Happy reading
.
.
.
.💥Shaenette
Ku amati wajah teman-teman ku satu persatu, wajah yang sudah berteman dengan baik denganku di sekolah ini, apalagi sahabat baikku Diandra.
Aku dan Sanee gak satu sekolah, dia sekolah di SMA dekat rumah, sedangkan aku memilih bersekolah di dekat rumah Granny di Bandung.
"Lo jadinya mau lanjutin kuliah dimana Shae?"
Ku tersadar dari lamunanku, aku menoleh kearah Diandra yang sedang sibuk bertandatangan dengan teman-teman yang lainnya.
"Hmm.. gak tahu"
Ku edarkan pandanganku kearah gadis tembus pandang di dekat toilet. Bisa dibilang dia hantu penunggu toilet di sekolah ini.
"Gue ke toilet dulu"
"Mau ketemu si hantu itu"
Ku berjalan menuju toilet perempuan. Tidak perlu kaget karena Diandra sudah tahu kalau aku seorang indigo. Bahkan aku sering bercerita dengannya mengenai beberapa hantu di sekolah. Yang paling akrab denganku adalah si penunggu toilet ini.
"Haiy manusia"
Ku putar bola mataku malas, selalu seperti ini. Ku duduk di dekat wastafel dan memandangnya yang terlihat tembus pandang di depanku.
"Senang eh sudah selesai SMA"
Dia terlihat sedih. Aku tahu dia pasti mengingat masa-masa hidupnya dulu.
"Ya gitu deh, elo gimana bisa mati sih?"
Dia tertawa, tawanya sungguh membuat bulu kuduk merinding disko.
"Oke. Dulu gue pulang paling akhir di sekolah ini karena pacaran lebih dulu sama Andre pacar gue, terus waktu gue jalan ke toilet, gue lihat tukang kebun lagi mabuk, dia terus seret gue ke sini dan gue di perkosa"
Dia mulai menangis, tangisannya terdengar menyakitkan di telingaku. Aku tahu bagaimana sedihnya dia.
"Dan gue dibunuhnya. Gue di gantung di pintu itu"
Tunjuknya pada pintu utama toilet. Aku merasa merinding disko rasanya.
"Kejadiannya kapan?"
Dia tertawa yang terdengar sangat menakutkan. Ku pejamkan mataku kala sekelebat bayangan saat dia digantung itu terlintas di mataku.
"Udah sekitar 20 tahun yang lalu. Padahal teman baik gue Lea sudah mengingatkan gue saat itu. Tapi dasarnya gue yang nakal dan berakhir penyesalan selama ini"
"Shaeeee"
Teriakan cempreng dari Diandra membuat geram Devi. Dia sudah kembali ke mode marah. Gawat.
"Tante, gue balik pulang ya. Ntar kalau gue ketemu sama tante Lea, gue sampein salam tante"
Dia tersenyum, lalu aku segera pergi dan menyambar tangan Diandra sebelum terjadi hal-hal yang bisa mencelakakan dirinya.
💥💥💥
Aku melihat mobil Daddy ada disana. Aku berlari masuk ke dalam rumah dan melihat Daddy sedang duduk bersama Granny, di sana ada Mommy dan juga Sanee. Ku peluk mereka bergantian.
"Shae"
Daddy mendekatiku, membelai rambutku dengan sayang. Aku memilih bersekolah disini karena kesibukan Daddy dan Mommy yang sebagai dokter selalu menyulitkan diriku untuk bertemu dengan mereka. Hanya Sanee yang bertahan disana bersama pembantu.
"Kuliah kedokteran ya nak. Daddy ingin lihat kamu menjadi dokter"
"No way. I don't like being a doctor Dad"
"Why?"
"Daddy gak bakalan ngerti. Waktu menjadi dokter itu menyiksa ku Dad, kebersamaan ku dengan Daddy dan Mommy menyiksaku membuatku sulit bertemu kalian"
"Tapi nak, sebagai dokter kamu bisa menolong mereka--"
"Dan menyaksikan bagaimana mereka meninggal"
Potongku langsung membuat Mommy melototi diriku. Aku sudah muai dengan pembicaraan ini.
"Mommy dan Daddy gak tahu bagaimana perasaan ku. Aku nggak suka melihat orang meninggal dan aku gak suka melihat mereka yang berkeliaran sebagai wujud berbeda, yang bisa sebebasnya terbang dan menembus dinding. Semuanya ada di rumah sakit dan aku benci itu"
Aku menuju kamarku dan menutupnya keras. Ku benamkan wajahku di bantal dan menangis terisak disana.
Kenapa sih Daddy dan Mommy selalu memaksaku untuk menuruti keinginannya, menuntutku menjadi seperti mereka.
Tring
Aunty Marcella
Le cordon blue buka pendaftaran ShaeYes
Inilah jalan keluarnya.
Shaenette
Aunty tolong daftarkan aku disana, aku akan beli tiketnya untuk kesana segeraAunty Marcella
Okay Shae sayangnya AuntyKu hapus air mataku dan tersenyum lebar. Ini adalah impianku menjadi chef terkenal dengan lulusan dari Le Cordon blue. Sempurna.
Ku kemasi barang-barangku di ransel, ku pesan tiket untuk ke Inggris besok pagi. Pagi sekali aku harus berangkat tanpa memberitahu mereka semua.
💥💥💥
Aku sudah berdiri di depan jendela. Suratku untuk Mommy dan Daddy sudah ku tempelkan di kaca kalau-kalau mereka akan mencariku.
Ku lempar ranselku keluar jendela, ku lompat jendela dan berjalan mengendap-endap agar sampai ke pagar, dan ku buka pelan saat ku lihat Bi Iyah keluar untuk membuang sampah.
Ku berlari secepat kilat agar sampai depan kompleks dan segera memesan taksi online agar sampai ke bandara secepatnya.
Ku pejamkan mataku kala mengingat bagaimana isi surat yang aku tujukan untuk Mommy dan Daddy ku.
Dear Mommy and Daddy
I'm so sorry
Maaf aku gak bisa menjadi dokter yang kalian impikan. Aku harap dengan aku yang mengejar mimpiku ini kalian bisa paham bagaimana perasaan ku selama ini.
Shaenette
💥💥💥
Sapa yang pernah kabur??
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Shae
RomansBillal melepaskan gandengan tangan mereka dan memeluk pinggang Shae yang ramping agar mendekat dengannya. "Kenalkan, dia calon istri gue"