10

6 1 0
                                    

Setelah mandi, Elvan turun dan di ruang makan ada Papa, Celvin, dan mamanya.

"Van cepetan napa, laper ni gue" Celvin memandang sinis adiknya itu

"Ye sabar napa!" Tak kalah sinis Elvan dan ia langsung duduk. Sedangkan mamanya mengambil nasi untuk suaminya.

Hening beberapa menit, hanya bunyi sendok yg beradu dg piring, Keluarga Carolline sedang menyantap makan malamnya tanpa ada gangguan sedikit pun.

Setelah siap menyantap, Elvan hendak berbicara untuk memberi tahu semua keluarganya kalau Elvan pernah berbuat kejahatan. Ya baginya itu kejahatan walaupun tidak disengaja.

"Em pah, mah, bang" ucap Elvan setelah meneguk air putihnya.

"Kenapa van?"
"Kenapa nak?"
"Kenapa lu?"

Ucap mereka serentak. Gue diem menunduk tanpa ingin memberi tahu kalau muka gue sekarang muka ketakutan dan penuh penyesalan.

"Ko diem si" Si celvin kepo banget sumpah, gue cuma ngelempar tatapan sinis dia, hanya untuk membuang rasa gugup gue.

"Elvan, katanya mau bicara, ada masalah?" Kali ini mama yg ngomong, sepontan gue menoleh ke mamah dg tatapan sendu.

"Mah, pah, bang, maapin Elvan ya"

"Iya ngomong dulu, ga usah bebelit belit" itu papa yg ngomong.

"Pah, 3 bulan yg lalu, sebelum Elvan kecelakaan karna balapan, sebenernya.." Elvan menarik nafas lalu membuangnya guna menetralkan suhu tubuhnya akibat ketakutannya, keringat bercucur di dahi, dan mama, papa, sekaligus Celvin melihat gue dg tatapan bingung.

"Sebenernya apasi Van" Celvin sudah tidak sabar mendengar penjelesan sang adik, adiknya ini benar benar bertele tele, sebenarnya apa yg mau dia sampaikan, kenapa sangat gugup dan kelihatan sangat takut.

"Sebenernya, pah, mah, bang, jangan marah dlu janji sama Elvan" ucap Elvan secepat mungkin.

"Aneh lo, bunuh orang lo ya jangan jangan" tuduh Celvin.

"Ngga! Gue ga pernah bunuh orang, apalagi itu cewe, dan dia masih idup, gue ga pernah sekalipun membunuh bang, lo jangan asal nuduh dong!!" Bentak Elvan, itu membuat Mia, Stevan dan Celvin melongo terkejut akibat pengakuan Elvan.

"Van, asal lo tau, gue cuma nanya dan ga sekalipun gue mau nuduh lo?!" Celvin berdiri dan menatap adiknya sinis.

"Maah, paah, kalian percaya kan sama Elvan, ga sekalipun mah pah"

"Van tapi kenapa kamu, bahkan itu bukan tuduhan, tapi, tapi kenapa kamu sangat takut?" Ujar Mia

"Elvan, sekarang papa minta, jelasin serinci rincinya dg jelas!" Sarkas papanya.

Kini Celvin kembali mendudukkan dirinya, dan mereka mulai mendengarkan penjelasan Elvan, Ya Elvan dirundung rasa bersalahnya, tapi walaupun mengakuinya, ia bakal tetep merasa bersalah.

"Waktu itu, Elvan baru pulang sekolah dan Elvan main ke rumah Reno, nah di sana kita kita main ps, di sana kita mabuk mabukkan pah, saat itu Elvan pulang dg mobil yg baru sebulan papa beliin, nah disitu Elvan ngebut, Elvan gatau bakal ada orang, Elvan nembus trotoar pejalan kaki, dan Elvan... hiks Elvan, hiks.. elvan menabraknya hingga terpental jauh, tubuh dia,,, tubuhnya sekarat, darahnya banyak banget dari kepalanya, terus,, terus dia minta tolong sama Elvan tapi dg bodohnya Elvan,,hiks Elvan gamau nolongin dia, dan Elvan memilih untuk pergi sebelum orang orang datang, dan beruntungnya di sana sangat gelap, sampai sampai, hiks hiks mobil sama platnya ga dikenal mungkin, dan waktu Elvan kecelakaan, Elvan seruangan sama dia Pah, mah,hiks hiks Elvan takut, sangat takut, bahkan hiks kemarin di supermarket Elvan menolong dia karna dia gabisa mengambil mie instan di rak tertinggi, terus elvan hiks hiks memarahinya karna gabilang makasih, dan dia ga ingat elvan sama sekali, Elvan seneng, tapi elvan takut, kalo dia sampai ingat dan,,,hiks hiks dan dia ngasih tau orang tuanya, maka,, maka elvan bakal dipenjara, Elvan hiks hiks gamau pa, ma, elvan blm siap bertanggung jawab, elvan masih mau sekolah, gamau dulu mendekam di penjara, hiks hiks elvan juga gamau buat malu keluarga Carolline kalo elvan di penjara gimana reputasi Carolline, usaha papa gimana??! Itu yg elvan takuti hiks hiks!!" Elvan menangis sesegukan menjelaskan kejadiannya. Sedikit lega tapi tidak akan pernah puas dg lega saat ini kalo elvan ga tangung jawab secara menyeluruh.

Kini Stevan memijat pelipis nya dan Mia menangis mendengarkan penjelasan dari anaknya, sedangkan Celvin, dia menatap nyalang adiknya, bagaimana bisa adiknya sebrengsek itu! Ya dia masih SMP tapi kenapa perbuatannya melebihi orang dewasa?!!.

"Bodoh!! Kenapa coba lo mabuk mabukkan ha!?" Teriak Celvin. Dia menghampiri adiknya dan menarik kerah bajunya.

"Kamu udah besar emgnya!, Papa mama cape cape besarin kamu, kamu seenaknya gada gue gada mama papa yg jarang di rumah, lo gunain semuanya buat mabuk mabukkan dan balapan iya?!".

"Gatau diri lo van, lo yg paling dimanja di sini, tapi kenapa lo yg buat mama papa kecewa?!,gue juga kecewa sama lo, ya lo harus tanggung jawab,ga perduli lo mau masuk SMA ato lo berenti, gada toleran, lo harus tanggung jawab, kalo perlu lo dipenjara!!" Teriak Celvin tepat di wajah Elvan.

"Bang, lo kenapa si, gue belum denger pendapat dari papa mama, kenapa jadi lo yg seolah lo kepala keluarga disini ha!" Tak kalah Elvan berteriak dan menunjuk nunjuk Celvin. Celvin tak terima itu dan dia memukul Elvan, dan sudut bibir Elvan sobek akibat pukulan kakaknya itu, ia meringis memegangi ujung bibirnya yg serasa ngilu.

"Celvin, Elvan!!" Teriak Stevan dg mata yg hendak keluar, sangat melotot, oh jangan lupa dg mata warna merah+airmata. Mama hanya memegangi dadanya yg terasa tersayat melihat kedua anaknya bertengkar.

"Celvin kamu duduk dan Elvan kamu juga!"

"Tapi pa" tukas Celvin

"Celvin!" Teriak papa

Mereka berdua pun duduk, jangan lupa Celvin melontarkan pandangan sinis andalannya ke adiknya.

"Van, kenapa baru cerita, udah berbulan bulan, apa kamu ga percaya sama mama,papa?"

"Bukan gitu pa, elvan hiks sangat takut"

"Papa mau, kamu nyari keluarganya anak itu dan kasih tau secepatnya sama papa, sebelum anak mereka ingat!" Sinis Stevan.

"Iii-iya pa"

Elvan menghampiri Mia yg masih syok.

"Ma, maafin Elvan ma, udah buat kalian kecewa, tapi sebenarnya ngga sama sekali ma, maafin Elvan hiks" Elvan bersujud di kaki Mia, Mia pun mengelus punggung anaknya.

"Udah bangun, gapapa, lagian udah jalannya, asal kamu tanggung jawab aja"

"Iya ma"

"Yauda, besok sekolah, kamu belajar abis itu tidur" perintah Stevan

"Dan kamu Vin, kamu jg besok harus Daftar di sekolah baru, SMA Nusa Galaxy nerima kamu, karna nilai kamu rata ratanya tinggi!" Pinta papa, Celvin cuma sedikit senyum kemudian kembali ke kamarnya.

****

Dan Elvan di kamarnya, menangis di meja belajar, mengacak ngacak rambutnya, mengusap kasar dan melempar semua barang yg ada di atas meja.

"Sialan!! maafi gue, siapa pun nama lo maafin gue hiks!!"

"Tapi kenapa si?harusnya lo hati hati dong!,jadinya gue ga nabrak dan buat lo koma!"

"Gue benci lo,bahkan kita belum kenal,tapi kenapa lo buat hidup gue ancur, stress karna mikirin rasa bersalah ini?!!"

"Harusnya lo gada di sana, dan harusnya jg gue ga mabuk!"

"Sumpah gue benci lo boncel brengsekk!!"

"Aagghh" teriak Elvan

.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT😘


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

why you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang