2 | Pertemuan

2.1K 191 38
                                    

dont forget to follow author sebelum membaca xixixixi <3
vote dan komentar kalian adalah support system aku huhu

met membaca kisah kita yang telah lama sirna. eh, kisah Axel dan Aira hehehehe

***

"Tidak ada yang tidak mungkin selama kita masih mau berusaha. Apapun hasilnya, syukuri. Ingat, kita masih punya Allah yang Maha Besar."

-From Allah To Aira-

Part. 2

AIRA menatap bangunan pencakar langit dihadapannya.

Williams group. Salah satu perusahaan ternama di Asia. Konon, katanya perusahaan ini pernah bekerja sama dengan perusahaan milik ayahnya. Maka dari itu Aira melamarkan diri untuk bekerja di sini.

Entah apa alasan lain yang membuatnya seberani ini. Aira masih semester tujuh dan belum memiliki ijazah kuliah. Tapi demi keluarga, Aira benar harus mencobanya.

Meski syarat yang tertulis perusahaan membutuhkan karyawan yang kompeten, dan Aira juga tak yakin pada dirinya sendiri, tapi demi keluarga Aira akan melakukan segala pekerjaan asal dengan cara yang halal.

Menghela nafas sekali lagi, akhirnya dia mulai berani malangkahkan kakinya masuk ke dalam.

"Assalamu'alaikum. Permisi," ucapnya pada seorang perempuan dengan setelan kantoran berwarna grey.

"Ya, ada yang bisa saya bantu, Mbak?"

Seorang resepsionis menyambutnya ramah, membuat Aira tersenyum. "Oh, ini, saya mau interview. Biasanya kalau interview karyawan baru di ruangan mana, ya, Mbak?"

"Oh, Mbak Aira, ya?!" Resepsionis dengan nama Bella itu tersenyum binar.

Aira mengangguk, "Iya, saya Aira."

"Wah, Mbak, kalau begitu ayo ikut saya. Presdir sudah menunggu kedatangan Mbak Aira di ruangannya."

Aira mengikuti langkah kaki Bella yang menggamit sebelah tangannya. "Presdir?"

"Iya!" Bella mengangguk antusias. "Kali ini kayaknya keberuntungan Mbak Aira banget deh."

"Kenapa?" Aira membelokan matanya, bingung.

"Soalnya, hari ini yang wawancara calon karyawan baru itu presdirnya langsung loh!" Bella menggeret Aira masuk ke dalam lift. "Pokoknya Mbak Aira itu beruntung banget deh bisa ketemu langsung sama direktur utama!"

"Memangnya, biasanya para staf karyawan nggak pernah ketemu langsung sama presdir?"

"Nggak pernah! Malah setiap ada meeting direktur tuh selalu nyuruh asistennya buat terjun. Beliau sama sekali nggak pernah turun tangan, Mbak."

Bella terlihat begitu bersahabat. Mungkin dia memang mudah bergaul dengan orang baru di sekitarnya. Terbukti dari nada bicaranya yang begitu ramah pada Aira yang baru Bella temui hari ini.

"Kok gitu?" Sepertinya Aira harus sholat taubat setelah ini karena berhasil terhasut dan mencampuri urusan orang lain.

"Saya juga nggak tau." Bella mengedikkan bahunya. "Tapi, dari yang saya dengar, katanya direktur utama itu ganteng banget! Makanya dia nggak pernah nunjukin wajah ke media. Dan katanya lagi, beliau itu nggak suka jadi sorotan publik, Mbak."

Aira tidak menjawab, dia hanya mengangguk-angguk sambil berpikir demikian. Pantas saja di internet tidak terlihat barang satu pun foto wajah milik presdir. Ternyata itu adalah alasannya.

From Allah To AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang