Telepon dari Galih barusan yang mengabarkan jika Binar pergi dan tidak juga pulang padahal sudah tengah malam, benar-benar mengganggu pikiran Gema. Arunika sudah pergi sejak tadi sore untuk observasinya di Bandung, Gema memilih untuk tidak memberitahu Arunika karena takut mengganggu fokus adiknya itu.
Nomor telepon Binar pun sudah ikut ditelepon oleh Gema berulang-ulang kali. Sialnya jawabannya selalu sama, nomor Binar tidak aktif! Gema menggaruk kepalanya dengan frustrasi, sebuah foto candid yang sudah lama ia simpan di ponselnya terus-menerus ia pandangi. Sosok Binar yang masih SMA, begitu tenang ketika membaca novel, Gema sengaja memotretnya sewaktu menjemput Arunika dulu. Gadis yang selalu membuat Gema hilang suara, membuat Gema tak mampu bicara banyak. Gadis yang selalu membuat pikiran Gema kacau jika masalah menghampiri Binar.
Karena saking lelahnya berpikir tentang banyak hal, Gema mengambil kunci mobil di atas nakas lalu menjelajahi jalanan kota. Langit sudah gelap, rupa-nya tak lagi terlihat. Namun, mata Gema sibuk ditajamkan untuk mencari sosok yang tak bosan hadir dalam pikirannya. Gema tahu, usahanya ini bisa saja dibilang seperti menjaring angin, namun ia lebih menakutkan ketakutannya sendiri. Kota ini terlalu luas untuk menemukan Binar, namun kota ini juga terlalu jahat untuk gadis seperti Binar. Maka dari itu Gema tidak ingin sesuatu yang buruk menghampiri Binar. Ia harus temukan Binar, pasti.
✨✨✨
Langkahnya berat, kantuk mulai mengambil seluruh fokusnya. Matanya meronta ingin segera dipejamkan, sialnya ia belum punya tempat aman untuk rehat. Perjalanan yang begitu jauh, membuat kakinya lelah hingga memar. Ia belum pernah seperti ini, bahkan tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Ia kira, dengan menghukum dirinya sendiri untuk berjalan kaki sejauh mungkin, itu adalah pilihan terbaik.
Sesekali ia masih menangis, namun kadang-kadang ia hapus tangisannya karena tidak ingin menjadi perhatian sekitar. Dinginnya malam membuat ia menggigil, ia kira hanya rumah satu-satunya tempat yang tidak nyaman, ternyata jalanan di luar juga tidak aman. Ia pegang perutnya, rasa lapar membuat perutnya itu bunyi. Ia tidak makan sejak kemarin, pikirannya sudah kenyang diisi kenangan buruk.
Saking serius dengan langkah kakinya, ia tak perhatikan jalanan ketika menyeberang. Sebuah motor dengan kecepatan tinggi nyaris membuat ia berhenti berpijak, untungnya sang pengemudi berhasil menguasai rem mendadak. Lajunya terhenti akibat langkah lamban gadis kacau di hadapannya.
Gila, ini sudah malam. Dan hanya orang gila saja yang membiarkan dirinya jalan kelimpungan di luar seperti ini. Si pengemudi motor membuka kaca helm-nya, berteriak. "Kalau mau mati jangan di jalan, dong! Nyusahin orang lain doang tahu gak?"
Sayangnya suara itu hanya seperti semilir angin di telinga si pejalan kaki. Ia tetap melanjutkan langkah, tanpa menoleh dan tidak mendengar. Si pengendara motor dibuat kesal sekaligus bingung dengan sikap aneh gadis itu. Apa ia tidak tahu sangat berbahaya sekali jika berada di jalanan kota pada tengah malam begini? Si pengendara motor berpikir, apa mungkin ia orang gila? Tapi mana mungkin orang gila punya penampilan seperti itu? Memang ia hanya kelihatan kacau, tapi dia terlihat baik-baik saja dari penampilannya.
Menarik napas dalam-dalam, si pengendara motor akhirnya meminggirkan motornya si bahu jalan. Turun, dan menghampiri gadis yang terus berjalan itu. Ia mendengus sebelum membuka suara, seharusnya ia tidak perlu terlalu jauh ikut campur urusan orang lain yang bahkan... astaga! Dia enggak kenal siapa gadis itu dan bagaimana gadis itu. Tetapi karena ia pernah punya pengalaman buruk dengan seorang gadis yang berjalan di jalanan pada malam hari, ia tidak ingin lagi ada kasus-kasus lainnya.
"Hey?" teriaknya memanggil, seraya menyapa si gadis. Sementara yang dipanggil tak hirau.
Dengan nyali berani yang agak sedikit memenuhi ambisi dirinya, ia menepuk pundak gadis itu, nyaris membuat Binar meninju pangkal hidungnya. Untung refleksnya bagus sehingga ia segera mengambil langkah mundur. Mata keduanya membulat sempurna ketika bertatapan.
![](https://img.wattpad.com/cover/203333248-288-k106898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nights [COMPLETE]
General FictionSebab malam yang kelam takkan punya langkah tanpa sinar. -Binar Renjana copyright@2019 by tulisanmembiru ⚠️18+