin saat putingnya dicubit kecil oleh Namjoon dan membuat Seokjin menggelinjang kecil serta menggigit bibir Namjoon tak sengaja di sela ciuman mereka.

"Aku mau mulai sekarang aja" kekeh Namjoon menyeringai mesum kemudian menyibak setengah baju Seokjin dan mulai menghisap puting Seokjin di sisi kiri dan memilin puting Seokjin disebelah kanannya. Berlanjut dengan Celana Seokjin yang sudah pergi entah kemana juga Namjoon yang membuka celananya hanya sampai setengah paha kemudian Namjoon melumasi batang adiknya dengan pelumas yang masih berdiri di meja sebelah kasur dan juga mengusap lubang milik Seokjin untuk bersiap ia gunakan.

Seokjin makin mencengkram baju Namjoon dan mulai menahan desahannya dengan menggigit bibir bawahnya dan matanya terpejam dan melingkarkan kakinya dipinggul Namjoon saat batang adik Namjoon sudah mulai menerobos kearah lubang sempit milik Seokjin.

BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang