HOUSE WARMING PARTY

142 18 4
                                    

Pemilik rumah tempat tinggal Mathias dan Arini akan kembali tiga bulan lagi dari traveling berkeliling dunia. Mathias dan Arini memutuskan untuk membeli rumah karena mereka ingin menetap di Belanda, setidaknya untuk masa lima tahun ke depan. Selama beberapa bulan mereka sudah disibukkan dengan pencarian rumah melalui makelar, sebuah agen jual beli rumah. Mereka mengunjungi beberapa rumah di kota Gouda dan sekitarnya.

Sempat mereka berpikir untuk membeli dan melihat-lihat rumah di Reeuwijk, sebuah desa kecil yang cantik yang memiliki banyak danau buatan yang dibangun untuk mengimbangi desa dan kota sekitarnya karena letaknya yang jauh di bawah laut. Reuwijk mempunyai kecantikan yang unik dengan lingkungan yang masih hijau, rumah-rumah yang jauh dari tetangga, berkebun luas mengitari rumah dan kebun belakang berujung danau yang di sana bersandarkan perahu layar.  Menurut cerita di sana tempat orang-orang kaya. Untuk Arini Reuwijk mengingatkannya akan desa tempat kelahirannya Balongmalang, sepi dan masih asri.

Tetapi mengingat jarak desa Reeuwijk ke kota cukup jauh untuk ukuran orang Indonesia, di Belanda bisa di bilang alat transportasi termudah adalah sepeda gayuh. Arini tidak bisa membayangkan bersepeda di musim dingin diatas jalan-jalan yang licin karena membeku dengan jarak lebih dari tujuh kilometer menuju kota di dalam gelapnya musim, maka mereka mengurungkan niatnya untuk membeli rumah di sana.

Dua bulan yang lalu ketika mereka mendengar kabar dari makelar mereka bahwa ada rumah dijual yang dekat dengan rumah mereka sekarang, Mathias dan Arini langsung membuat janji untuk berkunjung ke rumah di jalan Hoge Gouwe dan jatuh cinta panda pandangan pertama. Rumah kuno yang megah dengan tiga lantai dan attic. Ketika mereka memasuki gang masuk yang lebar dengan lantai marmer tua warna krim. Di lantai bawah terdiri dari ruang tamu menghadap jalan dan kanal, dapur ter buka dengan ruang makan formal untuk jamuan istimewa dan ruang makan santai. Ditengah ruangan lantai bawah masih ada satu kamar perhubung yang digunakan sebagai ruang perpustakaan, buku-buku menghiasi rar-rak yang terpasang dari lantai menjulang ke plafond, disudut ruang ada sebuah tangga untuk mengambil buku apabila diperlukan.

Di lantai satu terdiri dari empat kamar tidur yang luas dan dilantai dua terdiri dari tiga kamar tidur. Kedua lantai memiliki kamar mandi yang mewah, yang mungkin Bapak Arini tidak tahu bagaimana caranya memutar kran-kran air, terlalu mewah untuk di buat mandi, mungkin mereka akan duduk di sana berpiknik. Kamar mandi yang terlalu pribadi, tidak ada lagi suara celotehan Ayu dan Arini kecil dari jeding mereka masing-masih yang menggeramkan Bagus. Ini kamar mandi barat yang berlantai marmer bukan kerikil-kerikil licing yang lama tesiram air mandi dari gayung kelapa. Ah Arini merindukan Ayu. Apa kata Ayu kalau dia melihat kamat mandinya.

Rumah ini memiliki detail kuno yang terlihat di disemua kayu yang menghiasi semua ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah ini memiliki detail kuno yang terlihat di disemua kayu yang menghiasi semua ruangan. Plafon rumah yang setinggi tujuh meter dan dihiasi ukiran-ukiran menambah kemegahan rumah ini.Masih sering Arini membayangkan Bapak dan Ibunya akan menyayangkan kemewahan yang berlebihan.

"Sayang, rumah ini sangat besar dan cantik. Apa gak kebesaran buat kita yang hanya berdua?" tanya Arini kepada Mathias. Takut merasa lebih kesepian di dalam rumah barunya, takut merindukan orang tuanya disetiap sudut rumah yang terlalu mewah untuknya.

Akhir Sebuah KesepianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang