♡23

1.1K 123 8
                                    

Seokjin dan Namjoon sampai di gerbang mansion mereka, Namjoon membuka jendela mobilnya termasuk Seokjin dan keduanya saling menikmati pemandangan jalanan di dalam mansion mereka, maklum jarak dari gerbang menuju ke mansion mereka saja cukup jauh, 1km

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin dan Namjoon sampai di gerbang mansion mereka, Namjoon membuka jendela mobilnya termasuk Seokjin dan keduanya saling menikmati pemandangan jalanan di dalam mansion mereka, maklum jarak dari gerbang menuju ke mansion mereka saja cukup jauh, 1km. Disepanjang perjalanannya pun terdapat banyak pemandangan pohon hijau yang sejuk dan ada pohon sakura yang menghiasi sebuah taman besar di dekat mansion mereka dengan danau buatan dan juga jembatan yang menghiasinya. Seokjin meminta turun di depan taman dan mengajak Namjoon untuk ikut turun untuk menikmati sejuknya angin di taman mansion mereka. Namjoon pun menyetujuinya dan mereka berdua pun turun dari mobil sedangkan supir dan bodyguard mereka melanjutkan jalan untuk menyimpan barang-barang mereka.

"Namu, lihat ada pohon Sakura!" kata Seokjin antusias sambil menarik-narik tangan Namjoon dan menjuk pohon sakura yang berdiri di taman itu. Namjoon hanya tersenyum sambil mengikuti langkah Seokjin ke pohon sakura itu. Keduanya duduk di kursi taman dibawah pohon sakura yang sudah disediakan disana.

"Jinseok senang?" tanya Namjoon. Seokjin memicingkan matanya, "kau bercanda? Ini luar biasa! Ini surgaku! Aku senang berada disini, walaupun jauh tapi tempat ini tidak membuatku kecewa, aku bahagia namu!" jawab Seokjin dengan senyumannya yang lebar dengan tulus sampai menyipitkan matanya lucu didepan Namjoon.

Tapi sesudah ia tersenyum lebar, senyumnya tiba-tiba memudar dan akhirnya ia tertunduk, "tapi bagaimana dengan Yoongi dan kak Jimin? Aku merindukan mereka" kata Seokjin sambil bersandar di bahu Namjoon. Seokjin mengambil ponselnya yang ada di saku celananya, "132 telepon tak terjawab dan 4300 pesan tak dibaca dari Min Yoongi, dia pasti mengkhawatirkanku. Kak Jimin juga pasti mencarimu namu" kata Seokjin.

"Telepon saja, katakan maaf dan ceritakan point pentingnya kenapa kita tiba-tiba pindah dari apartemen dan berhenti kuliah. Mereka pasti kaget" jawab Namjoon sambil mengelus-elus pipi Seokjin. Seokjin mengangguk dan kemudian mulai menekan tombol Video call kepada Yoongi yang langsung dibalas 3detik setelah Seokjin memencet tombol "call" nya itu.

 Seokjin mengangguk dan kemudian mulai menekan tombol Video call kepada Yoongi yang langsung dibalas 3detik setelah Seokjin memencet tombol "call" nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"yoon--"

"KIM NAMJOON! KIM SEOKJIN!" teriak Yoongi dan Jimin ketika mendapat video call dari Seokjin.

"Jangan teriak gitu dong kalian. Aku kan baru aja mau ngabarin kalian" jawab Seokjin memajukan bibir bawahnya dengan pipinya yang mengembung

"Kau fikir enak di gantung seperti ini, kalian dimana!? Apa yang sedang terjadi!?"

Seokjin melirik Namjoon, ia menimbang-nimbang haruskah ia mengatakan ini pada Yoongi dan Jimin atau mengelak dan berbohong kepada mereka. Namjoon mengangguk didepan Seokjin seakan paham bahwa kekasihnya itu bingung apa yang harus disampaikan lalu ia pun bersuara didepan Yoongi dan Jimin.

"Aku dan Seokjin diteror orang tidak bertanggung jawab, kami dipaksa untuk berpisah atau aib buruk Seokjin maupun aku akan disebar ke khalayak umum. Sekarang aku dan Seokjin di mansion baru. Letaknya sangat jauh dan tidak terjangkau oleh orang-orang. Ini adalah mansion teraman saat ini, kalian bisa mengunjungi kita tapi tak sekarang, Yoongi-ah, Jimin-ah"

"Lalu apa yang akan kalian lakukan sekarang?"

Namjoon menghela nafasnya lalu menatap Seokjin dan tersenyum, "Aku akan menikah dengan Seokjin" jawab Namjoon tersenyum.

Yoongi dan Jimin begitu terkejut dengan pernyataan Namjoon, keduanya tampak dibuat terdiam dan hanya menyisakan diri mereka yang mematung.

"Akan kukirimkan nanti undangannya pada kalian" sambung Namjoon.

"Intinya, untuk saat ini aku dan Seokjin tidak bisa ditemui siapapun sekarang. Mansion kami juga dijaga ketat oleh 100 penjaga keamanan dan 300 kamera keamanan yang tersebar disetiap sisinya. Kalaupun memang kalian ingin mampir kesini, pastikan kalian hanya datang berdua, salah satu anak buahku nanti akan menjemput kalian di apartemen lamaku, yaitu apartemenmu jimin-ah" Namjoon memicingkan sebelah matanya lalu tersenyum, Seokjin yang hanya terdiam selama Namjoon berbicara juga tersenyum dan akhirnya bersandar di bahu Namjoon.

"Bisakah aku bertemu kalian besok? Aku merindukan Seokjinie ku" Jimin bersuara. "Kak jimin...." gumam Seokjin. Seokjin menatap Namjoon dengan tatapan berbinar tapi Namjoon hanya terdiam sampai akhirnya menggeleng kecil dan berbisik kepada Seokjin, "tidak sekarang sayang, kita masih harus merapikan barang-barang kita dan mengurus rencana pernikahan kita. Katakan pada Jimin kalau tidak bisa ditemuinya sekarang" katanya.

Seokjin menghela nafas kecil kemudian mengangguk walau sedikit kecewa lalu ia menata layar ponselnya lagi dan tersenyum didepan jimin, "Maaf kak, aku masih harus mengatur beberapa hal disini. Aku akan menghubungi kak jimin lagi jika aku sudah bisa ditemui" jawab Seokjin.

Terlihat jelas raut wajah Jimin yang sedikit termenung dan mengangguk pasrah lalu menyandarkan kepalanya miring ke bahu Yoongi, "baiklah... Semoga urusanmu cepat selesai jin-ah"

"Kalau begitu, kami harus mengakhiri telepon ini, kami masih harus berkemas dirumah. Akan ku telepon lagi ya jika urusan kami disini sudah selesai. Aku merindukan kalian Yoongi, Kak jimin!" Seokjin dan Namjoon melambaikan tangan mereka kemudian telepon mereka pun berakhir.

Namjoon dan Seokjin saling bertatap-tatapan hening tanpa ada suara apapun. Hanya suara angin kecil yang menemani mereka di keheningan taman rumah mereka, bunga sakura yang sedikit berguguran membuat suasana keduanya menjadi lebih hangat dan Namjoon pun akhirnya mengelus pipi Seokjin dan tersenyum, "Aku tau ini berat jinseok-ah, kumohon bertahanlah denganku. Jadikan aku penompang di hidupmu maka aku juga bisa menjadikanmu sebagai sumber kekuatanku. Aku milikmu dan begitupun kau milikku, mau kan berjuang bersamaku mulai hari ini?" kata Namjoon menatap setiap inci wajah Seokjin, mengelus pipi dengan tangan kanannya sedangkan tangan yang satunya lagi memainkan rambut Seokjin perlahan. Seokjin merasa Namjoon lebih hangat dari sebelumnya, dengan kata lain perkataan dia begitu tulus.

Seokjin mengangguk lalu memegang tangan Namjoon yang masih mengelus kecil pipinya dengan jari jempolnya, lalu bersandar di tangan Namjoon dan tersenyum memejamkan mata. "Aku percaya padamu, Daddy Namu" jawabnya tersenyum dan setelahnya menatap kembali Namjoon yang terlihat lebih santai dan tersenyum manis didepan Seokjin.

Namjoon mendekatkan wajahnya ke wajah Seokjin dan mereka pun berciuman dibawah pohon sakura yang daunnya berguguran, hangat dan juga tulus. Itu juga yang keduanya rasakan saat mereka akhirnya saling berpelukan, romantis.

Setelah puas mengelilingi taman di mansion mereka, Namjoon dan Seokjin pun berjalan pulang ke mansion mereka yang mulai saat ini akan dihuni oleh mereka. Mengelilinginya disetiap sudut ruangan sampai ke rooftop, semua di balut dengan kemewahan dan dinding rumah yang cukup estetika. Sesudahnya keduanya memilih untuk langsung merapikan semua barang-barang mereka yang tadi sudah dibawah oleh seluruh pelayan di mansion itu. Total bawahan Namjoon dan Seokjin saat ini ada lebih dari 200 yang masing-masing terdiri dari pelayan dan koki di dalam mansionnya, perawat kebun dan taman, pengawal dan penjaga keamanan di mansion tersebut. Semua Namjoon lakukan untuk melindungi cahaya hidupnya, Kim Seokjin.

BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang