Althar : The Rubic

Chapter VIII

Selamat Membaca!

___

Althar : The Rubic

Chapter VIII

Ini— hari tepat seminggu setelah pengejaran di daerah Rafflesia Lama. Tepat seminggu pula Althar menjauh, benar-benar tak menampakkan batang hidungnya.

Sebenarnya, ini persis ucapan Althar tempo hari. Perihal laki-laki itu yang memberinya waktu untuk memutuskan bagaimana hubungan keduanya nanti.

Apakah Resta juga menyukai Althar, mencintai, dan memiliki keinginan untuk bersama lebih lama?

Resta masih bingung.

Ia juga tahu, cepat atau lambat ia harus memberi jawaban.

Tapi— dari jiwa yang bahkan tak mencintai dirinya sendiri ini apa yang dapat diharapkan?

Keyakinan bahwa mereka dapat bersama lebih lama tak mampu membuat Resta tenang. Karena jika hubungan keduanya berakhir— itu hanya akan menambah daftar list orang yang menjadi asing dengannya.

Bertambah pula, rasa sakit di hatinya. Bertambah pula, orang berharga yang tak bisa ia gapai.

“Gue akan berusaha, Re. Menjadi lebih baik dan jadi orang yang pantas buat lo.”

Perkataan seperti itu sepertinya lebih pantas untuk ia ucapkan. Bukan malah Althar— yang sesempurna itu berusaha memantaskan diri untuknya.

Menerima Althar tentu bukan hal sulit, Resta tak akan mendapatkan kesulitan bila berbagi dunianya dengan laki-laki itu. Mungkin malah, ia mendapatkan banyak keuntungan.

Tapi, apa yang didapatkan Althar dengan berbagi dunia dengannya?

Cinta itu, sebenarnya seperti apa?

Kerja sama antar manusia? Saling melengkapi? Atau hubungan tanpa definisi yang berarti?

Hubungan Ayah dan Bunda-nya tak dapat Resta jadikan patokan. Orang tuanya lebih seperti rekan kerja ketimbang suami-isteri yang akan berdebat sekiranya mendapatkan hasil yang tak adil atau berat sebelah.

Resta tak percaya. Cinta sejati— bahkan perasaan cinta pun ia tak percaya.

Tapi hubungan manusia itu lebih rumit dari apa yang sebenarnya telah terdefinisi dan terjelaskan secara teoritis.

Manusia, menggambarkan hubungan mereka menurut pandangan masing-masing. Tindakan mereka atas perasaan masing-masing berbeda.

Sering kali gambaran rasa cinta, sayang, benci, obsesi, dendam, dan marah dibalut dengan tindakan yang sama.

Lalu— mereka saling menyakiti mengatasnamakan apa saja yang dapat menjadi alasan.

Namun Resta berharap, setidaknya walau ragu. Ia ingin memiliki seseorang yang dapat ia percayai.

Sejauh apapun dunia mencoba meruntuhkannya, setidaknya harus ada satu orang yang bersedia menerimanya— dengan lebih baik dari dirinya sendiri.

Resta tak tahu, apakah Althar orang yang tepat atau bukan. Seseorang yang hanya penasaran dengan dunianya atau orang yang benar-benar ingin menetap.