Enam

3 7 0
                                    


"Iya, gak bisa kalau bukan kamu orang yang minta aku buat jadi pacar. Hehe" kataku malu-malu.

"Kamu ini buat aku deg-degkan aja"

"Hehehe maaf. Tapi ini kamu beneran kan?" Tanyaku yang kini memastikan.

"Iya beneran kok shel. Besok pergi sekolah bareng ya."

"Oke, shela istirahat duluan ya"

"Iya.. good night and Have a nice dream my beloved"

"Night too" jawabku yang kemudian mengakhiri telfon dari bima.

"Aku masih gak nyangka akan semuanya, bima yang sangat aku harapkan kini telah menjadi pacarku. Terima kasih tuhan, semoga aku bisa selalu bersama dengannya." Kataku dalam hati yang kemudian memejamkan mata untuk segera tidur dan berharap bisa bermimpi indah malam ini.

***

Bel istirahat akhirnya berbunyi, entah mengapa sejak mulai pelajaran pertama tadi seperti ada dorongan yang membuatku menantikan datangnya jam istirahat.

Apa ini karena aku akan segera berjumpa lagi dengan bima, dia tadikan emang ngajak aku kekantin bareng di jam istirahat. Tauk ah, intinya aku senang.

"Shel, ntar sore lo ada waktu gak?" Tanya rio yang datang menghampiriku.

"Ada, emang kenapa?" Tanyaku balik.

"Gue tunggu ya ditaman biasa" kata rio.

"Ngapain?"

"Ada yg mau gue bilang, pokoknya datang aja ya!"

"Oo oke, shela kekantin dulu ya. Kak bima udah nunggu tu diluar" kataku yang langsung menuju keluar untuk menjumpai bima.

***

"Kamu mau pesan apa?" Tanya bima padaku.

"Sama aja kayak kamu"

"Mana boleh ikut-ikut"

"Bolehlah, kan belum ada undang-undangnya"

"Hmm iyadeh iya"

"Iya dong"

"Shel, dua hari lagi mama aku ulang tahun loh."

"Terus?"

"Besok temenin aku ya nyari kado buat mama"

"Oke, aman tu"

"Kamu juga datang waktu acara ulang tahun mama aku ya, sekalian aku kenalin. Kamu mau kan?"

"Mau kok"

***

"Mana ya shela kok gak datang-datang, apa dia lupa?" Rio bertanya-tanya dalam hati menunggu kehadiran shela yang tak kunjung datang di taman dekat rumah shela.

"Sorry shela telat, tadi ketiduran pulang sekolah" kataku yang merasa bersalah.

"Iya gak ppa kok" kata rio tanpa beban yang semakin membuatku merasa sungkan terhadapnya.

"Rio udah lama disini?"

"Lumayanlah"

"Emang apa yang mau rio bilang? Pentingkah?"

"Ini lebih penting dari pr Matematika"

"Emang apa?" Tanyaku yang kini mulai penasaran.

"Gue ini penting gak buat lo?" Tanya bima kepadaku.

"Ya pentinglah, kalau enggak ngapain shela kesini buat jumpain rio" jawabku heran dengan pertanyaan yang diajukan rio kepadaku.

"Yakin?"

"Yakin loh rio, rio kan sahabat shela."

"Apa saat ini dan untuk kedepan nya lo masih butuh gue tuk nemenin lo?

"Rio kok nanya gitu?"

"Lo berubah shel"

"Berubah gimana rio? Jadi power ranger?" Kataku yang mencoba membuat suasana tidak terlalu tegang.

"Gue gak lagi bercanda shel, gue serius. Lo berubah, gak kayak dulu sebelum lo kenal sama tu BBS"

"Ha, Apa BBS? Siapa?

"Badak bercula satu, abang kelas itulah. Semenjak lo kenal sama dia, lo udah jarang bareng gue. lo lebih banyak ngabisin waktu sama dia dibandingkan sama gue"

"Rio gak boleh bilang gitu, maaf kalau emang shela salah. Tapi jangan ngatain kak bima BBS, kak bima itu pacar shela" kataku yang tak terima dengan ucapan bima tadi.

"Apa pacar?" Tanya bima kaget.

"Iya pacar"

"Kapan jadian nya? Kenapa lo gak bilang dulu ke gue"

"Emang kenapa rio?"

"Lo tu sahabat gue, jadi kalau ada apa-apa bilang dulu ke gue"

"Rio itu emang sahabat shela, tapi gak semuanya juga rio harus tau dan ikut campur. Ini jalan hidup shela, bukan jalan hidup rio"

"Oo jadi itu mau lo, oke fine. Mulai hari gue gak akan mencampuri hidup lo lagi" kata rio yang kemudian segera pergi.

"Rio, bukan gitu maksud shela" belum sempat aku menjelaskan detail kata-kataku tadi, rio sudah pergi dari hadapanku dan meninggalkanku seorang diri.

***

"Kenapa... kenapa seperti ini, begitu banyak tantangan yang membuatku jadi lemah" rio berdiri dan berteriak sambil menendang kaleng bekas bir yang diminumnya.

"Tantangan dalam hidup hadir bukan tuk melemahkanmu, tapi tantangan itu hadir tuk menjadikan dirimu lebih kuat" kata seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri rio. -bersambung

SUGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang