.
.
.
.
.Dan semenjak gue tau otak busuk mereka gue memutuskan buat jauh jauh dari dua sejoli ga tau diri itu. Ya mereka tetep bujuk gue, ngelempar berbagai pertanyaan seperti gue kenapa? Shit bisa bisanya ga sadar kalo gue udah tau kedok mereka berdua. Dasar ya dari kecil kayak ga diajarin orang tua.
Sekarang gue ga akan pernah percaya yg namanya sahabat. Gue gamau punya sahabat apa namanya itu. Kalo temen ya temen aja ga lebih.
Gue kemana mana sendirian dan akan menatap orang yg ga gue suka dengan tatapan dan ekspresi dingin yg udah lahir di dalam diri gue. Seperti sekarang gue di kantin sendirian yg biasanya gue ceria bercanda ria dg dua sejoli sialan itu.
Ntahlah sampai kapan perasaan benci dg yg namanya sahabat.
*****
Semenjak gue jauh jauh dari mereka duit gue aman aman, yg biasanya seminggu bisa habis 1000.000 kini cuma 500.000 an. Ga rugi kalo gue buang tu orang brengsek.
Dan mulai sekarang gue akan pernah bisa lagi di ajak sahabatan. Persetan yg namanya sahabat.
Flashback off.
.
.
.
.Kini yg ditunggu tunggu Moria datangg, ia kembali sekolah setelah sekian lama libur panjang sendirian. Ya kini Moria di kantin sendirian? Iya dia tidak mempunyai seorang teman dekat atau disebut sahabat, karena Moria tidak percaya lagi yg namanya sahabat.
"Hei boleh gabung ga" gue ngelirik ke sumber arah, ada dua cewe bawa nampan berisi makanan penuh, gue juga liat seluruh kantin, emang ga ada yg kosong, cuma tempat duduk gue yg kosong dan itu cukup untuk 10 orang.
Setelah ngelirik gue ga perduli dan cuman mengangkat bahu gue. Tapi mereka cuma senyum dan lanjut duduk di depan gue setelahnya menyantap makanan mereka.
Makanan gue udah abis dan berarti gue mau balik ke kelas.
"Moria, mau kemana?" Ya nama dia Celsi Hinata. Gue liat di nametagnya.
"Kenal gue?"
"Kenal lah, siapa yg ga kenal sama anaknya ketua yayasan sekolah ini haha"yg ngomong kali ini bukan Celsi melainkan Anasya Kino. Keknya mereka kelas lain, soalnya ga pernah gue ngeliat mereka apalagi ngomong. Maksud mereka begitu apa?.
"Oh, kenapa?" Gue kembali duduk
"Jangan gitu dong, ga seru amat, kita berdua tu heran ngeliat lo sendirian terus, kita berdua mau ko jadi temen lo, lagian kita cuma berdua doang" titah Anasya
"Gue ga perlu teman" gue berdiri hendak pergi.
"Eh Moria kenapa?" Tanya Celsi
"Ga perlu tau" gue berlalu pergi ninggalin mereka. Cih masih ga percaya gue.
S
K
I
PBel pulang berbunyi dan membuat para siswa berbondong bondong untuk keluar. Kini Moria berada di depan gerbang menanti supir pribadinya.
"Moria!" Teriak seseorang
"Siapa si?" Gue celingukan ke sana kemari tapi ga ada orang satupun dan gue cuma acuh.
"Moria!" Panggilnya sekali lagi
Dan ya orang itu Celsi dan Anasya, gue memutar mata malas saat mereka ngehampiri gue.
"Mau apa?"
"Dih jutek banget ya"
"Hmm" gue males ngeladeni ciwi ciwi cerewet kayak mereka, kenal aja engga, sksd bat dah.
Sksd *(sok kenal sok dekat yee) -author
"Ah mau pulang bareng?" Anasya nawarin pulang bareng dan gue cuma ngelirik sekilas.
"Jalan kaki, kebetulan rumah kita searah" lagi lagi ga bisa diem tu orang.
"Gue dijemput sama sopir gue dan satu, gue itu ga kenal sama lo berdua, jadi stop sok kenal sama gue, oh apa lo berdua mau temenan sama gue karna mau manfaatin duit gue, iya?, cih minta berapa lo?" Gue natep mereka sinis, gapapalah ya su udzon sama orang.
"Wihh bisa ngomong panjang lebar lo?, gue kira cuma satu kata dua kata doang haha" Anasya kayaknya nyebelin orangnya, tau ah sebel
Gue memicingkan sebelah alis gue, menatap mereka berdua bingung, segitu kekehnya mereka mau temenan sama gue,tapi maksud mereka apa deketin gue?
"Tenang Mo, kita berdua gamau ko duit lo,cuman mau ngajak lo temenan, ah bukan temenan, lebih tepatnya sahabatan." Kali ini Celsi yg bicara tidak lupa dengan senyum khas darinya. Manis
"Dan tujuannya kita berdua ngajak lo,karna kita ngeliat lo itu sendiri mulu,ga jenuh lo sama kesendirian?" Anasya emang ya bener bener kepo
"Hak lo apa ngomen kesendirian gue?" Sinis gue
"Bukan begitu, apa salahnya si kita berdua ngajak lo temenan?" Anasya sedikit emosi, dan gue ga perduli, sopir gue udah ngeklakson mobilnya, dan gue nyamperin.
"Fighting,jangan menyerah!" Celsi nyemangatin Anasya yg mukanya udah di tekuk.
"Hftt, susah banget ya temenan sama dia"
"Ada alasannya kali, makanya kita deketin dulu, toh niat kita baik, soalnya dia mirip banget sama adik gue" Celsi kembali menerawang masa lalunya.
"Duh gausah sedih lah" Anasya mengelus pundak sahabatnya.
Ya tujuan Celsi dan Anasya deketin Moria itu, karna Moria coppyan adiknya yg dikabarkan udah meninggal sewaktu SMP.
.
.Semenjak kejadian itu, Celsi sangat terpukul terlebih kedua orangtua nya. Adiknya menghilang selama bertahun tahun dan kasusnya sampai ditutup karena tidak kunjung ditemukan. Dan mendengar kabar kalau adiknya kemungkinan sudah tidak bernyawa. Terpaksa Celsi dan kedua orangtua nya harus merelakan Casua Dwi
Celsi yg tidak percaya memilih bungkam dan akan menemukan adiknya, tetapi usahanya gagal tidak satupun ia mendapat petunjuk tanda tanda keberadaan adiknya.
Dan pada saat itu, bertemu dengan seorang gadis berparas mirip sekali dg adiknya, Celsi mendekati guna ingin menghilangkan kesepian terhadap copyan adiknya itu. Tetapi sepertinya gadis itu menolak mentah mentah tanpa ia ketahui alasannya.
Tidak untuk Celsi, ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia ingin mencari tahu siapa sebenarnya Dia.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.*Maapken baru up yy😊
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT😘
KAMU SEDANG MEMBACA
why you?
RandomKejadian tragis yang membuat hidup seorang pria hampir gila karena selalu dihantui rasa bersalah. . . . . . . . . " Satu pilihan, kamu menikah dengannya atau kamu dipenjara!" "Aku tidak akan mau menikahinya!" "Kalau kamu tidak mau, dia akan menja...