Bab 20: Salting

35 4 0
                                    

"Thalian napain bedua di thini?"

"Telan dulu, Nei." Tegur Azizah karena Neisya berbicara saat mulutnya penuh dengan kentang goreng hasil 'bajakan' dari orang yang tadi bersama Azizah. Tadi, setelah aksi mengejutkan Azizah dan memergokinya, perut Neisya berbunyi dengan tidak tahu malunya. Belum cukup malu, ia meminta ditraktir makanan cepat saji kepada orang yang bersama Azizah. Milky hanya bisa menggelengkan kepalanya. Jika kalian memilki teman seperti Neisya, kalian akan bagaimana?

Neisya mengunyah makanannya dengan cepat lalu nyengir. "Hehe. Maaf. Gue ulang pertanyaan gue. Kalian ngapain berdua di sini?"

Azizah nampak salah tingkah lalu mengode Neisya agar mendekat ke arahnya. Neisya yang memang kurang peka terhadap kode menautkan alisnya lalu memasang wajah bingungnya.

Azizah berdecak gemas. Neisya memang orang paling tidak peka setelah Milky, pikirnya. "Aku kencan sama dia," Sahut Azizah lalu menunjuk sosok jangkung yang membelakanginya. Di sampinnya ada seorang perempuan bertubuh mungil dengan rambut pendek. Kedua orang itu sedang mengantri pesanan mereka.

Mata Neisya membulat. "Seriusan, lo?! Demi apa?!" tanya Azizah dengan nada tinggi membuat beberapa pasang mata yang juga berada di restoran cepat saji tersebut melirik ke arah mereka. "Maaf, Mbak Mas," Ucapnya lalu nyengir.

Azizah terkekeh. "Mampus kamu!"

Tak!

"Aduh! Nei!" Ringis Azizah karena mendapat jitakan gratis dari Neisya.

"Makanya ceritain cepet! Gue nggak nyuruh lo tertawa di atas penderitaan gue!"

"Lebay kamu."

"Yaudah cepet, Zah!"

"Iya-iya." Azizah menarik napasnya lalu melirik sebentar ke arah sosok jangkung tadi. Setelahnya, ia kembali melirik Neisya dengan pandangan berbinar bahagia. "Aku sama Kak Cadfael lagi proses PDKT!"

"APA?!"

"Hust! Jangan teriak! Nggak malu jadi pusat perhatian terus? Lagian tadi Kak Cadfael ngelirik kita dan nyuruh diam! Kamu ih!"

Neisya mengubah raut wajahnya menjadi normal kembali. "Seriusan, lo? Demi apa?!"

Azizah terkekeh. Bagi kalian yang belum tahu, Azizah itu paling sering terkekeh jika melihat sesuatu yang lucu. Lucu? Memangnya yang tadi lucu? Mungkin selera humor Azizah itu 'receh', ya? Tapi Azizah sangat-sangat jarang tertawa ngakak. Ia hanya akan tertawa anggun sembari menutup mulutnya jika melihat sesuatu yang benar-benar lucu. Sungguh anggun sekali, bukan?

Azizah membuka mulutnya, ingin menjawab pertanyaan Neisya yang sedikit tidak penting. Namun saat melihat Cadfael berjalan mendekat ke arah meja mereka, ia kembali menutup mulutnya.

"Nih, makanannya." Cadfael meletakkan nampan berisi empat potong ayam krispi dan empat nasi. Di belakangnya, ada Milky yang membawa nampan berisi minuman untuk mereka. Setelah keduanya duduk, mereka mulai memakan makanan mereka masing-masing.

"Kentangnya mana? Habis, ya?" Tanya Milky.

"Iya, Mil. Abis. Laper nunggu kalian daritadi, lama banget." Neisya menunjukkan senyum tanpa dosanya.

"Gue bilang juga apa. Udah, nanti gue beliin kentang lagi buat lo," Ucap Cadfael.

"Nggak usah. Aku cuma nanya. Lanjut, yuk makannya. Habis ini aku mau beli sesuatu. Kalian gimana?"

"Kamu mau beli apa, Mil?" Tanya Azizah.

"Kado buat Kak Medya," Sahut Milky.

Mata Azizah berbinar. "Sama! Belinya sama kita berdua aja, yuk! Mau, kan Mil?"

Too Late To Hold YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang