Tiga

32 9 1
                                    

Shela POV

"Karna sebenernya gue tu gak tega aja liat wajah lo yang melas tadi, udah lo jelek tambah jelek lagi jadinya." Kata Rio dengan tawa tipisnya.

"Ih sebegitunya ya?" Tanyaku memastikan.

"Hehehe ya enggak lah. Gue baik sama lo karna lo tu sahabat gue." Jawabnya.

"Emang dengan kita yang selalu bersama apa gak cukup menandakan bahwa kita sahabat?" 

"Sahabat itu bukan hanya karna kita yang selalu bersama, tapi sahabat itu adalah kita yang bener-bener siap mengarungi lautan hidup ini dan tak peduli seberapa besar ombak yang akan kita lalui bersama." Jelas rio yang membuatku sedikit tersentuh.

"Iyadeh Rio iya, sekali lagi makasih ya."

"Iya, sama-sama."

"Ntar dikantin Shela traktir, sebagai ucapan terimakasih karna Rio udah mau bantu Shela bersihin lapangan ini. Rio mau kan?" Tanyaku.

"Terserah lo deh" Jawabnya singkat.

***

"Loh??? Anak mama kenapa kok pulang-pulang cemberut gitu?" Tanya mama kepadaku.

"Capek ma, tadi dihukum guru, disuruh bersihin lapangan belakang sekolah." Jawabku dengan lesu.

"Loh kok bisa?"

"Abis tadi jalanan macet, jadi telat sampai disekolah."

"Oo yaudah, hitung-hitung kamu pemanasan untuk mulai belajar di kelas 11 ini."

"Huh pemanasan sih pemanasan ma, tapi kan ga mesti gitu juga."

*Tiba-tiba dering sms hpku berbunyi..

"Hp kamu bunyi tu."

"Iya, cuma sms kok ma."

"Oo dari siapa? Tanya mamaku kepo.

"Gak tau ni ma no baru"

From : +628126036xxxx

Siang, ini gue Bima.

To  : +628126036xxxx

Siang juga, ada apa ya kak?

Selagi menunggu balasan dari Kak Bima, aku menyimpan nomornya.

From : Bima

Entar malem lo sibuk gak?

To :  Bima

Enggak sih kak, kenapa  ya kak?

From : Bima

Mau ajak lo jalan, bisa kan?

To : Bima

Bisa kak.

From : Bima

Jam setengah delapan gue kerumah lo. Sampai nanti.

Raut wajahku  yang awalnya cemberut seketika berubah menjadi ceria. Dan aku senyum-senyum sendiri melihat hp membuat mamaku heran.

"Kamu kenapa shel? Kok seneng banget kelihatannya?" Tanya mamaku.

"Gak kenapa-kenapa ma, yauda shela ke kamar dulu ya ma." Jawabku.

"Yaudah, awas kesambet kamu senyum-senyum sendiri gitu."

Aku menuju kamar dengan bahagia. bagaimana tidak, orang yang ku harapkan dan biasa hanya ku bayangkan kini mengajakku jalan. Aku gak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, aku tidak boleh mengecewakannya malam ini.

***

"Shela, temen kamu ini" teriak mamaku.

"Iya maa, shela udah siap kok" kataku yang langsung menghampiri mamaku dan bima.

"Kami pergi dulu ya tante." Kata bima yang meminta izin ke mamaku.

"Iya, jaga shela baik-baik ya. Pulangnya jangan sampai larut malam"

"Oke tan."

***

"Kita mau kemana kak?" Tanyaku yang memecah kebisuan.

"Kamu maunya kemana?"

"shela sih ikut kakak aja."

*Tak lama mobil bima berhenti di sebuah restoran dipinggir sungai, restoran itu tampak mewah ditambah lampu warna-warni yang menambah efek keindahannya.

"Dah sampai, turun yuk" ajak bima.

"Oke."

"Mau pesan apa?" Tanya salah satu pelayan disitu.

"Nasi goreng spesial nya dua sama milshake dua." Jawab bima lalu pelayan itu pergi meninggalkan kami.

"Kakak sering kesini?" Tanyaku kagum dengan tempat ini.

"Manggilnya jangan kakak lah, aku kan cowok."

"Jadi panggil apa?"

"Panggil nama aja biar lebih akrab."

"Gak sopan lah"

"yaudah kalau gak panggil aku kamu aja."

"Okedeh, eh tadi belum dijawab. Kamu sering kesini?"

"Sering juga, tapi biasanya sendiri."

"Ooo gitu ya."

"BTW kamu cantik banget malam ini" kata bima yang membuat pipiku memerah.

"Gak secantik kak viona kok." Kataku sambil tersenyum kecil. Viona adalah kakak kelasku yang digosipkan dekat dengan bima.

"Ya enggak lah, masih cantikan kamu"

"Ntar kak viona marah"

"Kenapa harus marah?"

"Dia kan pacar kamu."

"Tau dari mana?"

"Kan banyak yang bilang kalau kamu dekat sama kak viona."

"Dekat belum tentu pacaran kan. Lagian aku sama dia cuma temenan kok."

"Bagusdeh" aku keceplosan.

"Apa?"

"Hmm gak ada kok" jawabku.

"Okedeh"

Setelah makan kami langsung pulang dan bima mengantarkanku sampai depan pintu.

"Makasih ya buat malam ini" katanya dan menatap mataku penuh arti.

"Seharusnya aku yang bilang makasih"

"Yaudah aku pulang dulu ya"

"Iya, kamu hati-hati ya"

"Oke."

Setelah bima pergi aku langsung masuk dan menuju kamar, aku sangat senang malam ini dan masih belum yakin orang yang aku harapkan mulai hadir dalam kehidupanku.

***

Pagi hari disaat aku baru memasuki lorong menuju kelasku seseorang membuat langkahku terhenti. Dia melemparku dengan kumpulan kertas yang diremas dan digabungkan.

"kamvret lo ....-bersambung

Yang ada saran dan kritik langsung aja ya.. :) jangan lupa vote nya reader. 

SUGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang