18. Shae Hilang (SH)

2.8K 321 15
                                    


Tandai typo... 

Part pendek.. 

Happy Reading.

.

.

.

.


🌞 Billal Pov 


Ada yang lebih nyesek daripada lihat mantan nikah dan kita belum move on.  Lihat gebetan yang kita sayang tapi dianya gak respek sama kita. Nyesek gaes. 

Ini sudah satu minggu sejak kejadian itu, Shae hanya diam. Kadang kalau ada perawat lelaki yang masuk, dia akan berteriak histeris. Dan setelahnya tante Alexa akan menyuntik Shae. 

Ku lihat tante Alexa menangis di pelukan om Erik. Aku hanya diam memandang mereka. Aku sendiri juga merasa sakit setiap kali melihat Shae seperti itu.

"Bil". Mama menepuk pundakku. "Ikut Mama yuk, keruangan Mama".

Aku mengikuti Mama menuju ruangannya. Disana sudah ada Papa duduk manis disana. Aku mengambil duduk di sebelah Papa.

"Harusnya Billal gak ninggalin Shae sama laki-laki itu. Harusnya Billal paksa aja dia pulang sama Billal biar aman".

"Bukan salah kamu nak. Memang sudah takdirnya seperti ini". Kata Mama.

"Tapi Ma--".

"Kamu cinta sama Shae?". Tanya Papa tiba-tiba. 

"Cinta Pa".

"Ayo ikut Papa. Kita pinang Shae buat kamu, biar kamu bisa sembuhin dia".

Aku berdiri dengan Semangat dan mengikuti Papa dan Mama menuju ruangan tante Alexa. Dan Papa langsung mengutarakan maksudnya tanpa tedeng aling-aling. 

"Om gak bisa jawab sekarang Bil, kamu tahu sendiri keadaan Shae sekarang gimana". 

"Boleh saya ketemu Shae Om? Berdua saja".

"Silahkan.  Kami akan tunggu di depan ruangannya,  kalau ada apa-apa kamu bisa panggil kami".

Aku mengangguk setuju. Aku masuk ke ruangan Shae.  Disana ada Bertrand yang sedang berkunjung. Tetap tak ada respon sama sekali dari Shae. Ku kode dirinya agar keluar ruangan. Ku dekati Shae dan duduk di sampingnya.  Ku genggam tangan dia lembut, dia menoleh padaku,memandang wajahku dan seragam lorengku. 

"Shaeenette,  apa kabar?".

"Billal?".

Aku mengangguk berkali-kali, merasa bahagia Shae mengenali diriku. Ku genggam erat tangan dia. Dia menangis, dan Ku peluk dirinya. 

"Billal.. Hiks.. Billal... Hiks...".

"ssst.. Ada aku disini,  kamu aman Shae".

"Aku gak gila Kan Bil?".

"Siapa yang bilang kamu gila?. Berani sekali dia ngomong seperti itu. Kamu gak gila Shae".

Ku uraikan pelukan Ku dan Ku usap wajah cantiknya yang pucat dan sembab. Kemungkinan dia menangis dari tadi pagi sebelum aku datang.

"Shae?".

"Aku dengar dari suster yang memeriksa Ku tadi".

Kurang ajar sekali suster itu. Harusnya mereka hanya memeriksa dan tak perlu kata-kata seperti itu diucapkan saat pasien hanya sendiri.  Ini bisa berdampak depresi pada Pasien.

"Shae". Ku tangkup wajahnya dan dia memandang Ku. "Kamu mau kan nikah sama aku?".

"Tapi aku--". Belum selesai dia berbicara sudah Ku potong duluan. Aku tidak ingin mendengar penolakan dari dia.

"Kamu berharga buat aku Shae, aku cuma cinta sama kamu. Kamu mau kan?".

Dia tidak menjawab,  hanya memelukku erat dan menangis di dalam dekapanku sampai dia tertidur. Ku letakkan dia di brankar dan Ku perbaiki selimutnya.  Aku pamit kembali ke asrama. 

🌞 🌞 🌞 

Aku membawakan Shae bunga mawar, siapa tahu Shae seneng. Aku lihat Mama dan tante Alexa berdiri di depan ruang inap Shae.

"Ma".

Mama memelukku. Ini sebenarnya ada apa. Ku lihat tante Alexa juga menangis di pelukan om Erik. Ku beranikan diri untuk masuk dan mendapati kamar itu kosong. Shae gak ada. Hanya sepucuk surat yang Ku temui disana.

📃Dear Billal📃


Maafin aku Bil, 

Aku pergi bukan untuk menghindari kamu..

Aku pergi bukan untuk menolak kamu..

Tapi aku pergi hanya untuk memantaskan diriku agar bisa bersanding dengan mu yang seorang abdi negara.. 

Aku ingin menyembuhkan trauma Ku, agar kamu tidak malu jika menikah denganku.. 

Bil, aku harap kamu beneran udah bisa lupain Nana dan menerimaku seutuhnya.. 

Aku cinta kamu Bil, tapi aku merasa kamu belum sepenuhnya cinta sama aku..

Aku mohon berikan aku waktu untuk sendiri Bil..

Kalau kamu gak bisa menunggu Ku, aku bebasin kamu untuk meninggalkan aku dan memilih wanita lainnya.. 

Ada saatnya nanti aku yang akan menemui kamu sendiri.. 


Salam sayang Shaenette❤



Bagaimana Shae bisa ninggalin aku. Pokoknya aku harus cari dia, aku gak mau dia sendiri yang nemuin aku. Aku butuh Shae, aku hanya mau Shae.

Ku langkahkan kakiku menuju parkiran,  disana aku bertemu dengan Sanee.  Dia sepertinya baru saja ke suatu tempat. 

"Sanee".

"Billal.. Kok ada disini?". Dia terlihat gugup, aku jadi curiga dengannya.  Ku dekati dirinya,  dia terlihat tambah takut. "Permisi Bil".

Ku cekal lengannya,  dia semakin takut. Memandang sekitar seakan mencari alasan untuk mengelak. 

"Dimana Shae?". 

"Hah?. Kan dia di di dalem". 

"Bohong. Mana Shae?. Kamu bawa Shae kemana San?". 

"Eng.. Enggak tahu".

"Sanee.. Sekali lagi Ku tanya, kamu bawa Shae kemana?".

"Sanee?". Itu suara Tante Alexa.  "Kamu beneran tahu dimana Shae?". Sanee hanya diam, tante Alexa mendekat dan mencengkram bahu Sanee, mengguncangnya. "JAWAB".

"Maaf Mom,  maaf". Dia menangis. "Maaf Bil,  dia harus kamu kasih waktu sendiri". 

Tidakkkk

🌞🌞🌞

Hello ShaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang