Tanpa suara, tanpa kata, hilang gundah, ada rasa senang yang membuncah sekaligus haru tak terelakkan. Arunika memekik nyaring, luapkan semua rasa nelangsa yang beberapa waktu ini ia pikul. Dengan gerakan cepat melewati Gema, Arunika menarik sosok di depan mereka itu dalam peluknya dengan rindu yang nyata. Lalu, keduanya menangis bersama, sementara Gema masih terlalu terkejut dengan realita yang kini terpapar di hadapannya. Begitu tiba-tiba, nyaris membuatnya mengumpat kasar pada semesta yang sangat tidak jelas.
Di balik punggung Binar, Gema mendapati seorang laki-laki jangkung dan tegap. Berdiri dalam diam memandangi adegan haru di hadapannya. Gema mengernyit, tetapi kemudian kembali memperhatikan kedua perempuan yang ia sayangi di depannya itu. Binar mengangkat kepalanya, memandang Gema dengan sorot teduh. Lalu melepaskan pelukannya dari Arunika.
"Lo dari mana aja, Binar? Lo tahu gue sama Kak Gema hampir kelimpungan mikirin lo. Kak Gema nyari lo ke mana-mana, lo enggak pernah ngasih kabar." Arunika berbicara dengan suara serak, suaranya tertahan di kerongkongan sebab dadanya terlalu terpukul berhadapan dengan kebahagiaan.
Binar memasang senyum. "Gue..."
Gadis itu memandang Gema. "Kak Gema.. Apa kabar?"
Gema tergugu. Ia hanya mengangguk dalam, "Baik. Kami senang kamu kembali."
"Maaf merepotkan kalian. Maaf bikin susah kalian. Aku baik-baik saja karena ketemu sama orang baik," Gadis itu menoleh ke belakang dan memanggil Keanu agar mendekat. "Ru, Kak Gema, kenalin ini Keanu. Keanu, kenali mereka adalah sahabat dan kakak sahabat gue."
Arunika menatap Keanu. "Lo tinggal sama dia, Nar?"
"Iya. Dia yang ketemu gue di jalanan. Lalu dia ngajak gue tinggal sama dia di apartment-nya. He's treat me well dan gue bersyukur karena dia ada."
Arunika tersenyum senang mendengar sahabatnya baik-baik saja. Tetapi tidak dengan Gema, benar, Gema turut lega serta senang karena gadis itu baik-baik saja. Ia pergi dan kembali dengan utuh dan tidak kurang suatu apapun. Tetapi mengetahui fakta di mana Binar tinggal di tempat laki-laki bernama Keanu itu membuat dadanya berdesir aneh. Ia tidak suka, dan cemburu. Ia tidak suka ada laki-laki lain yang membantu Binar menanggung beban gadis itu. Ia ingin, hanya dirinya lah satu-satunya yang Binar butuhkan. Gema melangkah memasuki kamar saat berpamitan dari ketiga orang itu, beralasan jika ia sedang banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Sudah malam, ia ingin istirahat dan tidak berniat untuk lembur. Begitulah yang ia katakan lalu kemudian menghilang dari pandangan ketiganya.
"Makasih ya, Keanu. Gue bersyukur lo bawa Binar pulang dengan selamat." Arunika bersuara dengan sungguh-sungguh.
"Enggak apa-apa. Gue senang Binar pulang ke kalian lagi. Ngomong-ngomong, gue langsung balik, ya? Kalian butuh waktu untuk bicara apapun yang hendak kalian bicarakan. So, take your time. Bye."
Arunika membalas ucapan selamat tinggal Keanu dengan penuh antusias. Binar membuka suara dan membuat Keanu menghentikan langkahnya.
"Terima kasih, Nu. Gue seneng kenal sama lo. Di kampus nanti kalau ketemu, tegur aja, ya? Kita kan teman."
Keanu tertawa. "Siap, boss!"
Sosok itu menaiki motornya lalu menjalankan motornya pergi dari pemandangan Binar dan Arunika. Selepas Keanu pergi, Arunika dengan semangat membawa Binar masuk ke rumah dan mengunci pintu. Kedua gadis itu duduk di sofa ruang tamu dengan gelak tawa bahagia yang menggebu-gebu. Saking senangnya.
"Ceritain ke gue, gimana detailnya sampai lo bisa tinggal di apart-nya Keanu. Gila! Dia keren banget, ganteng banget pula astaga." Arunika tak sungkan memuji cowok itu membuat Binar tergelak tawa kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nights [COMPLETE]
Genel KurguSebab malam yang kelam takkan punya langkah tanpa sinar. -Binar Renjana copyright@2019 by tulisanmembiru ⚠️18+