Lima

11 9 0
                                    


"Iya-iya sebenernya gue tu cuma mau bilang kalau gue tu suka...." perkataan rio terhenti karena bima yang tiba-tiba datang.

"Haii shel, aku carikin di kelas kamu gak ada. ternyata kamu disini. Jadikan?" Tanya bima padaku.

"Iya-iya jadi kok. Bentar ya, kamu mau bilang suka apa tadi rio?" Tanyaku ke rio.

"Hmm gue cuma mau bilang kalau gue tu suka sama bunga mawar itu" jawab rio berbohong sambil menunjuk bunga mawar yang ada ditaman itu.(author)

"Oo itu kan emang cantik bunganya." Kataku yang juga kagum dengan bunga itu.

"Oiya shel, lo mau bilang apa tadi?" Tanya rio.

"Shela mau bilang, shela pulangnya bareng kak bima aja." Jawabku.

"Loh, kenapa gak bareng gue?" Tanya rio tampak tak terima.

"Rumah kita kan gak searah, kebetulan rumah shela sama kak bima searah. Daripada rio bolak-balik kan lebih baik shela sama kak bima aja." Jelasku ke rio.

"Iya bro, shela gak enak aja kalau harus ngerepotin lo" sambung bima.

"Diem lo, dan asal lo tau! gue gak pernah sedikit pun merasa direpotin. Jadi gak usah deh lo bilang gitu!" Kata rio ke bima dengan nada suara tinggi.

"gak pake nyolot bisa gak lo!" Kata bima yang jadi emosi.

"Udah-udah kok malah jadi bertengkar sih. Rio, shela pulang sama kak bima bukan karena apa-apa. Tapi shela rasa lebih bagus sama kak bima karena searah." Kataku yang bingung melihat mereka berseteru.

"Denger tu!" Kata bima ke rio.

"Udah lo diem aja! Yaudah shel kalau itu mau lo. Lo hati-hati ya" kata rio ke bima yang kemudian kepadaku.

"Kamu gak pulang?" Tanyaku.

"Iya bentar lagi"

"Aku duluan ya."

"Okee"

Setelah itu bima dan shela pergi meninggalkan rio ditaman sendiri. Rio duduk di bangku yang ada disitu sambil memikirkan apa yang barusan terjadi.

"Kenapa gak gue bilang aja tadi, gue kenapa. Kenapa gue gak bisa bilang yang sebenarnya ke shela. semua ini karena si bima, kenapa dia harus datang tadi. Ini gak bisa dibiarkan ,pokoknya besok gue harus bisa bilang ke shela. Pokoknya harus." Gerutu rio yang kemudian ia bertekad untuk bisa mengutarakan perasaannya ke shela besok.

***

Diperjalanan aku dan bima hanya diam saja hingga bima membuka pembicaraan.

"Kamu udah makan belum?" Tanya bima.

"Belum, emang kenapa? Tanyaku balik.

"Kita makan dulu yok, kebetulan didekat sini ada tempat makan yang enak." Ajak bima.

"Hmm ntar kelamaan nyampai dirumah." Kataku khawatir.

"Gak bakalan, sebentar aja kok" kata bima meyakinkan.

"Yaudadeh"

***

"Kamu sama rio ada hubungan apa?" Tanya bima.

"Gak ada apa-apa, aku sama rio tu cuma sahabat. Kami sahabat dari SMP." Jawabku.

"tapi tadi dia kok kayak cemburu gitu waktu aku ngajak kamu pulang bareng" tanya bima lagi.

"Mungkin karena dia udah sering pulang bareng aku makanya tadi dia agak kurang terima gitu waktu tau aku bakal pulang bareng kamu."

"Oo gitu yaa, jadi kamu sama dia emang gak ada hubungan apa-apa kan?" Tanya rio memastikan.

"Iya bener, emang kenapa sih tanya itu mulu?" Tanyaku heran.

"Gak ppa kok, jadi ada dong kesempatan aku buat daftar" jawab bima.

"Daftar apa?" Tanyaku yang semakin heran.

"Daftar buat jadi pacar kamu." Jawabnya dengan wajah serius.

"Wkwkwk kamu lagi bercanda kan?"

"Enggak, aku serius shel. Kamu mau gak jadi pacar aku?" Kata bima kemudian memegang kedua tanganku membuat kedua pipiku tampak merah serta jantungku berdetak dengan kencang.

"Hmmm..." tiba-tiba handphoneku berbunyi dan aku segera mengangkatnya.

"Hallo ma"

"Kamu dimana shela? Kenapa belum pulang?"

"Iya-iya ma ni aku pulang, sampai nanti ma" langsung kumatikan telfon dari mamaku.

"Pulang yuk, mama aku dah khawatir." Ajakku ke bima.

"Tapi kamu kan belum jawab"

"Iyaa"

"Maksudnya?"

"Iya ntar malam aku jawab, kasih aku waktu untuk berpikir ya." Kataku ke bima.

"Okedeh, yaudah ayok kita pulang" ajak bima.

Setelah itu bima mengantarkanku pulang kerumah, dirumah aku memikirkan terus pertanyaan yang diajukan bima kepadaku tadi. Aku gak menyangka apa yang aku harapkan kini telah berada di depan mata. Hp ku berbunyi, ketika ku lihat ternyata telfon dari bima. saat itu jantungku kembali berdetak kencang tak beraturan, aku yakin bima pasti menanyakan hal yang tadi.

"Hai shel"

"Hai bim"

"Jadi gimana jawaban kamu? Kamu mau gak jadi pacarku?" Tanya bima to the point.

"Hmm gimana ya, jujur aku juga ada rasa sama kamu. Tapi kayaknya aku gak bisa."

"gak bisa?" Tanya bima memastikan.

"Iya....-bersambung

Nantikan kelanjutan chapter berikutnya. Jangan lupa ninggalin jejak. Vote dan comment.

SUGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang