Ini cerita tentang perjalanan Mathias setelah kembali dari Malang, kota jadi antara dia dan Arini. Pria karismatik dan tampan ini mencoba merenung kembali atas kejadian akhir pekan itu. Selama perjalanan dari Malang digunakannya untuk berpikir, menata langkah apakah yang akan dilakukan untuk membuatnya yakin bahwa Arini adalah cinta dan bukan hanya kesenangan semu. Perkataan pak Supirnya untuk menikahi Arini masih terngiang tak enak ditelinga Mathias. Seperti ejekan anak kecil yang kalah memenangkan permainan dan dirinya adalah kekalahan. Sekali lagi ditanyakan tentang pernikahan itu kepada pak supir ketika sampai di Surabaya.
"Apakah menurutmu tidak terlalu cepat menikahi perempuan hanya setelah aku mengatakan bahwa aku mencintainya?" tanya Mathias yang lebih merupakan pernyataan keraguan.
"Meneer, dengan mata tua saya, mbak Arini adalah perempuan yang bisa menjadi istri yang baik," terang pak supir. Mathias ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak jadi, dan keluar dari mobil tanpa bicara. Sekarang masalahnya apakah dia sudah siap menikah?
***
Esoknya Mathias memutuskan untuk kembali ke Singapura. Dia mengatakan kepada Manager Arini untuk tidak memberitahu apapun kepada Arini tentangnya, dia menceritakan kejadian tentang dia dan Arini. Dia minta pria setengah tua itu menjaga Arini baik-baik, orang dia manager Arini bukan Bapak Arini, gimana sih! Itulah cinta, jadi konyol gak karuan. Mathias ingin menjaga jarak dengan Arini, mencoba mencari jalan terbaik karena perbedaan budaya diantara mereka terlalu tinggi. Arini yang konserfatif membuat Mathias bangga tapi serba salah.Di Singapura Mathias menelepon kakaknya di London dan orang tuanya, menceritakan tentang Arini. Orang tuanya mendengarkan dengan baik dan mengucapkan selamat telah mendapatkan Arini. Mereka tahu anaknya betul-betul jatuh cinta, karena ini pertama kali dalam hidup Mathias menceritakan hubungannya dengan wanita. Seriously!!
Kakak Mathias, Maurice, tertawa mendengar cerita Mathias, tapi dihentikannya karena Mathias jadi jauh lebih senewen.
"Wat wil je dat doen? Ga je met haar trouwen? Is dat een optie? Wil je dat? Je houdt toch van haar," cecar Maurice. (Apa yang akan kamu lakukan? Kamu akan menikahinya? Apa itu pilihan? Kamu mau? Kamu mencintainya kan)
Selama dua minggu Mathias tak bisa melupakan Arini. Tidur tak enak makan tak enak, ceile! Akhirnya dia menelepon orang tuanya setelah memutuskan dan membulatkan hatinya. Dia ingin bersama Arini, hanya ada satu jalan untuk mereka bersama. Menikah! Bukan karena saran pak supir lho!
Orang tua Arini kaget mendengar keputusan anaknya, tetapi berlapang dada dan akan terbang ke Indonesia mendampingi Mathias melamar Arini.
Mathias kembali ke Surabaya. Dia mengambil beberapa hari untuk libur, mengajak pak Supir untuk mengantarkannya ke Malang. Dia menceritakan rencananya ke pak supir dan manager Arini lewat telepon sebelum dia datang ke Surabaya. Mathias sekarang menginap di hotel Mojopahit untuk menghindari Arini dan ingin membuat kejutan untuk Arini
***
Pak supir memarkirkan mobil de depan gang seperti waktu mengantar Arini pulang. Mathias, pak supir dan manager Arini berjalan menelusuri gang. Pak Supir bersemangat sekali karena majikannya mendengarkan nasihat dia.
Di sebuah warung kecil mereka berhenti dan bertanya,"Ibu kenal mbak Arini?""Nggih pak, kenal. Mbak Arini yang baik dan cantik itu sering kesini beli krupuk pasir. Dia suka itu," jawab ibu yang jualan di warung. Mathias tersenyum mendengarnya.
"Rumahnya dimana bu?" tanya pak supir. Ibu pemilik warung mengamati Mathias.
"Mister bule yang ganteng ini kok ikut, ada apa pak," tambah si Ibu, tidak tahu kalau Mathias mengerti semua pembicaraan mereka. "Pacar mbak Arini ya pak?" tanyanya ke pak supir dan manager Arini.
"Iya saya pacar Arini," Mathias menjawab.
"Lah! Bisa Bahasa Indonesia. Aduh...pinternya!" kata si Ibu sambil pegang-pegang Mathias. Mereka tertawa menyaksikan.
"Rumah mbak Arini enam rumah dari sini, sebelah kiri dan berpagar hijau tua." Jelas Ibu penjual.
Mereka melanjutkan perjalanan setelah Mathias membayar lima puluh ribu untuk dua gelas es garbis dan air aqua botol. Si Ibu menunduk-nunduk berterima kasih.
Paklek Arini membuka pintu ketika mendengar salam dari luar. Mempersilakan mereka duduk di ruang tamu yang adem dan memanggil istrinya saat manager Arini mengatakan ingin berbicara kepada mereka. Mathias semakin berkeringat karena panas dan gugup.
Bulek Arini duduk bersebelahan dengan Paklek dan mengahadap tamunya. Mathias menjelaskan kedatangannya. Memperkenalkan kedua lelaki disampingnya dan dirinya sebagai pacar Arini. Paklek dan bulek melongo mendengarnya.
"Saya ingin melamar Arini," Mathias mengatakan dengan fasih,"Tapi saya belum bicara dengan Arini, saya ingin berbicara dengan orang tua kalian dan orang tua Arini," jelas Mathias. Bulek dan paklek semakin melongo menderngarnya.
"Saya cinta Arini dan saya ingin menikah dengannya," tambahnya lagi karena melihat paklek dan bulek yang tidak bereaksi.
Sebetulnya hati bulek Arini luluh mendengarnya. Romantis sekali Mathias ini dan betapa beraninya.
"Kamu harus kerumah orang tua Arini di desa," jawab Paklek. Mathias mengiyakan dan Paklek mengatakan untuk membantunya. Mereka akan kesana berbarengan. Setelah mereka sepakat tanggal petemuan, Mathias meminta mereka untuk tidak mengatakan ke Arini tentang ini sampai hari pertemuan.
"Saya ingin Arini mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan apakah dia mencintai saya atau tidak. Jika nanti dia tidak menerima saya, itu adalah pilihan yang sudah dipikirkan oleh Arini baik-baik." Ungkap Mathias alasannya untuk tidak memberitahu Arini. Dan karena itu Arini tidak tahu sama sekali sampai dia di rumah orang tuanya.
Malam itu Paklek dan bulek menelepon orang tua Arini memberitahukan dan merencanakan penyambutan lamaran Mathias untuk Arini. Tidak pernah mereka mendengar kejutan seperti ini. Bulek sangat senang dengan calon keponakan bulenya.
"Pak e, mbok ya kamu membuat kejutan begitu untukku. Biar romantis lagi gitu lho," goda bulek ke paklek malam itu
"Yo wes kadong bu e, la sampeyan njalok, yo gak romantis meneh," jawab paklek datar. Bulek hanya menarik nafas kecil.
❤️❤️❤️
😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Kesepian
General FictionMathias Cornelius Fransiscus van Muller (Belanda) dan Chandramaya Arini (Jawa) memutuskan kembali ke Belanda untuk meneruskan pendidikan MBA di Eropa setelah beberapa tahun menetap di Singapore karena tugas kerja Mathias. Mathias adalah lelaki yang...