Bab. 4

8.1K 532 14
                                    

" Al, lo ke kantor duluan. Bareng Jim sana."

" Bukan nya Jim mau ke proyek?" protes lelaki yang disapa Al.

Alfonso Abraham, anak kedua keluarga Abraham. Ganteng tapi terlihat dingin.

" Jim bisa anter lo ke kantor dulu. Baru setelahnya pergi ke proyek." memang semua kata yang diucapkan Nick tak ada bantahan. Bukti nya sekarang Al hanya mengiyakan saja apa yang kakak nya perintahkan.

Aku mengekori Nick menuju mobil nya. Lelaki itu membuka pintu mobil samping kemudi.

" masuk!! " titahnya.

Aku hanya menurut. Masuk ke dalam mobil nya tanpa kata dan tanpa bantahan.

Nick membawa mobil mewah nya membelah padatnya jalanan di pagi hari. Suasana hening menyelimuti kami. Bahkan tak ada suara musik pun di dalam mobil mewah ini.

Aku mengernyit mendapati mobil Nick sudah berhenti di pelataran kampus. Bagaimana dia bisa tahu aku kuliah disini.

" Turun." perintah nya.

Suara tajam nya membuatku terjengit  kaget. Tidak bisakah dia berkata lebih lembut padaku. Baru kali ini aku menemui pria tidak tahu tata krama dan tidak tahu cara berbicara yang baik dengan orang lain.

Aku mendengus merasa kesal dibuatnya. Tanganku terulur membuka pintu mobil nya. Belum juga pintu nya terbuka, lengan kananku sudah ditarik olehnya. Tentu saja dengan reflek aku menolehkan kepala.

Saat itulah tangan Nick terulur meraih tengkuk ku dibawa nya mendekat maju dan bibir kami bertemu. Nick tak hanya menempelkan bibir nya, tapi lelaki itu melumatnya, lidah nya berusaha menerobos masuk ke dalam mulutku. Aku mengunci rapat bibirku tapi saat kurasakan gigitan kecil di bibir bawahku mau tak mau membuatku membuka mulutku.

Nick menciumku dengan penuh nafsu dan aku tahu itu. Tangan nya sudah berpindah mengelus paha ku merayap semakin naik meremas kewanitaanku. Kupukul lengan nya dengan tanganku tapi dia tetap tak mau berhenti. Menyesal kenapa tadi aku harus memakai rok. Jika tahu begini memakai celana lebih aman sepertinya.

Nick melepas ciuman kami, menempelkan kening nya pada keningku. Mataku terpejam, detak jantungku tak beraturan. Nick sudah menarik keluar tangan nya dari dalam rok ku.

" jika saja aku tak ingat sedang berada dimana kita sekarang, bisa kupastikan jika kau tak akan selamat dariku."

Setelah dia mengatakan itu, kudorong dada nya kebelakang hingga sedikit menjauh dari tubuhku. Bergegas kubuka pintu mobil dan segera turun dari dalam nya. Secepat yang kubisa lakukan menjauh segera dari lelaki tua berotak mesum itu. Aku tidak tahu bagaimana hari-hariku kedepan nya jika selalu saja harus bertemu dengan nya. Sanggup kah aku? Entahlah.

" Sofia....!!!!" suara teriakan yang sudah kuhafal diluar kepala.

Meichan, sahabat ku yang paling baik sedunia berlari menghampiriku. Lalu dia memeluk ku sangat erat.

" astaga Sof.... Kamu baik-baik saja kan? Tidak ada yang luka kan.? Semalam aku enggak bisa tidur mikirin kamu."

Meichan meneliti ku dan aku tersenyum. Aku bersyukur memiliki sahabat sebaik memei, begitu aku biasa memanggilnya.

" Sof, cerita ke aku siapa sebenarnya penculik ganteng yang semalam menyeret mu keluar dari kosan ku. "

Wajah menyelidik memei membuatku  bingung. Haruskah aku bercerita yang sesungguhnya pada sahabat ku ini? Rasa nya tidak mungkin dan aku belum siap orang lain mengetahui tentang statusku saat ini.

#####

Tbc
22.10.10

(Repost) My Sexy Hubby - Tamat/KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang