2

50 5 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Jam istirahat berbunyi, kantin dipenuhi oleh semua siswa termasuk Elvan dan teman-temanya. Mereka duduk di pojok yg sudah menjadi hak milik mereka, yg biasanya disebut basecamp.

"Van lo ga makan?" Tanya Danio

"Kaga, lagi ga mood gue"

"Ah mood lo jelek mulu perasaan"

"Kenapa si van, cerita dong" timpal reno

"Gapapa, gue ada urusan, kalian aja yg makan" Elvan berdiri dari duduknya dan melangkah pergi tanpa melihat teman-temannya yg merasa bingung.

Mood Elvan memang sejak kemarin malam tidak baik, ia kembali ingat kejadian tragis itu tapi mencoba mencela pikirannya. Elvan pergi ke taman belakang, tempat biasa ia duduki dikala frustasi.

"Astaga kenapa kepikiran terus si muka cewe itu"

"Meninggal ngga ya?"

"Ahh kenapa gue kabur cobaaa"

Elvan mengusap wajahnya kasar dan menjambak-jambak rambutnya sehingga penampilannya terlihat sangat kacau.
Elvan merasa takut kedepannya akan bagaimana. Ia takut kalau saja kerabat wanita itu melacaknya, dan jika ia sampai ketemu maka ia akan masuk ke dalam penjara.

"Astaga jangan sampai, tapi gimana cara nyembunyiin nya??!!"

"Ahh, shit fuck!?!" Teriaknya lagi

. . . . . . . . . . .

Bunyi bel tanda masuk berbunyi, Elvan tetap pada pikirannya saat ini, ia enggan untuk masuk, terlalu malas untuk mengikuti mapel hari ini.

Elvan memejamkan matanya, mendalami setiap pemikirannya. Ia takut sangat takut, kalau orang tuanya tau dia menabrak seorang gadis dan tidak menolongnya maka akan diapakan dia?

Ddrtt ddrrtt

Hp Elvan bergetar, tertera nama Danio

📱~📱

"Apaan?"

"Woe lo di mana, udah masuk njing"

"Taman belakang, mager gue masuk kelas"

"Asu emang"

"Izinin gue, bilang aja gue sakit di uks!"

"G"

Tit tit tit.

"Brengsek!" Umpat Elvan yg mengetahui sambungan telponnya di matikan secara sepihak.

Kini Elvan terpaksa masuk ke kelas dengan penampilan kacau, ibarat ia seorang pecandu narkoba yg tidak mendapatkan stok.

Berjalan seolah tidak punya kekuatan menelusuri setiap koridor kelas, sebagian kelas sudah ada gurunya. Elvan terus berjalan tanpa memerdulikan sapaan adik kelasnya yg berpas-passan dengannya.

*kelas

Elvan langsung masuk tanpa mengetuk dan mengucap salam. Bahkan tidak memberi penjelasan kenapa ia telat.

"Hey main masuk-masuk aja!, darimana?!" Tanya buk Qinta sedikit membentak

"Ga dari mana-mana" Tukas Elvan dengan nada dingin yg mendudukkan diri

"Kamu tidak sopan sekali!"

"Kenapa buk?, ibuk bertanya bukan, sudah saya jawab, kenapa ibuk masih marah-marah??!" Kesal Elvan

"Kamu berani ngebantah?!?!" Bentak buk Qinta

Elvan salah orang jika ingin bermasalah, Buk Qinta adalah guru terdisiplin di sekolah ini. Wakil kepala sekolah dan ketua kedisiplinan sekolah.

Elvan hanya menatap buk Qinta malas, sesaatnya menenggelamkan kepalanya di tangan yg ia lipat di atas meja.

"Nanti kamu ikut ke ruangan saya setelah ini!!"

"Hmm" Elvan membalas dengan deheman

..................

*ruangan Kepsek

Kini Elvan berada di ruangan Buk Qinta. Ia hanya berdiri malas dengan menatap lantai, sedangkan buk Qinta menyatat entah apa itu, SPO atau apa??

"Ini kasih ke orangtua kamu!, besok jam 9 pagi sudah harus di ruangan saya!" Tegas buk Qinta

"Iyaiya, bawel amat dah!" Gumam Elvan

"Kamu ini benar-benar membuat saya naik pitam terus ya!" Buk Qinta menarik nafas kesal

"Yasudah, kamu boleh pergi"

Elvan meninggalkan ruangan tersebut dengan hasil membawa secarik SPO karena perlakuannya hari ini.
Tapi ia tidak akan memberi SPO tersebut kepada orangtua nya.

"Cih gatau siapa gue tu nenek cangkul" umpat Elvan sembari mengoyak-ngoyakkan kertas SPO tersebut dan membuangnya ke tong sampah.

Menyusuri koridor dengan bersiul tanpa ada beban yg sedang menimpanya.

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT😚

why you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang