"Gimana?? Gimana?? Jadi elu udah ngehina-hina nih orang terus elu tembak gitu??"
Mean menghela napas lalu menyenderkan punggungnya pada kursi di kafe tempat biasa ia dan Tonam nongkrong.
"Ya gue juga gak tau,ngedadak bego aja gue. Asli,awalnya gue benci banget sama tuh bocah. Tapi... Dia manis sih,lucu,baik juga,rada bego tapi polos gitu,gak tau gimana sih ya... Kaya rasanya tuh. Suka aja gue sama dia."
"Absurd banget sih lo!"
"Ya namanya juga cinta emang ada yang masuk logika??"
"Terus abis lu tembak gimana??"
"Hufftt... Kayanya do'i juga gak sadar kalo gue nembak dia."
"Ehh???"
Flasback
"Satu team?? Maksudnya kamu mau ikut Pro Warriors lagi??"
Mean menghela napas dan mulai mengambil kantung-kantung pasir itu kembali.
"Ih! Aku bawa dua!"
Plan mencoba meraih kantong pasir dari bahu Mean namun Mean menghindari tangan Plan.
"Satu aja! Ayo cepetan! Aku gak mau kalah!"
Mean pun berbalik dengan langkah cepat meninggalkan Plan. Plan pun berusaha mengejar Mean. Berkali-kali ia hampir jatuh,hal itu membuat Mean terpaksa mengikat tali dipinggang Plan yang dihubungkan dengan pinggangnya. Mean kesal sekali dengan pernyataan cintanya yang tampak dianggap tak serius oleh Plan. Walaupun jauh dalam pikirannya ia sadar mungkin memang bocah sepolos Plan belum mampu menjangkau hal-hal romantis seperti yang baru saja Mean lontarkan namun tetap saja,Mean merasa kesal.
"Meann... Boleh.. boleh.."
Brukk!!!
Plan terjatuh dan tak sadarkan diri.
########################################################
Plan tersadar dan kini ia sudah berada di sebuah ruang rawat rumah sakit.
"Sudah bangun Princess??"
"Joss??"
Plan berusaha bangkit dari tidurnya. Ia duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Plan mengedarkan pandangan. Ia bukan berada di klinik desa,jelas ini adalah ruang rawat VVIP rumah sakit.
"Eh!!! Mean!! Kompetisi!! Joss!!"
"Sstt!!! Udah gak usah dipikirin. Mean udah kalah."
"Kalah??"
Ekspresi wajah Plan langsung berubah lemas,bibirnya bergetar dan perlahan air mata mulai menggenang.
"Eits! Udah janji,gak bolah nangis..."
Joss menggoda Plan sambil menahan senyumnya. Plan mengusap wajahnya berkali-kali berusaha menahan air mata yang tanpa sadar mulai membasahi pipi.
"Mean bilang gak apa-apa dia kalah. Gak usah sedih..."
"Gak mau!!! Mean kalah gara-gara aku!! Iiiihhhh!!! Sebel banget sih!! Kenapa aku letoy banget sih!!! Huwaaa!!!! Huwaaaa!!!! Huwaaaa!!!"
Joss tak bisa lagi menahan tawanya saat tangis Plan pecah. Ia pun melangkah mendekat kearah Plan dan memeluk sepupu tersayangnya itu.
"Sudah... Sudah... Terima nasib aja udah... "
"Gak mau!!! Huwaaaa!!!!!"
Flashback End
########################################################