Tittle melangkah meninggalkan aula rapat parlemen dengan senyum mengembang dan perasaan lega yang sulit ia gambarkan dengan kata-kata.
"Jadi dia menolakmu..."
Sebuah suara menghentikan langkahnya. Seorang pemuda tampan berjalan mendekati Tittle. Tittle melebarkan senyumnya.
"Jangan terlalu lebar!! Atau aku mungkin akan jatuh cinta padamu lagi."
Tittle merangkul si pemuda itu. Menariknya untuk melangkah bersama.
"Untuk kali ini,aku mengizinkanmu jatuh cinta padaku lagi."
"Benarkah???"
"Hanya sehari..."
Siwat,si pemuda tampan itu meyikut ulu hati Tittle. Membuat Tittle mendesis. Tapi tentu senyum masih tersimpul di bibirnya.
"Jadi tuan Tittle yang terhormat benar-benar jatuh cinta pada suami sepupunya??"
Tittle tak menjawab,hanya mendesah kasar.
"Syukurlah kau ditolak."
"Ehh... Apa kau tak ingin melihatku bahagia??"
"Dan membiarkan aku patah hati??"
Tittle memutar bola matanya.
"Siwat... Kau masih saja mengatakan omong kosong itu!!"
"Tapi aku memang mencintaimu!"
Tittle hanya tertawa geli mendengar ocehan sang mantan.
"Kau mencintaiku tapi tetap saja berhubungan dengan orang lain."
"Ya... Bukan salahku yang berwajah tampan kan???"
Tittle mendorong tubuh Siwat menjauh. Siwat hanya terkekeh melihat respon Tittle.
"Aku masih mencintaimu Tle..."
Sorot mata Siwat meredup. Menampakan keseriusan. Tittle menatap lekat pada biner sang mantan. Siwat adalah seorang detektif swasta dan juga playboy. Entah bagaimana mulanya tapi Tittle dan Siwat memang pernah memiliki hubungan. Cukup lama dan tidak berjalan baik.
"Lalu bagaimana dengan Gun?? Best?? Kriss dan Perth??"
Senyum mengembang di bibir Siwat.
"Aku juga mencintai mereka. Hahahhahaaa..... Oh,come on!! Masa aku harus menghabiskan hidupku hanya dengan satu orang?!! Itu membosankan Tle!!!"
"Ya... Sekali murahan... Tetap murahan..."
"Hey... Jangan begitu!! Aku hanya tak bisa menolak mereka."
Tittle hanya bisa menggeleng mendengarkan ocehan mantannya.
"Tapi aku ingin berterimakasih pada suami sepupumu itu. Berkat dia kau jadi mau menghubungiku lagi. Aku mungkin akan menemuinya lusa."
"Jangan!!!"
"Aw! Kenapa???"
"Dia terlalu polos dan juga manis kau pasti tak akan bisa menahan diri."
"Benarkah??? Aku belum pernah memiliki kekasih yang polos dan manis... Awwhh!!!"
Tittle memukul kepala siwat cukup keras.
"Jangan berani-berani kau mendekati dia!!!"
"Aw!! Apa kau cemburu??? Padanya?? Atau padaku???"
Tittle melangkah cepat meninggalkan mantan kekasihnya itu.
"Hey... Hey... Hari ini kita pacaran kan?? Aku ingin ke hotel."
"Tidak!"
"Ayolah Tle... Sudah selama sekali kita tidak melakukan itu..."