8

6 1 0
                                    

Hari ini hari minggu,dan berarti Moria akan bersantai santai di rumahnya, karna mamah papahnya sedang berada di Jerman untuk urusan bisnis.

Moria baru saja menyelesaikan rutinitas olahraga pagi dihari liburnya, kini waktunya untuk mandi dan sarapan.

Setelah mandi dan semua selesai, kini ia berada di dapur untuk melihat bahan makanan yg akan ia olah, ketika membuka kulkas ia mendecah

"Cih gada makanan gitu?!" Omel dia

"Udah laper banget masalahnya, mana semalam cuma makan dikit"

*Supermarket

Males banget gue suer, tiap gada orang tua pasti kek orang telunta lunta gembel.

"Ah mama papa kenapa si sering gada waktu buat gue?"

Karna kelaparan banget terpaksa gue pergi ke supermarket deket rumah gue, buat beli mie instan la, makan di sana enak juga pikiran gue.

Gue susah payah ngambil mie instanya, soalnya tumben tempatnya ditinggiin gini, udah tau gue boncel:) pegawai sini ga peka banget apa sama orang yg ketinggiannya ga maksimum kek gue? Cih

Waktu gue susah payah, ada tangan kekar panjang yg ngambil mie instan tersebut, dan memberikannya ke gue, otomatis gue terdiam, tapi dia nggeplak kepala gue pake mie, untung gue pake hoodie kan ya,jadi masih sedikit terlindungi

"Bengong aja lu, ini mienya!" Sarkas dirinya

Gue masih nunduk diam, malu gue ditolong orang ga di kenal, cogan ga si?

"Woi?!" Kali ini dia teriak, mungkin orang orang ngeliatin kita berdua, otomatis gue merebut mienya tanpa melihat muka dia dan langsung berlari untuk mencari cemilan lain tanpa berterimakasih kepadanya.

"Apaan coba tu orang, gatau diri banget!?" - ?

Gue melanjutkan mencari cemilan sama bahan bahan buat makan siang nanti, kali ini aku sarapan langsung makan mie di supermarket aja.

Setelah troli gue penuh, gue ke kasir buat bayar semua dan meminta tolong supaya mie gue diseduhin sekalian.

Gue menghela nafas

"Fiuh, cape juga belanja, kasian juga mama yg tiap bulan belanja banyak"

"Mba ini semua totalnya 300.000, kembaliannya mau permen ato receh? Tanya pegawai

"Ah permen ajala kak, mienya sekalian seduhin tolong ya kak, mau makan sekalian"

"Oke mba, ditunggu"

Beberapa menit pegawai supermarket datang membawa mie instannya.

"Mba silahkan dinikmati"

"Makasih kak" tanpa babibu gue langsung melahap cepat cepat, tanpa jeda, padahal panas+pedas woi, udah kebiasaan niru korea korea si, jadi b aja

Beberapa menit selesai, gue langsung cus pulang dengan belanjaan super banyak.

Waktu mau pulang, gue liat dua cowo lagi duduk sambil minum sekaleng bir, tapi gue hiraukan dan lanjut jalan, baru beberapa langkah melewati mereka tapi salah satu dari cowo itu teriak manggil gue. Sialan!

"Woi, tunggu!" Teriaknya

Seketika gue berenti tapi nunduk, takut gue sama suara sarkas nya

"Ye malah nunduk, kalo orang manggil ya ngerespon bego!"

"Maaf, tapi saya tidak ada urusan dengan kamu, saya buru buru" ketika gue hendak pergi tangan gue dicekal.

"Eh boncel, gatau diri ya lo! Udah gue tolongin, bilang makasih aja engga!"

Gue tetep nunduk sambil meremat plastik belanjaan gue, gue masih sabar.

"Tatap mata orang kalo orang lagi ngomong!" Dia membuka kepala hoodie gue dg paksa, sepontan gue melotot.

"Hei anjing! Jangan bikin gue marah ya! Gue ga minta lo nolongin gue! Dari tadi lo kok sewot sewot si sama gue, kalo mo nolongin orang tu yg ikhlas bego!?" Sarkas gue tak kalah sinis, kali ini kesabaran gue gabisa gue batasi, dia? Dia cuma bengong dg mimik muka yg sulit di terka. Ada apa dgnya, tadi seolah supermarket ini punya dia!

"Euungg, ngg - ngga papa, uddd- udah ll-lo lanjut aja ppp-pulang" gugupnya, dia tidak melihat mata gue, bahkan kini dia mendunduk dalam.

"Hei kenapa nunduk, tadi seolah olah dunia ini milik lo!" Gue mundur dan membalikkan badan untuk pergi ninggalin cowo galak+so soan

"Dan!! Danio!!" Elvan berlari menghampiri sahabatnya yg sedang makan cemilan.

"Apasi van, kenapa?" Danio melihat Elvan dg tatapan bingung, sahabatnya ini tegang, dg mimik muka ketakutan.

"Ttt-tadi gg-gue"
"Ah sialan, kenapa gugup si!"

"Tarik nafas buang, setelah itu ngomong" pinta Danio

Elvan mengikuti tempo Danio.

"Dan, cewe boncel yg gue tolong di dalem tadi dan yg gue marahin tadi karna ga bilang makasih, itu cewe,,, cewe yg pernah gue tabrak!" Teriaknya

"Elvan, jangan keras keras, kalo orang denger gimana bego!" Danio geplak kepala Elvan

"Aw, woi sakit fakyu!!" Elvan memegangi kepalanya

"Aduh Van, seharusnya lo hati hati, masa lo ga kenal si sama cewe itu, harusnya lo hati hati goblok!"

"Gimana mau tau?! Dia tadi pake hoodie dan kepalanya di tutupin"

"Hmm"

"Jadi gue harus gimana?!!"

"Kayanya dia ga kenal lo, dan kejadian yg nimpa dia"

"So tau lo! Tau dari mana?!"

"Biar gue tanya, waktu lo nabrak dia dia liat muka lo ngga?"

"Liat, cuma dia sekarat banget, ga tega gue,makanya langsung tancap gas gue"

"Nah kemungkinan besar, kepalanya terbentur kuat banget, jadi kek amnesia kejadian gitu, apala namanya gatau gue" jelas Danio

"Tapi Dan, kalo suatu saat dia inget, gue harus gimana?!" Danio ga tega liat muka Elvan yg ketakutan dan penuh penyesalan.

"Kalo lo gamau dia tau duluan, lo harus jujur sama nyokap bokap lo, dan tanggung jawab sama keluarganya, semua ada jalan bro" Danio menepuk nepuk punggung Elvan

"Hfft, gue pikirin lagi, ga tahan juga gue sama kesalahan gue ini"

"Oke, pasti gue bantu ko"

"Thanks, yuk la, udah mo siang".

.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

*Maapken baru up yy😊
*Semenjak corona banyak bet tugas:')

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT😘


why you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang