21.30
Tin Tin Tin~
Sebuah mobil melaju menghadap seorang gadis yang sedang berjalan
Tin Tin Tin~~
"Kyaa"
Brukkk sittt!!!
Suara keras seperti benda terpental. Sebuah mobil mewah dengan seorang pengemudi yang tanpa merasa bersalah melaju di jalanan pada malam hari, menabrak seorang gadis berpakaian seragam sekolah. Gadis itu terpental begitu keras dan jauh, kepalanya membentur trotoar. Darah bercucur dari kepalanya, gadis itu memberi isyarat meminta tolong.
"Tttt- tolong" ucap gadis itu sembari mengangkat tangannya
Pengemudi itu syok sangat, ia diam mematung, apa yang sudah ia lakukan?
Kemudian pria itu menarik nafas dan segera menancap gas mobilnya kembali.Orang- orang datang menghampiri gadis terkapar itu.
"Astaga tega sekali si itu orang" ucap salah satu ibuk-ibuk
"Tolongin!, jangan cuma di pelototin" ucap bapak-bapak
"Telpon ambulance"
"Udah udah"
Beberapa menit ambulance dari rumah sakit datang, gadis itu diangkat dan di masukkan ke dalam ambulance kemudian melaju menuju rumah sakit
*rumahsakit
UGD
Gadis bernama Moria Kezia berada di ruangan, salah satu dokter membersihkan luka-lukanya, membersihkan darah yang masih saja bercucur dari kepalanya.
Moria kezia tidak sadarkan diri, ia asik dengan dunia gelapnya. Tubuhnya dipasang selang oksigen dan selang infus tepat di tangan kanannya.
Setelah memeriksa Moria,dokter itu memasang raut kecewa, pasiennya mengalami kritis, jika tidak sadar dalam 2 jam maka bisa saja akan meninggal atau koma.Kini Moria sudah berada di ruangan khusus, ia dipindahkan ke ruang inap, satu suster sengaja tetap berada di ruangan Moria karena memantau kondisinya.
Kini sudah 2 jam, Moria Kezia tak sadarkan diri, dokter segera mengambil alat pemancing jantung, detakan jantung Moria masih berdetak hanya saja sangat lemah, Moria bukanlah gadis yang lemah, ia mampu melawan semuanya. Hanya saja kini ia koma.
"Sus pantau dia terus"
"Baik dok, tapi keluarganya di mana?"
"Saya sudah menghubungi keluarganya, sebentar lagi akan sampai"
"Baik dok"
Dokter itu pergi dari ruangan sedangkan suster masih menetap, suster itu mengusap pelan wajah cantik Moria.
Selang beberapa menit ada yang mengetuk pintu, dan muncul dua orang paruh baya. Ya itu orang tuanya Moria.
"Moria!, are you okay?" Teriak mama Moria
"Moria mama gadis yang kuat, kenapa diam saja?"
"Ayolah bangun, mama sama papa sudah ada di sini, Moria tidak akan kenapa-kenapa" ucap mama Moria terus menerus yang mengguncang-guncangkan tubuh Moria
"Sudahlah cukup, biarkan dia istirahat"
"Ah maaf tuan, bisa ke ruangan dokter dulu?"
"Iya saya akan ke sana"
*ruangan dokter
"Sekali lagi mohon bersabar, karena benturan di kepalanya sangat kuat, dan ia mengalami koma"
Papa Moria diam termenung, anak semata wayangnya diantara hidup dan mati, andai posisi bisa digantikan, pastinya biarkan saja ia yang menggantikan posisi anaknya.
Papa Moria kembali ke ruangan anaknya. Tatapan lesu pertanda ia banyak pikiran, rambut acak-acakan, dan dasi yang sudah tidak rapi.
*ruanganxii
"Apa kata dokter pa?"
"Mama tenang saja, hanya perlu kita pancing agar Moria cepat sadar".
"Moria mengalami koma"
"Mmm-moria koma???!!" Kejut mama Moria
"Hmm"
Mama Moria kini menangis terduduk mendengar anaknya koma, anak satu-satunya akan tidur lama. Kalau saja ia tau penyebab anaknya begini maka ia akan menuntut dan tidak akan mencabutnya sampai kapanpun
Elvan Po'v
Sesampai di rumah Elvan langsung melepas seragamnya. Rautnya sangat khawatir, ia takut apa yang akan terjadi kedepannya. Elvan segera mandi setelahnya makan dan langsung tidur.
.
.
.Tring tring tring~~
Alarm berbunyi, Elvan enggan membuka matanya, ia takut untuk menatap dunia luar.
Tetapi tidak untuk mama Elvan, tiada hari libur bagi Elvan.
"Elvann!!! Bangun!!" Teriak mama Elvan di sebalik pintu.
"Iyaiya maa!!" Teriak kembali Elvan
Tidak ada balasan dari mama Elvan
Mood Elvan sangat buruk, semuanya kacau balau, jiwa malasnya seketika berkunjung, Elvan tidak mandi, hanya cuci muka dan gosok gigi, sesudah siap semua Elvan turun untuk menyantap sarapannya.
"Pagi pa, ma"
"Hmm"
"Pa Elvan boleh ga tukar mobil?"
"Lah itu mobil kan baru sebulan kamu pakai, masa mau ganti lagi"
"Bukan itu pa, mobilnya ngga enak ah"
"Hmm"
"Yayaya paa" manja Elvan
"Yasudah, pulang dari kantor nanti kita beli, itu mobil untuk papa saja atau ngga untuk mama"
"Thank you so much" cium Elvan tepat di pipi mamanya
"Kok mamah yang dicium?"
"Masa papa yang Elvan cium, ngga ah"
"Haha yaudah pergi sekolah sana"
"Okey bro" tos Elvan kepada papanya.
"Hati-hati nak" ucap mama Elvan lembut
"Okey maa".
Sebenarnya gue minta tukar mobil itu untuk nyembunyiin kesalahan gue.
Gue belum siap buat dipenjara.
Gue juga belum bisa buat ninggalin mama papa karna cara ini.
Gue takut banget dengan semua ini, dan bodohnya kenapa gue bisa kabur? Kenapa gue ga selamatin cewe itu??
Apa karna terlalu syok sehingga melupakan semuanya?? Ah itu alasan yg ngga logis.Gue juga berusaha banget buat ga terlihat panik karna masalah besar ini.
Hei gue kayanya bunuh seseorang yg ngga gue kenal, ah apakah dia masih hidup?
Terlalu rumit jika disimpan sendiri..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT😙
KAMU SEDANG MEMBACA
why you?
RandomKejadian tragis yang membuat hidup seorang pria hampir gila karena selalu dihantui rasa bersalah. . . . . . . . . " Satu pilihan, kamu menikah dengannya atau kamu dipenjara!" "Aku tidak akan mau menikahinya!" "Kalau kamu tidak mau, dia akan menja...