Bab 25: Tentang Lecy

32 3 0
                                    

"Bang Marvelo?!"

Milky membalikkan badannya dengan cepat. Dan benar, itu Marvelo! Mengapa ia ada di sini?

"Kalian kayaknya kaget banget liat gue." Marvelo terkekeh.

Hening. Tak ada yang terkekeh karena candaan tadi. Milky tenggelam dalam pikirannya yang menebak-nebak kehadiran Marvelo. Sedang Cadfael menunggu respon Milky.

Merasa tak direspon, Marvelo berhenti terkekeh kemudian memasang tampang serius. "Bro. Gue aja yang nganter Milky. Gue ada urusan sama adek gue." Marvelo menekankan kata 'adek'.

"Oh, iya. Nggak pa-pa, Bang. Anterin kesayangan gue selamet sampe rumah, ya Bang!" Canda Cadfael. Marvelo mengangkat jempolnya. Sedangkan Milky berbalik menatap Cadfael dengan bola mata yang membulat sempurna.

"El!" Cadfael terkekeh lalu berlari ke arah mobilnya, meninggalkan kedua kakak-beradik itu.

~✿✿✿~

Seorang anak kecil berseragam merah putih terlihat gelisah di dekat gerbang sekolanya siang itu. Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan sahabatnya yang tak kunjung terlihat keluar dari gerbang sekolah padahal bel pulang telah lama berbunyi dan juga banyak siswa yang pulang meninggalkan sekolah. Kegelisahannya semakin menjadi saat melihat deretan angka pada jam tangan berwarna peach-nya. Dalam hati ia berharap agar orang yang ia tunggu sedari tadi menampakkan batang hidungnya segera.

Hari ini ulang tahun sahabatnya, dan ia akan merayakan hari spesial ini bersama keluarga sahabatnya dan keluarganya. Dan, ia sangat bersemangat akan hal itu.

"Milky!" Panggil seorang anak kecil yang berseragam yang sama seraya berlari kecil menghampiri sahabatnya yang sedari tadi nampak gelisah itu.

Milky tersenyum senang saat melihat sahabatnya itu, Lecy. Lecy Scarletta Virginia, begitulah nama lengkap yang indah dari anak kecil manis itu. Tetangganya di rumah Omanya yang telah menemani hari-harinya di rumah itu bersama Kakak kembarnya, Magenta Adeline Anderson.

Wajah Milky berubah heran saat melihat Lecy tak melanjutkan langkahnya dan terlihat takut terhadap sesuatu di belakangnya. Milky yang penasaran, berbalik untuk melihat apa yang sedang sahabatnya lihat, seorang pria berbadan besar dengan kepala plontos yang terlihat menyeramkan karena gayanya yang bak preman.

"Hei, anak kecil! Kamu anaknya Toro, kan?" Tanya pria itu. Milky heran, mengapa orang itu tahu nama Ayah Lecy? Siapa dia? Mengapa penampilannya seperti penculik anak?

"I-iya, benar. Ada apa, ya Om?" Sahut Lecy dengan takut. Kakinya bergerak pelan ke depan Milky, berusaha melindunginya kalau saja orang itu berniat jahat.

"Saya mau kamu ikut sama saya! Saya akan jadikan kamu ancaman untuk bapak kamu agar cepat-cepat melunasi hutangnya yang menggunung!" Jelas pria itu lalu mulai menarik tangan Lecy.

Lecy memberontak. Ia tak mau ikut dengan pria menakutkan ini. Ia ingin segera pulang merayakan ulang tahunnya. Namun apalah daya, tenaga pria besar ini tak sebanding dengan tenaganya yang masih anak SD.

Milky yang melihat sahabatnya seperti itu tak tinggal diam walau belum paham betul apa yang sedang terjadi. Ia bergerak ke arah tangan pria besar itu yang memegang Lecy dan menggigitnya dengan keras.

Pria itu langsung mengerang kesakitan dan refleks memegangi tangannya yang nampak berdarah, melepaskan genggamannya dari tangan mungil Lecy. "Adoh! Woi, bocah! Napa lo gigit gue, hah?! Pengen gue bawa juga?! Sini, lo!" Pria itu mulai mendekati Milky, bersiap untuk menangkap anak kecil yang mengganggu pekerjaannya.

Too Late To Hold YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang