Bab 7: Dihukum

37 6 0
                                    

"Makasih, Pak Anto," Kata Milky kepada Pak Anto yang berada di dalam mobil karena telah mengantarnya sampai ke sekolah.

"Sama-sama, Neng. Eneng hati-hati di sekolah. Belajar yang rajin," Nasihat Pak Anto yang hampir tiap hari Milky dengar beberapa minggu ini.

"Iya, Pak. Hati-hati bawa mobilnya,"

Setelah Pak Anto menghilang dari pandangannya, Milky memasuki kawasan sekolahnya yang mulai ramai.

Saat dalam perjalanan menuju kelasnya, Milky bertemu Brian yang datang dari arah berlawanan.

"Aku tadi nyari kamu ke kelasmu tapi cuma ada Alena. Kata Alena kamu belum datang. Tumben kamu baru datang jam segini," Brian tersenyum hangat.

"Iya, Kak. Tadi abis dijailin lagi sama Bang Ray," Milky nyengir.

"Dijailin? Ini?" Brian menunjuk dahi Milky yang berwarna merah akibat Ray yang menutup pintu kamarnya saat Milky hendak memasukinya.

Milky mengangguk, "Oh, iya. Kakak bilang, tadi nyari aku, kan? Kenapa, Kak?" Tanya Milky.

"Ibu aku mau ketemu sama kamu. Rindu katanya sama anak perempuannya. Kamu bisa nengok Ibu di Rumah?" Tanya Brian kepada Milky yang memang sudah dianggap seperti anak kandung oleh ibunya.

"Bisa. Bisa banget, kok, Kak. Kapan?"

"Hari ini bisa? Aku jemput kamu di kelasmu pas pulang nanti," Milky mengangguk antusias. Sudah lama ia tak bertemu dengan Bu Ria—Ibu Brian. Dan Milky memang juga sangat rindu dengan wanita itu, wanita yang dulunya hampir tiap hari selalu dilihatnya namun sekarang sudah jarang.

~✿✿✿~

"Kamu anak yang kemarin malam, kan?" Tanya Pak Anto pada seorang pemuda yang berada di dalam mobil yang tak lain adalah Cadfael yang saat itu tengah mengeluarkan mobilnya dari garasi dan langsung didatangi oleh Pak Anto.

Melihat Pak Anto, Cadfael turun dari mobilnya dan berbicara dengan Pak Anto, "Iya, Pak. Bapak satpam Rumahnya Tante Liana, kan? Ada apa, ya Pak?"

"Ini. Kamu bisa anter ke Kelasnya Neng Milky, nggak? Kalian satu Sekolah, kan? Neng Milky tadi lupa bawa bekalnya. Tertinggal di mobil soalnya. Tadi mau saya antar, tapi Nyonya Emma suruh saya bersihkan taman belakang Rumahnya, jadi saya nggak sempat. Kebetulan ada kamu. Saya minta tolong banget ini. Kasian nanti Neng Milky kelaperan," Pinta Pak Anto seraya menyerahkan sebuah tempat makan berwarna peach yang mau tak mau Cadfael ambil karena ia tak tega menatap orang tua dihadapannya ini yang begitu tulus meminta tolong.

"Yaudah, Pak. Bekalnya nanti saya antarin. Tapi Milky kelas berapa, ya Pak?"

"Aduh... saya juga lupa..." Pak Anto menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kalo gitu nggak papa, Pak. Nanti saya yang cari sendiri. Saya duluan, ya Pak. Takut telat," Pamit Cadfael setelah itu memasuki mobilnya dan mengemudikan mobilnya meninggalkan kawasan perumahan menuju sekolahnya.

~✿✿✿~

Dihukum. Itulah satu kata yang mewakili apa yang dilakukan Cadfael saat ini. Karena terlambat sampai ke Sekolah, Cadfael diberi hukuman membersihkan lapangan outdoor basket yang sangat luas dan hanya dibantu dengan seorang siswi yang sedari tadi tak pernah berhenti melayangkan tatapan kagumnya kepada Cadfael. Sedangkan Cadfael hanya cuek, sudah biasa ditatap seperti itu oleh para kaum Hawa.

Too Late To Hold YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang