part 16

8.4K 587 7
                                    











Ino berjalan menikmati pagi hari yang cerah seperti hari yang sebelumnya.
Ino akan pergi butik tempat ia bekerja.

"Terimakasih untuk sarapanmu tadi ino"

Ino tidak sendirian dia bersama utakata sekarang karena tempat kerja mereka yang satu arah.

"Kau selalu mengatakan terimakasih setiap hari"

Ino bicara dengan nada bercanda karena memang ino memberikan utakata sarapan karena ino tahu utakata tidak bisa masak jadi tidak ada salahnya ino berbagi makanan dengan utakata yang juga baik kepadanya.

"Bukannya seharusnya seperti itu?"

Utakata menggangap apa yang ia lakukan adalah hal yang wajar.

"Terserah kau saja"

Ino membiarkan utakata mengatakan apa yang ia anggap benar baginya.

"Awas"

Utakata menarik ino hingga jarak mereka begitu dekat saat ada sebuah sepeda motor yang mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Mereka berpandangan sejenak dengan posisi tangan utakata memegang pinggang ino.
Hingga ada sebuah tarikan yang membuat mereka tersadar .

"Sai"

Ino cukup kaget saat melihat ternyata sai lah yang menarik dirinya.
Sai memeluk pinggang ino dengan sangat erat hingga tubuh ino begitu dekat dengannya.

"Apa yang kau lakukan pada istriku?"

Ucap sai sinis kepada utakata yang sedang menatapnya.

"Istri?"

"Utakata jangan dengarkan dia"

Ino menyuruh utakata untuk tidak mendengar sai yang tentu saja membuat utakata tidak mengerti.

"Kenapa memang kita masih suami-istri? "

Sai malah menegaskan status mereka.

"Jangan membuat masalah sai"

Bisik ino kepada sai,ino kemudian mau melepaskan pelukan sai tapi sai cuek saja.

"Lepaskan,aku mau pergi"

Ino bergerak-gerak meminta sai melepaskannya.

"Tidak kau harus ikut bersamaku"

"Aku tidak mau"

Ino menolak untuk ikut bersama sai.

"Saya permisi dulu tapi jangan paksa jika ino tidak mau"

Utakata yang sejak tadi dicuekin akhirnya memilih untuk pergi karena dia tidak enak mencampuri urusan mereka yang tidak tahu seperti apa namun utakata tidak lupa memperingati sai.
Ino hanya menatap utakata yang pergi menjauh dari mereka.

"Kenapa kau bersikap seenaknya?"

Ino langsung meluapkan kekesalannya kepada sai gara-gara dia utakata menjadi pergi.
Ino bisa saja minta tolong utakata tapi dia tidak membuat utakata masuk kedalam masalahnya jadi dia membiarkan utakata pergi.

"Kau masih istriku"

Sai menegaskan jika dia berhak atas dirinya.
Ino menatap sai tidak suka.

"Lepaskan atau aku akan berteriak"

Ino mengancam sai agar dia dilepaskan.

"Silakan"

Sai malah menantang ino.
Ino menatap sai meremehkan seakan dia tidak takut untuk melakukannya.

"Tolong dia mau menculikku"

Teriak ino,sai hanya diam saja seolah tidak perduli.
Orang-orang yang ada disana langsung mendekati mereka.
Ino menyeringai dalam hati dia memasang raut wajah takut agar orang-orang tersebut segera membantunya lepas dari sai.

retaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang