di koridor rumah sakit Shela berlari menuju Ruang UGD dengan menangis tersedu-sedu.
Diujung koridor dan didepan sebuah ruangan yang bertuliskan 'UGD' Shela melihat seorang wanita paruh baya yang juga menangis tersedu-sedu. Perlahan ia mendekati wanita itu, dan bertanya..
"Tante ibunya Bima?" tanya Shela.
"iya, kamu siapa?"
"Saya Shela tante."
"Oo kamu Shela, pacarnya Bima kan. Bima kecelakaan tadi sewaktu dia ingin menjemput kamu. Dia tabrakan sama mobil truk" terang Lia, mamanya Bima.
"Semoga saja dia tidak kenapa-kenapa karna cuma dia yang tante punya disini." lanjut Lia.
"Amiin, saya juga berharap begitu tan."
Tidak lama mereka berbincang-bincang pintu pun terbuka, dokter dan para suster tampak tak bersemangat dan dengan raut wajah yang penuh kepasrahan.
"Dok bagaimana keadaan anak saya?" tanya Lia kepada dokter dengan antusias.
"Maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tuhan berkehendak lain, anak ibu tidak bisa kami selamatkan." jelas dokter tersebut.
"Gak..gak mungkinn gak mungkin..." teriak Lia dan langsung masuk kedalam ruangan.
Diatas kasur tersebut terlihat tubuh Bima yang sudah tak berdaya dengan luka dikepalanya, nyawa bima tak tertolong.
Shela yang juga mendengar penjelasan dokter ikut masuk kedalam ruangan dan ia melihat kondisi bima yang tak berdaya.
Lain halnya dengan Lia, Shela justru tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Kesedihannya yang mendalam hanya terpapar dengan air matanya yang tak kunjung henti tuk terus keluar.
***
Hari terus berganti tak terasa kini sudah dua minggu dari kepergian Bima. Semenjak kepergian Bima, Sifat Shela banyak berubah. Dia sering termenung dan lebih suka beteman dengan sepi dalam kesendirian.
Hanya satu yang selalu terfikirkan olehnya 'mengapa Bima harus hadir dalam kehidupannya jika secepat ini Bima meninggalkannya?'.
"Pah anak kita semakin hari semakin buruk keadaannya." ucap jasmine pada retno suaminya.
"Abis mau gimana lagi?"
"Mama gak mau anak kita satu-satunya jadi seperti itu. Dia kan masih muda, masa depan nya masih panjang. Dia pantas untuk lebih baik dari yang sekarang ini" jelas jasmine.
"Apa kita pindah keluar kota aja? Atau keluar pulau sekalian?" saran retno.
"Mama gak yakin, gimana kalau kita pindah keluar negeri aja. Kemarin papa bilangkan ada job disingapura, papa Acc aja."
"Mama yakin?" tanya retno.
"Yakin pa. Ini untuk kebaikan anak kita juga."
"Yaudah kalau emang itu yang terbaik."
***
Ketika makan malam jasmine dan retno memberi tau Shela tentang rencana mereka untuk pindah.
"Shela, setelah papa dan mama pertimbangkan. kita harus pindah ke singapura." ucap retno.
"Apa? Pindah ke Singapura?" tanya Shela kaget.
"Iya, disana mungkin kamu bisa lebih berkembang dan tidak selalu terpenjara oleh kenangan kamu disini." jelas jasmine.
"Tapii maaa.."
"Tak ada tapi-tapian, besok kamu sudah tidak masuk sekolah. Biar papa urus semuanya. Ini malam kamu persiapkan barang-barang kamu." tegas Retno.
"Tapi besok boleh kan Shela kekuburan Bima?" pinta Shela.
"Iya boleh."
Begitulah, Shela dan Keluarganya akan pindah ke Singapura. Mama nya berharap dengan pindahnya mereka, Shela bisa melupakan Bima dan bisa menjalani hidup seperti biasanya.
Apakah ditempat barunya Shela bisa melupakan bima seperti yang diharapkan orang tuanya? Bagaimanakah Kisah Shela selanjutnya? .-Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR
Teen FictionKamu manis. seperti gula, Iya gula. Hanya kamu yang tau seberapa takaran pas tuk melengkapi hidupku, melengkapi hari-hariku. Dan kamu sukses membuatnya seimbang serta menjadikanku luar biasa. Author Note. Efek samping : Diabetes