Bab 19: PDKT

20 4 0
                                    

"El! Kamu di atas? Turun, ya! Aku tunggu!" Teriak Milky yang mendongak, menatap ke arah pohon mangga yang paling lebat, pohon yang telah Cadfael jadikan base camp resminya.

Hap...!

Cadfael melompat dari atas dengan lincahnya. Ia sudah terbiasa seperti ini sejak kecil.

"Milky? Lo kenapa? Kenapa tadi nggak ngantin?" Tanya Cadfael.

Sebelum menjawab, Milky duduk diikuti Cadfael lalu menunjukkan kotak bekalnya. "Aku bawa bekal. Tadi pas jam istirahat pertama, aku mager jalan. Ceritanya, sih mau makan bekalku aja. Tapi kelupaan. Jadi baru sempat makan sekarang. Aku makan di sini biar ada yang nemenin makan. Kan kamu biasanya bakal datang ke sini buat makan mangga kalau jam istirahat kedua," Terang Milky sejelas mungkin.

Cadfael mengangguk paham. Ia baru menyadari bahwa bel tanda istirahat kedua telah berbunyi. Sebab, ia sendiri tak memasuki kelas alias membolos, pikirannya masih terbayang-bayang akan percakapan Brian dan Marvelo yang ia dengar di WC tadi. Bahkan, kini otaknya mulai dipenuhi tebakan-tebakan tentang Milky. Salah satunya tebak-tebakan tentang keluarga Milky. Di manakah orang tua Milky? Mengapa Milky, Magenta, dan Marvelo dipisahkan? Mengapa Milky hanya tinggal bersama Oma Emma dan Bunda Liana yang notabenenya hanya tantenya?

Cadfael menatap Milky yang mulai serius memakan bekalnya. Mulutnya gatal ingin bertanya. Namun ia teringat perkataan Emma yang dulu memeringatinya untuk tak terlalu memaksa Milky bercerita tentang pertanyaannya.

Gue tau lo kenal sama Lecy. Sampai saat ini, gue belum tau pasti lo ada hubungan apa sama dia. Yang gue tau cuma satu, lo nempatin rumah Lecy sekarang. Tapi, gue mohon, lo jangan pernah bahas-bahas Lecy sama siapa pun, terutama Milky. Oke?

Tiba-tiba, ia teringat perkataan Ray juga. Otak Cadfael makin keras berasumsi dan mengumpulkan informasi yang ia dapat. Berbagai pertanyaan memaksa agar terucap, namun Cadfael tetap dapat menguasainya. Sungguh, ia memang sangat ahli menguasai diri. Untuk sekarang, hanya tiga hal pokok yang mendasari pertanyaan pada otaknya untul Milky. Tentang penyakit, tentang hubungan Milky dan Lecy, serta tentang keluarga Milky.


~✿✿✿~

"El?" Panggil Milky.

Cadfael menoleh menatap Milky yang berjalan di sampingnya. Wajah Milky terlihat serius. "Kenapa?" Tanyanya.

"Kamu kenapa? Banyak pikiran?"

Cadfael dengan cepat menggeleng. Tidak mungkin ia menanyakan pertanyaan yang ada di kepalanya untuk Milky sekarang, 'kan?

"Terus? Kamu kenapa?" Belum sempat Cadfael memberi jawaban—lebih tepatnya alasan, Azizah datang dari arah berlawanan dengan senyumnya yang mengembang, cantik. Mungkin lawan jenis yang melihatnya akan terpikat, namun tidak bagi Cadfael. Ia hanya menatapnya dengan raut wajah heran.

"Mil!" Seru Azizah. Kini ketiganya saling berhadapan di koridor yang cukup sepi, karena sebentar lagi bel tanda masuk kelas akan segera berbunyi.

"Kenapa, Zah?" tanya Milky, heran. "Guru-nya udah masuk?" Lanjutnya.

Azizah menggeleng. Senyum cantiknya masih menghiasi wajahnya. Matanya terus-terusan melirik dan mengode Milky agar peka. Setelah teringat dengan Milky yang sering dikatai telmi oleh sahabatnya membuatnya berhenti mengode Milky dan langsung menarik tangan Milky menjauhi Cadfael.

Setelah dirasa cukup jauh dan besar kemungkinan Cadfael tak akan bisa mendengarkan percakapan mereka, Azizah mulai berbisik. "Kamu, 'kan mau bantuin aku PDKT sama Kak Cadfael. Iya, 'kan?"

Too Late To Hold YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang