3

30 6 0
                                    

.
.
.
.
.

Sudah terhitung dua minggu Moria belum sadarkan diri, entah apa yg membuat dirinya enggan membuka mata, apa Moria tidak perduli dengan kedua orangtuanya yg sangat rapuh melihat anaknya koma?

"Ma kita makan dulu yuk, mama belum makan dari tadi malam" ajak papa Moria yg bernama Dego

"Nanti setelah Moria bangun" jawab mama Moria lemas

"Ma jangan begitu, untuk menjaga Moria juga butuh energi bukan?, ngertiin papa tolong" Dego berkata kepada istrinya dengan lembut guna membujuknya.

"Papa aja yang makan, mama tidak lapar"

"Ma!" Sedikit penekanan, Dego sudah habis kesabaran, ia tidak ingin nanti istrinya sakit, sudah lelah, kecewa dan rapuh melihat anaknya yang tak mau membuka mata, ditambah istrinya yg tidak mau mendengarkan dirinya.

"Ya sudah, papa bersih-bersih dulu, mama jaga Moria" kecupnya di kening Mira

"Hati-hati" ucap lembut Mira dan menyalami suaminya.

S
K
I
P

Elvan po'v

"Woi Van jadi balapan ga?"

Kini Elvan sedang berada di area balapan, ia ingin balapan liar mobil karna mendapat mobil baru setelah mobil lama menabrak seorang gadis yg kini sedang tidur lama.

"Jadi dong"

Gue stres karna masalah akhir-akhir ini, stres banget gatau harus ngapain,ini tempat satu-satunya yg buat gue nenangin diri mungkin, gue milih balapan.

"Elvaniocarolin segera bersiap,sebentar lagi dimulai!"

"Ah oke" ucap gue dan berlalu pergi meninggalkan stan menuju mobil

"Van" panggil Maura teman kelas gue

"Hm?" gue paling males sama yg namanya Maura,dari dulu ngejar-ngejar gue dengan cara yg salah.

"Em fighting,aku doain kamu semoga menang dan selamat!" ucapnya yg antusias mengangkat kepalan tangan nya

Gue cuma manggut-manggut dan pergi ke mobil yg udah dipersiapkan temen-temen gue

S
K
I
P

"Elvan ayo dikit lagi finish!!!" teriak pendukung Elvan

Denger teriakan temen-temen gue,gue makin nambah kecepatan mobil hingga hilang kendali,dan akhirnya sampai garis finish tapi rem mobil gue ga cakram! Gimana ini??

Gue berusaha terus agar mobil ini berenti tapi nihil,sebentar lagi gue berhadapan dengan tembok besar pembatas rumah.

"Elvan!!!??" teriak mereka semua sebelum gue benar-benar nabrak dan yg gue rasakan benturan di kepala hingga semuanya gelap menghilang.

Bruaakkkk!!!

Dinding keras hancur oleh mobil mewah dengan kecepatan melebihi maksimum, semua orang yg melihat balapan liar tersebut lari untuk melihat keadaan Elvan yg nihil mungkin untuk selamat.

"Elvan!!" teriak Danio yg sembari membuka pintu mobil dengan tangan bergetar

"Elvan bertahan!" teriak Maura yg menangis hebat

Darah bercucur banyak dibagian kepala hingga seluruh tubuh Elvan, terkulai lemas tidak ada daya kekuatan, Elvan diangkat oleh teman-temannya dan di bawa ke rumah sakit langsung.

..............................

*rumahsakit

"Dokk tolong teman sayaa!!" teriak Danio

Setelah nya Elvan berada di ruangan ugd. Ia ditangani tindakan pertama.

20 menit

Dokter keluar dari UGD
"Maaf keluarga dari Elvan anda?" tanya dokter

"Bukan dok, saya temannya, bbb-bagaimana keadaannya dok??!!" keringat dingin menyusuri pelipis Danio, keadaannya berantakan akibat rasa khawatirnya terhadap sahabatnya itu.

"Ah Elvan mengalami luka di bagian kepala dan kritis, maafkan saya!" ucap kecewa dokter itu

"Bagaimana bisa dok!!" kejut Danio

"Sebaiknya tolong kamu hubungi keluarganya,karna segera dipindahkan ke ruang inap"

"Baik dok"

1 jam akhirnya kedua orangtua Elvan datang, dan Diano langsung di serang berbagai pertanyaan oleh mama Elvan.

"Danio bagaimana bisa ini terjadi?" Tanga mama Elvan ke gue dengan mata merah akibat menangis

"Tante tenang dulu, ini semua diluar ekpetasi tan, bahkan Danio gatau bakal begini tan" ucap gue setenang mungkin

"Om tolong urus berkas-berkas Elvan, karna Elvan harus di rawat mungkin akan lama karna Elvan kritis"

"kamu jagain tante tolong" ucap papa Elvan kemudian menuju ruangan dokter

S
K
I
P

Setelah diurus berkas-berkasnya Elvan kini sudah berada di kamar inap, yap di ruangan xii yg sekamar dengan Moria. Ini bahkan diluar nalar Elvan, apakah setelah Elvan sadar akan di bawa langsung ke penjara karna ketauan perbuatannya lewat pertemuan yg tidak di sengaja ini, kalau saja Elvan sadar maka ia akan segera melarikan diri atau menghilang dari bumi.

Infus sangat rapi ditangan Elvan, mamanya yg setia menunggu dan Danio yg melihat nanar sahabatnya. Kenapa Danio membiarkan Elvan ikut balapan, bahkan menyuruhnya untuk balapan. Karna Danio tau untuk menghilangkan stresnya Elvan itu dengan cara ini. Tapi ini semua di luar ekspetasi.

"Tan" panggil gue pelan

"hm?"

"Tan Danio izin pamit pulang mau bersih-bersih, nanti Danio ke sini lagi" mama Elvan ga menjawab, diam melamun melihat wajah anaknya

"Ah iya kamu hati-hati ya" ucap papa Elvan om Stevan

"Iya om, om jagain tante, jangan terlalu larut dengan semua ini"

"Danio pamit" Gue berdiri dan salam sama om Stevan kecuali tante Mia karna dia masih larut dalam kesedihannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT😘



why you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang