Jaemin hanya diam membiarkan Jeno mengeratkan pelukannya. Ditambah sedari tadi Jeno terus saja mengecupi wajahnya. Jaemin suka kok.
"Nono lelah?"
Jeno memejamkan matanya menikmati usapan Jaemin di pipinya. Rasanya nyaman sekali.
"Tidak....."
"Nono manja sekali..."
"Kan aku manja pada kekasihku sendiri. Memangnya tidak boleh?"
"Boleh. Nono boleh bermanja pada Nana setiap saat kok"
Mereka kembali terdiam, Jeno kembali menikmati usapan Jaemin di wajahnya.
"Nana..."
"Iya Nono?"
"Mau cium?"
"Sekarang?"
"Iyaaa.."
"Nana malu tapi..."
"Tidak apa-apa sayang"
"Tapi Nono tutup mata yaa...."
Jeno mengangguk, wajah memerah Jaemin itu menggemaskan sekali. Dengan semangat Jeno menutup matanya, namun setelah beberapa saat dia belum merasakan bibir Jaemin di bibirnya. Satu matanya terbuka untuk mengintip, tawa Jeno terlepas begitu saja.
"ISSHHHH KENAPA TERTAWA!!!"
Jaemin jengkel. Telinganya bahkan memerah.
"Wajahmu menggemaskan sekali Sayang..."
Jaemin merengut.
Bagaimana tidak, tadi Jaemin mencoba menciumnya dengan menutup kedua matanya. Bibirnya juga sudah monyong tapi rona merah dipipi Jaemin benar-benar menegaskan bahwa Jaemin benar-benar malu. Itulah yang menyebabkan tawa Jeno lepas.
"Harusnya Nono yang mencium Nana saja"
Wkw Jeno tertawa geli. Memang sih selalu saja dia yang sukanya mencium Jaemin duluan. Kalaupun Jaemin menciumnya duluan itu pasti karena reflek kesenangan.
"Nana juga tidak menggemaskan. Nana itu tampan. Kan kata Nono, Nana itu sexy"
Jaemin memekik kaget saat Jeno tiba-tiba saja mencubit pipinya. Menyebalkan sekali, memangnya pipi Nana squishy.
"Lepaskannnnn!!"
Jaemin meronta. Dengan gemas Jeno berakhir membawa Jaemin untuk dipeluk. Biar saja Jaemin mendusal di dadanya.
"Nana cantik, Nana imut, Nana menggemaskan. Nana hanya boleh tampil sexy saat bersamaku saja. Pokoknya Nana punya Jeno..."
"Tapi Nana tampan. Walaupun tidak setampan Nono sih"
Jeno kaget. Tentu saja. Tumben sekali Jaemin jujur.
"Memangnya aku tampan?"
"Nono itu tampan sekali. Memangnya Nono tidak sadar?"
"Aku sadar aku tampan, makanya Nana mau denganku"
Jaemin mendengus geli mendengar jawaban Jeno.
"Tapi Nono cuma punya Nana..."
"Memang siapa lagi? Aku juga tidak ingin dimiliki orang selain Nana"
hmmm bucin
Sejak Jaemin mengganti warna rambutnya menjadi pink Jeno tak hentinya menempel pada Jaemin. Bahkan saat akan pergi untuk jadi MC The Show Jeno uring-uringan, sempat memaksa manager supaya mengijinkan Jaemin ikut. Tapi ditolak, bagimana tidak, yang ada Jeno akan terus menempeli Jaemin seperti lintah dan tidak fokus bekerja.
Kalau kata Jeno kekasihnya jadi cantiknya berkali lipat. Feelnya sama saat Jaemin rambut blonde, hanya saja saat rambut pink terlihat lebih kalem dan manis.
"Nana cantik sekali...."
"Nana itu tampan ish. Masa Nono tidak lihat..."
Cemberut. Jeno tertawa. Satu kecupan dia bubuhkan pada bibir Jaemin yang mengerucut.
"Kalau liat rambut Nana aku jadi ingin makan permen kapas..."
"Nana juga mauuuu, Nono belikan yaaa??"
Tatapan memohon itu Jaemin keluarkan. Sabar Jeno, sabar.
"Tapi cium dulu..."
Jeno menunjuk bibirnya.
"TIDAK MAUUU!!"
Jaemin menjerit kesal. Malu sekali. Hal ini membuahkan tawa Jeno.
"Kata Mama Nana makin manis saat Nana mengirimkan foto kalau Nana ganti warna rambut..."
"Kan memang Nana manis..."
"Gula yang manis bukan Nana...."
"Nana ingin couple warna rambut dengan Nono, tapi Nono mana mau warna rambut pink seperti Nana..."
"Kenapa tidak bilang hmmm? Kalau Nana mau aku bisa mengganti warna rambutku sekarang..."
"JANGAN!!!" Jaemin panik. "Awalnya Nana memang berpikir begitu, tapi saat tau Jeno ganti rambut hitam Nana suka sekali. Terlihat dewasa dan tampan..."
Jeno mencubit pipi Jaemin yang memerah. Rasanya ingin terbang saat Jaemin memujinya tampan.
"Tidak ingin aku rambut blonde lagi?"
Jeno bertanya. Tapi Jaemin malah memukul dadanya.
"Tidak mau. Nanti Nono mengumbar aset Nana terus. Saat rambut blonde Nono itu berkali-kali lipat lebih tampan, cocok sekali dengan wajah Nono. Nanti banyak yang mendekati Nono, kan Nono milik Nana. Jadi Nono jangan terlalu tampan, tidak baik. Lagipula kalau Nono rambut blonde tidak baik untuk kesehatan jantung Nana, nanti berdegup kencang sekali, kan Nana takut. Nono tidak...EUMPHHHH!!"
Ocehan Jaemin dibungkam bibir Jeno. Bukannya tidak suka, tapi Jeno gemas sekali melihat bibir merah Jaemin mengoceh sambil manyun-manyun. Kan Jeno lemah sama bibir Jaemin. Lagipula alasan Jaemin barusan membuat telinga Jeno memerah, malu. Rasanya senang sekali Jaemin bersikap posesif padanya.
Jaemin terngah saat Jeno melepaskan ciumannya. Jeno nakal sekali, kan Jaemin sedang mengungkapkan isi hatinya. Tiba-tiba dicium.
"Kalau Nono rambut blonde nanti Nana tidak tahan kalau tidak memanggil Nono dengan 'Daddy'...."
"Hmmm apa?"
"Daddy..."
Polos sekali Jaemin. Tidak tau saja wajah Jeno memerah.
"Akhhhh...."
Bodoamat Jen. Jangan kasar-kasar pada Jaemin.
END.