13. Ujian Memasak (UM)

2.8K 296 6
                                    

Mau tau yang masak-masak, hayuukkk
Tandai typo

Happy reading
.
.
.
.

🌞Shaenette

Banyak yang mengerubungi mading. Aku dan Stella mendekat, disana  tertulis tentang ujian memasak akan dilangsungkan setelah ujian tertulis.

Dalam waktu 120 menit, kami harus menghidangkan main course, appetizer, dessert.

Saatnya menguji ilmu yang telah kita dapat dari sini. Aku mengamati sekeliling yang kembali sepi. Stella mengajakku ke dapur untuk langsung praktek.

Dan ternyata benar, banyak yang praktek disana. Ku ambil bahan yang ada di kulkas dan memilih apa yang cocok, ku buka kembali buku catatan milikku. Ingin rasanya masak rendang, tapi rempah-rempah disini sulit di dapatkan.

Ku putar otak ku untuk mencari masakan yang cocok bagiku dan sesuai kemampuan ku. Ku kira yanya mahasiswa kedokteran saja yang akan puyeng, ternyata aku juga puyeng.

Aku tersenyum kala sudah mendapatkan tiga menu masakan yang benar-benar ku kuasai.

Aku mulai berkutat membuat Zoupa sup, Chicken salad avocado dan Panna cotta.

Perfecto

Kata-kata itu ku ucapkan kala melihat hasil masakanku yang memuaskan. Tinggal di percantik saja dengan garnish. Kan jadi makin cantik.

Aku siap untuk menghadapi ujian kali ini. Aku ingin segera bekerja di restoran ini, dan aku akan tunjukkan pada Mommy dan Daddy bahwa aku bisa sukses tanpa harus mengikuti jejak mereka.

🌞🌞🌞


"Coeg, pusing Coeg".

Aku baru dengar ada yang mengumpat layaknya teman-teman Ku di sekolah dulu. Ku lihat cowok itu duduk di taman dekat air mancur, dia sedang membolak balik buku catatan miliknya dan sekali lagi mengumpat. 

"Ternyata ada juga orang indonesia disini".

Dia menoleh sedikit terkejut karena aku langsung duduk saja. Dia kemudian masa bodoh denganku. Berusaha fokus dengan buku miliknya. 

"Ngapain lo?".

Aku tak memperhatikan dirinya,  aku sibuk juga dengan buku Ku sendiri.  Dia berdecak sebal.  Lalu Ku dengar dia mendengkus keras.

"Gue ngomong sama lo".

Oh aku kira orang lain.  Aku tertawa dan Ku ulurkan tanganku Padanya. Dia menjabat tanganku.

"Shaeenette".

"Bertrand". 

"Gue panggil lo apa? Kalau Ber ntar Dikira panggil beruang".

"Coeg.  Ada orang kayak lo ya disini. Ngeselin".

Aku dan dia tertawa bersama.  Beda jika dengan Stella dan yang lainnya.  Aku dan Bertrand lebih mudah tertawa. Padahal kita belum kenal lama.

"Best friend?".

Tawarya padaku dan langsung Ku jabat saja tangannya.  Kapan lagi coba aku bisa dapat teman-teman baik di negeri orang.  Dan Bertrand sedang menawarkannya padaku.

Akhirnya acara belajar bersama yang tak terduga pun terwujud.  Kami sibuk dengan buku catatan masing-masing, dan kadang kami juga diskusi.  Sesekali Bertrand bertanya tentang asal masakan.

"Besok ujian tulisnya selama satu minggu.  Lo gak pusing?". Tanyanya padaku.

"Otak Gue masih berfungsi dengan baik kok. Yang malah Gue takutkan justru ujian memasaknya,  takut gak sesuai ekspektasi".

"Iya juga ya. Kok Gue baru kepikiran". 

Dia menceritakan tentang orang tuanya yang asli Jakarta dan Surabaya.  Orang tua dia mempunyai hotel dan dia akan menjadi head chefnya menggantikan ibunya. Jika masakan dia diakui. Jika tidak ya dia dikirim kembali ke sini. Aku tertawa mengejeknya. 

Dan Ku ceritakan tentang Kedua orang tuaku yang dokter. Dan saudara kembarku yang mengikuti jejak mereka. 

"Gue kuatir. Lo disana malah masak hidangan manusia yang sudah mati".

Terkampret sekali mulut dia.  Ku pukul dia dengan membabi buta,  dia hanya tertawa terbahak-bahak. Sialan memang.

🌞🌞🌞

Ujian tuliskan telah berakhir kawan. Kami rehat sejenak bersama. Duduk  selonjoran dengan Bertrand dan memijit kaki bersama sudah hal yang wajar,  karena kami harus berdiri untuk mengantri ujian terakhir.  Menebak nama bahan yang di pegang pengajar. 

Dan kami dibawa masuk ke dapur untuk tes memasak.  Yang lebih mengagetkan adalah kami disuruh membuat tim yang terdiri dari dua orang.  Gue dan Bertrand langsung bergandengan tangan.

Gue memasak main course, sedangkan dia memasak appetizer. Masalah dessert nanti kita berdua. Bertrand akan mengumpat jika aku tidak sengaja menyenggol dirinya.  Ku tanggapi hanya dengan tertawa.

Masakan kami selesai dan kami memasak menu dessert, aku sudah menyuruhnya membuat strawberry panna cotta. Dia menurut saja. Waktu 120 menit yang kami gunakan telah selesai.  Giliran pertama adalah aku dan Bertrand yang maju. 

Bertrand menghidangkan menu appetizer miliknya.  Jagung tepung mozarella. 

"What is this?".

"corn flour mozzarela cheese". Jelas Bertrand dengan jumawa. 

Awalnya ketiga pengajar itu ragu untuk mencoba,  namun chef Antonio mencobanya dan memuji masakan Bertrand yang berbeda. Memang dia hebat.  Tiba giliranku yang maju. Kusajikan Ayam geprek. Indonesia sekali kan.

"Indonesian food, Ayam geprek Jalapeno".

"Chicken right?". Dan aku menggangguk. 

Aku dan Bertrand ingin sekali tertawa melihat mereka kepedesan.  Karena disini tidak ada Cabai apalagi cabe-cabean. Jadi Ku gunakan paprika dan Jalapeno.  Aku tertawa jahat melihat wajah mereka memerah dan berasap. 

Langsung saja Ku hidangan dessert sebagai penghilang rasa pedasnya,  Dessert kami tandas tak tersisa.  Well kami puas dengan masakan kami. Para pengajar memuji masakan kami yang sangat kreatif, bahkan mereka memuji Ayam geprekku.  Dan nilai kami A+. Aku dan Bertrand bersorak dan berpelukan,norak sekali kan. Itulah kami.

🌞 🌞 🌞 

Hari ini ujian memasak kembali lagi. Aku ingat apa ocehanku pada Bertrand kemarin,  dia menjulukiku ratu geprek. Ku tarik itu mata sipitnya yang khas orang chinesse.  Bahkan dia juga menyuruh yang lain ikut memanggilku ratu geprek.  Kampret. 

Ku lihat di meja depan pengajar kami ada misteri box. Mereka tersenyum dan menyuruh kami memasak hidangan ini. Saat di buka, aku dibuatnya melongo. Jalapeno adalah bahannya. 

Baik Jalapeno mari kita buat pengajar itu kepedesan dan meminta ampun. Ku ambil Jalapeno dan Paprika,Ku masak spagheti lebih dulu, lalu Ku masak bersama Jalapeno dan paprika tadi bersama Spagheti dan ku beri toping sosis, udang dan Jalapeno iris. 

Dan mereka suka sekali menyuruhku lebih dulu. Ku hidangkan dengan senyuman manis. Siapa tahu mereka kepincut untuk menjodohkan Ku dengan anak mereka.

"What is this Shaeenette?". 

"Spagheti iblis". Aku nyengir saat mereka bingung.  "Variant Indonesian food".

Mereka menggangguk dan mencicipinya, benar sekali mereka kembali kepedesan.  Shaeenette si ratu Jalapeno. Sepertinya akan menjadi julukanku.

"Very Very spicy".

🌞 🌞 🌞 

Hello ShaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang