4 | hati-hati di jalan

10.1K 911 79
                                    


"NDA, woy! Kebo!"

Keesokan paginya, Nunung mengguncang-guncangkan tubuh temannya yang masih bergelung di bawah selimut. Padahal sudah hampir jam enam!

"Nggak bangun sekarang, ntar kita tinggal, loh!"

"Kita?" Yang dibangunkan terpaksa menyipitkan mata. Merasa aneh melihat Nunung sudah ada di rumahnya di pagi buta.

"Cepet siap-siap! Aku bawa nasi kuning."

Sambil merem, Anda pasrah saja diseret ke kamar mandi.

"Cepetan! Aku turun duluan ke bawah. Mau lihat sixpack! Awas mandi kelamaan, nggak kita tungguin. Naik angkot atau bus sana, biar telat!"

Ugh.

Anda nggak menggubris ocehan temannya, mendudukkan bokong ke atas closet.

Dia baru bisa merem jam dua pagi gara-gara dirubung nyamuk.

Jadi, selesai mandi petang kemarin, dia tidak sengaja menumpahkan parfum di karpet. Terpaksa dia buka pintu dan jendela balkon lebar-lebar biar baunya berkurang. Eh, kamarnya malah jadi sarang nyamuk.

Saat dia akhirnya berhasil menemukan Baygon di salah satu kabinet bawah dapur, badannya sudah terlanjur bentol-bentol semua!


~


Saat Anda turun, terlihat Nunung duduk sendirian di meja makan.

Di depannya sudah ada rantang nasi kuning dengan lauk lengkap.

"Banyak amat? Ada syukuran di rumah?" tanya Anda.

Nunung mendengus. "Sengaja beli, tau! Buat ucapan terima kasih, karena semalam udah mau direpotin."

"Tapi aku nggak makan nasi."

Nunung melotot. "Ya udah, nggak usah minta! Buat aku, Devin, sama Gera aja!"

Anda tertawa pelan melihat muka tersinggung temannya, segera menarik salah satu kursi.

Nggak apa-apa deh sekali-kali sarapan karbo. Semoga nggak bikin ngantuk di kelas. "Kok tau, ada Gera di sini?"

Anda mengoper piring kosong, dan Nunung menerimanya.

"Tuan rumahnya kan bukan situ doang. Sebelum ke sini, aku telpon Devin dulu, lah. Nanya, mau dibawain makan atau enggak, terus ada siapa aja di rumah." Kemudian cewek itu memelankan suara hingga nyaris berbisik. "Terus, terus, Gera nginep di sini dalam rangka apa?"

"Listrik rumahnya korslet, kalau nggak salah."

"Widiiih, bakal lama, nggak? Boleh kali, aku nginep di sini juga selama ada dia. Aku bayar sewa, deh."

"Dih!" Anda memutar bola mata melihat temannya itu mesam-mesem penuh harap. Padahal udah punya pacar, masih aja kecentilan!

"Kalau tiap pagi lihat orang ganteng berenang, bisa-bisa aku langsung juara paralel, karena jadi semangat belajarnya."

"Mimpi aja."

"Serius! Biasanya aku nggak semangat berangkat sekolah, pagi ini semangat empat-lima."

Anda geleng-geleng kepala. Nggak mau ketularan sinting. "Oh ya, belum ambil minum? Mau dibikinin teh?"

"Nggak usah, air putih aja." Nunung menjawab sambil menopang dagu. Duduknya sengaja ditegakkan, sok cakep menunggu sasarannya keluar kamar. Soalnya kalau mulai makan duluan, takut selesainya kecepetan.

Priit, Kartu Merah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang